Bagian 5

2.4K 243 14
                                    

"Sudah mengembalikan dompetnya?"

Hyura bertanya kala melihat Hyun Neim mendekat dengan dua mangkuk yang berisi sereal yang ada di tangannya.

Hyun Neim memberikan satu mangkuk untuk Hyura. Menonton drama sambil menikmati semangkuk sereal bukanlah hal yang buruk. Supaya tidak makan snack berjenis keripik terus.

"Sudah."

"Kapan?"

"Kemarin"

"Bagaimana kau bertemu dengannya?"

Hyun Neim memasukkan sesendok sereal kedalam mulutnya sebelum akhirnya berucap, "bertemu di taman saat aku olah raga."

Mendengarnya, Hyura lantas hanya mengangguk.

"Ternyata dia orangnya cukup menyenangkan." Hyun Neim kembali berucap.

"Nugu?" tanya Hyura di sela-sela kunyahannya, matanya tak teralihkan dari televisi di depannya.

"Jimin."

"Kalian berkenalan?" tanya Hyura lagi.

Hyun Neim mengangguk, "eum, kami bahkan mengobrol. Tak kusangka bisa  akrab secepat itu dengannya. Kau tahu? Dia benar-benar tampan dan manis." ucapnya dengan intonasi biasa, tak menunjukkan tanda-tanda ia suka ataupun semacamnya. Ia hanya mengatakan apa yang ia lihat.

"Jangan bilang kau tertarik dengannya." selidik Hyura tiba-tiba.

Mendengar penuturan Hyura, membuat Hyun Neim sontak membawa atensinya pada wanita itu, merasa tak setuju dengan apa yang ia katakan barusan.

"Jangan sembarangan, mana mungkin aku langsung tertarik dengannya sementara aku baru kenal tadi."

Hyura berdecak pelan, "kau ini bagaimana. Kau lupa? Ada yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama."

Ck. Anak ini kebanyakan nonton drama atau bagaimana?

Pun ucapan Hyura membuat Hyun Neim memutar bola matanya malas. "Hal semacam itu tidak berlaku dalam diriku."

Mungkin banyak orang yang percaya dengan yng namanya jatuh cinta pada pandangn pertama, tapi menurut Hyun Neim itu sungguh tidak masuk akal. Bagaimana seseorang bisa langsung jatuh cinta pada orang yang bahkan belum ia tahu bagaimana kepribadiannya? Itu jelas agak sedikit tidak masuk akal bukan? Dan juga, menurut Hyun Neim, jatuh cinta tidak segampang itu.

Mungkin, di luar sana ada orang mengatakan jatuh cinta pada pandangan pertama karena melihat wajahnya yang rupawan. Tapi sungguh, itu bukan cinta melainkan hanya rasa kagum akan sesuatu dalam diri orang tersebut.

Dan Hyun Neim, mengakui kalau Jimin itu memang tampan juga manis. Tapi bukan berarti ia langsung tertarik dengan pria itu. Ia hanya mengakui sebuah fakta mengenai kondiai fisik Jimin.

"Ya kan siapa tahu. Lagipula tak ada salahnya juga jika kau tertarik padanya, aku akan mendukungmu. Kasihan juga melihatmu sendiri terus."

Oh, itu mengejek atau bagaimana?

"Tak perlu mengurusku, lebih baik kau fokus saja mengurus hubunganmu dengan Jungkook yang tidak ada kepastian itu."

Perkataan Hyun Neim sukses membuat Hyura melayangkan tatapan tak suka, ia kesal.

"Kenapa jadi membawa-bawa hubunganku dengan Jungkook sih?"


~ΦΦ~


Hari ini Jimin memutuskan untuk mapir ke coffee shop milik Hyun Neim. Tungguh dulu, ia datang bukan karena tahu pemiliknya adalah wanita yang menemukan dompetnya, walaupun ia tak tahu jika wanita itu adalah pemiliknya, ia akan tetap datang lantaran kedai itu memang sudah menjadi tempat favoritnya membeli kopi, rasa kopinya yang benar-benar nikmat di lidah membuatnya ingin datang setiap hari.

I Fell On Your Charm [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang