Chapter 15 - Misunderstanding

5.9K 204 14
                                    

Sorry guys baru mulai update lagi nih. Gak sabar yah sama ceritanya?
Cuma mau ngasih tahu aja kalo biasanya aku update ceritanya perminggu, itupun kalau lagi tidak sibuk.
Jadi kalau misalnya agak lama maafin yah karena Author juga punya banyak kegiatan lain di luar ini.
......

Soundtrack : Black Atlass & Jessie Reyez - Sacrifice
❤️Happy reading❤️

🌃 New York City 🌃

"Sialan!! Kenapa tidak diangkat-angkat??" gumam Edmond masih menatap handphonenya. Sejak dua hari yang lalu setelah beritanya tersebar di publik, dia mencoba menghubungi Chamille dan mengirimkan pesan tetapi hasilnya selalu nihil.

Suara gemelutuk heels pada lantai terdengar. Begitu pula langkah yang anggun namun mantap. Sosok bertubuh tinggi dengan rambut berwarna auburn terlihat memasuki ruang kerja Edmond, dia bahkan membiarkan dirinya menjadi pusat perhatian karena hal itu sudah sering terjadi dalam hidupnya.

Edmond tidak menoleh kearahnya, dia sendiri masih berkutat dengan handphonenya karena sudah tidak peduli dengan sosok yang masuk ke ruangannya tanpa permisi ataupun mengetuk pintu.

"Bisakah mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk?" ucap Edmond dengan datar tapi tidak menatap wajah sosok itu.

"Sejak kapan kamu melarangku untuk masuk ke sini?" tanya sosok itu.

Edmond meletakkan handphonenya di atas meja kemudian menatap wajah sosok itu, "Apa yang sedang kamu lakukan di sini, Audrey?"

"Aku hanya ingin bertemu denganmu," ucap wanita itu yang bernama Audrey berjalan seraya memutari meja Edmond.

"Apakah kamu tidak bisa lihat kalau aku sedang sibuk?" ucap Edmond menunjukkan sebuah berkas yang menumpuk di mejanya. Sebenarnya Edmond tidak sibuk, berkas-berkas itu bisa dia baca nanti hanya saja dia malas berurusan dengan Audrey.

"Aku tahu kamu, Ed. Selalu saja mengalihkanku dengan pekerjaanmu itu," ucap Audrey. Dia sudah berada di samping Edmond dan mengusap halus bahunya kemudian turun sampai di lengan berototnya.

"Kau sudah membuat banyak masalah, Audrey," ucap Edmond melepaskan tangan Audrey dari lengannya.

Wanita itu mendengus. Masih tidak menyerah, Audrey langsung duduk dipangkuan Edmond dan mereka saling berhadapan. Edmond menatapnya dengan tatapan yang tidak dapat dimengerti. Audrey masih mencoba menggodanya seraya melingkarkan kedua tangannya di lehernya sambil berbisik di telinganya, "Aku yakin kamu masih menginginkanku."

Ketika tangan Audey ingin mengusap rahang kokohnya dengan cepat Edmond mencekal tangannya kemudian mendorong tubuhnya agar turun dari pangkuannya.

"Hentikan semua ini!!" ucap Edmond dengan dingin. "Aku sudah menuruti kemauanmu untuk menemanimu menghadiri acara The Harper's Bazaar dan berbelanja. Apakah itu tidak cukup?"

Mereka berdua berdiri saling berhadapan dengan jarak yang tidak terlalu dekat. Sambil mengusap rambutnya dengan kasar, Edmond berjalan melewati Audrey menuju mini bar yang ada di ruangannya. Dia menghiraukan Audrey yang masih diam berdiri di samping meja kerjanya lalu menuangkan Bourbon di gelas kristalnya dan langsung menenggaknya habis.

"Kamu memang benar-benar pria bajingan!!" ucap Audrey dengan membentak.

Edmond meletakkan gelasnya sedikit kasar hingga menimbulkan suara membuat Audrey kaget kemudian dia menatapnya dengan tajam, "Setidaknya aku tidak meniduri rekan bisnisku sendiri dan mengorek-orek hasil kekayaannya," sindir Edmond kepada Audrey.

My Desire Of My MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang