Hyun Neim mengacak rambutnya gusar. Ia tidak nyaman rasanya jika seperti ini, membawa barang berharga milik orang lain yang bahkan tidak ia kenal, itu sungguh membuatnya tak nyaman. Seharusnya waktu itu ia tidak perlu mengambil dompet itu dan membiarkan barang berharga itu di kursi taman, jika ia lakukan itu mungkin orang lain yang akan mengambilnya dan ia tak perlu repot-repot mengembalikan dompet tersebut pada sang pemilik.
Well, Hyun Neim sudah dua kali melihat pria pemilik dompet tersebut dan ia juga gagal dua kali mengembalikan dompet itu.
Nyatanya hidup itu tak selalu mudah, bahkan hanya untuk mengembalikan sebuah dompet pada sang pemilik saja rasanya susah sekali.
Hyun Neim menghela nafas, tangannya meraih sebuah benda persegi panjang yang tipis dan berlayar, kemudian ia mencari nama kontak seseorang dan menghubunginya.
"Yeobseo" ucap seseorang di seberang telepon.
"Hyura, kau di rumah? "
"Ne, aku di rumah, wae?"
"Aku akan ke rumahmu sekarang juga,tunggu aku ya" belum sempat Hyura menjawabnya, Hyun Neim langsung memutus panggilannya. Hyun Neim langsung keluar dari kamarnya,ia menghampiri ibunya terlebih dahulu untuk berpamitan.
"Eomma, aku mau ke rumah Hyura dulu" Hyun Neim menghampiri ibunya yang sedang terlihat sibuk di dapur, sepertinya wanita itu akan membuat kue, entahlah, yang jelas Hyun Neim melihat ada beberapa bahan pembuat kue di atas meja.
"Kau tidak bekerja?" tanyanya ketika melihat Hyun Neim memakai pakaian santai.
Hyun Neim menggeleng, "hari ini aku kerja sore eomma"
Lantas hanya dibalas anggukan oleh Ibu Hyun Neim, itu tandanya ia mengijinkan.
"Aku pergi dulu eomma" pamit Hyun Neim seraya mengecup lembut pipi ibu nya, ia memang selalu bersikap manis pada wanita yang telah melahirkannya itu.
"Hati-hati"
~ΦΦ~
Dan disinilah Hyun Neim berada, duduk di sofa empuk yang terdapat di ruang tengah rumah Hyura, ditemani dengan beberapa camilan juga tentunya.
Bukan hanya berdua, tapi mereka juga bersama seseorang yang sudah lama tak mereka lihat.
Setelah beberapa menit yang lalu Hyun Neim sampai di rumah Hyura, dirinya benar-benar dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang dulu sangat dekat dengannya dan Hyura, ia sangat merindukan sosok itu. Eun Hee Mira. Teman SMA Hyun Neim dan Hyura dulu. Tak sangka mereka akan bertemu kembali.
Hyura tak sengaja bertemu dengan Mira di salah satu cafe yang sering ia datangi, awalnya ia ragu kalau orang yang ia lihat itu adalah teman SMA nya dulu, karena bagaimanapun juga penampilan wanita itu sedikit berubah dan wajahnya di beri sapuan make up, padahal dulu Mira tak begitu suka mengenakan make up, jadinya ia terlihat agak sedikit berbeda, namun Hyura jadi yakin bahwa wanita itu memang benar Mira teman SMA nya setelah ia melihat tanda lahir yang berupa bintik hitam kecil di bawah mata wanita itu. Jadi ia tak ragu untuk menghampirinya, dan benar, itu memang Eun Hee Mira teman SMA nya dulu, mereka berdua saling berpelukan dan melepas rindu disana, mereka juga sempat mengobrol sebentar hingga akhirnya Hyura mengajak Mira ke rumahnya, tentunya ia juga ingin mempertemukan Mira dengan Hyun Neim. Dan ya, sebelum Hyura menghubungi Hyun Neim, wanita itu sudah lebih dulu menelfonnya mangatakn akan datang kerumahnya.
Hyun Neim senang bukan main ketika matanya menangkap kehadiran Mira di rumah Hyura. Hyun Neim tak pernah mengira jika ia akan bertemu dengan Mira secara tak sengaja dan tak terduga seperti ini. Terkadang, ketidak sengajaan itu lebih menyenangkan dan berkesan daripada kesengajaan.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Hyun Neim, ia masih tak menyangkan bisa bertemu Mira hari ini.
"Seperti yang kau lihat, aku baik" Mira mengulas senyum, tak bisa dipungkiri, ia juga sangat senang bisa bertemu dengan Hyura dan Hyun Neim. Teman SMA yang banyak memiliki kenangan bersamanya dulu.
"Woahh, kau bahkan terlihat semakin cantik" puji Hyun Neim. Ia mendapati beberapa perubahan pada Mira.
Hyura mengangguk setuju, "eumm, aku hampir tidak mengenalinya saat di cafe tadi, tapi untungnya tanda lahirmu itu masih ada dan membuatku yakin jika itu adalah kau" ucap Hyura.
Mira hanya terkekeh mendengar apa yang dikatakan oleh kedua temannya.
"Jadi, bagaimana rasanya kuliah di London nona Eun Hee Mira?" tanya Hyun Neim antusias.
Yeah, jadi sejak lulus SMA mereka berpisah karena Mira memilih melanjutkan pendidikannya di London, itu memang menjadi impiannya sejak dulu. Jadi tak heran juga jika penampilannya sekarang terlihat sedikit seperti orang barat, namun wajahnya tetaplah khas wanita korea.
"Aku menikmati kuliah disana. Kalian tahu? aku menemukan banyak pria tampan disana" ucap Mira diiringi kekehan.
"Heol. Seharusnya kau memberitahu aku jika disana banyak pria tampan, kalau aku tahu tentang hal itu mungkin aku akan menyusulmu kesana" canda Hyun Neim.
"Aku yakin pria disana tak setampan Jungkook" kini Hyura yang berbicara, yang membuat Hyun Neim memutar bola matanya malas.
Mira mengangkat kedua alisnya, "Jungkook?" tanya Mira penasaran, ia sungguh tak tahu apa-apa. Sejak dirinya kuliah di London, lima bulan setelahnya ia sudah tak pernah lagi berkomunikasi dengan Hyura dan Hyun Neim, walau hanya sekedar menanyakan kabar pun tidak pernah, saat itu ponselnya hilang, jadinya ia kehilangan kontak kedua temannya.
"Seorang pria yang menggantung perasaanya" jawab Hyun Neim dengan tampang tak berdosa.
"Ya! Ya! Jangan sembarangan" protes Hyura tak terima dengan apa yang Hyun Neim katakan.
"Wae? Kenyataannya memang begitu kan?"
Hyura mendengus, "diamlah, kau tidak tahu apa-apa" ia kesal, sungguh.
Sementara Mira hanya menatap kedua temannya dengan tatapan bingung, penuh rasa penasaran. Dirinya sungguh tak tahu apapun.
"Siapa tadi namanya? Jung ... Jungkook ya? Jadi dia itu kekasihmu?" pertanyaan itu dilayangkan oleh Mira pada Hyura.
Hyura menggeleng, "kami hanya dekat, mungkin hubungan kami terlihat seperti orang yang berpacaran, tapi ... nyatanya tidak" Hyura menghela nafas kasar.
"Sudah berapa kali aku bilang, sebaiknya kau mengatakan perasaanmu padanya, karna kegengsian mu itu kau jadi digantung kan, memang apa salahnya sih mengatakan duluan" Hyun Neim mencibir.
"Kau tidak mengerti Hyun Neim, aku tidak mau menjatuhkan harga diriku, itu mahal, kau tahu"
Namun Hyura tetaplah Hyura, ia tidak akan mau melakukan hal yang bisa membuat harga dirinya jatuh begitu saja, apalagi menyatakan perasaan lebih dulu, itu memalukan baginya, karena itu adalah tugas laki-laki, seharusnya pihak laki-laki lah yang mengatakan perasaannya lebih dulu.
Agar tidak berkelanjutan, Mira mengakhiri pembicaraan tentang Jungkook Jungkook itu. Itu hanya akan menimbulkan perdebatan antara dua temannya itu, terlebih ia juga tidak tahu orang yang mereka bicarakan.
Pada akhirnya mereka membicarakan masa-masa SMA yang membahagiakan, mengingat hal-hal yang pernah mereka lakukan dulu.
Sungguh, membicarakan masa-masa saat SD, SMP maupun SMA itu adalah topik pembicaraan yang sangat menyenangkan dari apapun.
Next »»»
KAMU SEDANG MEMBACA
I Fell On Your Charm [REVISI]
RomanceLee Hyun Neim tidak mengerti bagaimana cara kerja hati dalam memilih seseorang untuk dijadikan sebagai objek yang dicintai. Hyun Neim tidak tahu, apakah pada akhirnya hati akan selalu benar meski otak merasa menjatuhkan pilihan pada objek yang salah...