.
.
.
.
.
.Setra
Besok siang aku ada kuliah, dan paginya ada praktikum mata kuliah pemuliaan tanaman. Teringat tugas kelompok kemarin, aku berinisiatif untuk mengajak mereka untuk meulai mendiskusikan mengerjakan tugas. lumayan kan kalo udah selesai ngurangin beban dikepala, pikirku.
Setra
Guys, tugas mau dikerjakan kapan ? cepet kerjain yu. 07:00
Author
Setelah memberi pesan kepada teman-teman di grup, Setra mengulang beberapa materi untuk kuis saat praktikum kemudian bersiap menuju kampus. Setibanya depan lab dia bersiap mengenakan jas lab. Sesaaat sebelum mengambil jas lab dia memeriksa ponselnya untuk melihat chat tadi apakah sudah dibalas atau belum. Diterlusurinya kolom chat itu ternyata belum ada jawaban.
Setra
Guys, tugas mau dikerjakan kapan ? cepet kerjain yu. 07:00
Read by 5
Sebenarnya kejadian seperti ini sudah sering dan memang sepert itulah grup chat jaman sekarang, hanya untuk jadi bacaan saja. Dunia berubah seiring dengan berjalannya waktu, tren dan pola kehidupan sudah mulai berbeda. Manusia kini bergerak sangat dinamis dalam berbagai aspek karena bantuan gadget dan jaringan internet. Mereka yang jauh terasa jadi dekat, mencari informasi, berita dan kebutuhan lainnya dapat dipenuhi hanya dengan jentikan jari. Fenomena yang tak asing dikehidupan masa kini yang dapat dijadikan contoh adalah ojeg. Semula mereka harus dicari, kini cukup dengan jentikan jari didukung jaringan internet ojeg akan datang ke lokasi pemesan.
Wow!. Dengan penuh rasa kagum, ternyata semua sudah serba mudah. Bahkan melukai perasaan orangpun semakin mudah. menggunakan gadget ini harus dilakukan secara bijaksana, karena gadget layaknya pisau bermata dua. Sisi pertama, jika digunakan dengan baik keuntungan akan kita peroleh, namun sisi lianya bisa menimbulkan kekacauan jika digunakan secara sembarangan dan berlebih. Dan fenomena menyakiti orang dengan mengabaikan pesannya kini merupakan hal yang biasa. Alangkah bainya jika seseorang bertanya entah dala media sosial atau secara langsung itu dijawab.
Selang beberapa jam setelah praktikum usai, Setra kembali memeriksa ponselnya dengan harapan ada respon dari rekan satu kelompoknya. Naas, kejadian seperti tadi kembali menimpanya. Wajah yang terlihat lelah jadi semakin jelas. Sebenarnya kejadian ini sudah sering terjadi dan bodohnya knapa terus diperiksa jika hasilnya sama. Tak mau ambil pusing dia berjalan ke kantin untuk membeli sarapan, karena tadi berangkat dengan terburu-buru menuju kampus.
Sembari menunggu pesanan dikantin, terlihat rekan satu kelompoknya sedang berjalan dengan menghadap ponsel. Seketika rasa sebal langsung hinggap dihatinya, karena melihat kejadian itu. Lah dia kenapa chat aku daritadi ko nggak direspon padahal dia pengang ponsel, batinya. Selang beberpa menit setelah teman satu kelompoknya lewat di gedung kantin, ada lagi yang mucul dengan kondisi yang hampir sama dengan sebelumnya. Arghh , ini lagi kenapa dia juga sama, apa chat aku gapenting ya ?, batinya lagi.
Pagi yang kurang menyenangan ditambah kondisi lapar dan dihiasi dengan teman yang apatis dengan tugas, memang jadi serangan yang cukup bertubi-tubi untuk menghancurkan mood seseorang. Ah bete, itulah kata yang terlintas dibenaknya saat itu. Durasi waktu hari ini lama-lama semakin berkurang, memikirkan kejadian tadi hanya akan membuang waktu dan energi. Setelah selesai sarapan dia membayar makanan yang dipesannya tadi kemudian pergi menuju ke perpustakaan untuk mencari ketenangan sejenak dengan diselingi membaca buku pendukung kuliah.
Setibanya di lokasi setra mengeluarkan KTM , ponsel dan beberapa barang yang mungkin akan dia butuhkan saat nanti, kemudian tasnya diletakan di locker perpustakaan. Selang beberapa detik setelah menyimpan tas di locker, sebelum absen di kompter, rekan ketiga muncul tepat disampngnya dan melihat Setra tanpa memberikan sapaan dan dia pergi dengan buru-buru.
Berniat memperbaiki mood justru kejadian itu malah menambah kekesalan dihari itu. Tiga kali melihat manusia yang diem-diem bae terhadap urusan tugas, membuat bernafas panjang. Hari yang penuh keluh kesah dan kelas tinggal setengah jam lagi. Berusaha memperbaiki mood dia pergi ke toielt dan membasuh mukanya untuk menenangkan diri dan menatap dirinya. Beberapa menit dia menatap cermin yang ada di toilet dan kembali membasuh mukanya kemudian pergi dengan wajah basah menuju kelas.
Tiba dikelas terlihat ruangan nampak masih sepi tak ada manusia disana hanya ada bangku-bangku yang berderet rapi disana. Suasannya cukup tenang dan damai membuatnya agak bosan dan akhirnya dia memutuskan untuk memeriksa kembali ponselnya. Dan sesuai dugaan, ternyata masih belum ada jawaban.
Setra
Guys, tugas mau dikerjakan kapan ? cepet kerjain yu. 07:00
Read by 7.
Sialan!, batinya.
================================
Untuk Pembaca yang saya Hormati,bila ada kritik dan/ atau saran, silahkan berikan di kolom komentar, saya sangat terbuka.
Jangan lupa untuk menekan bintang setelah membaca.
Regards
Deyus
KAMU SEDANG MEMBACA
Konflik Batin
General FictionKetika hidup berdampingan kadang membuatmu merasa sulit karena tekanan. Tapi tekanan saat sendirian jauh lebih menyakitkan. Kadang hidup dihadapkan pada situasi yang membuat hati nurani dan logika tidak sepakat dalam apapun. Diluar nampak seperti b...