Hyun Neim Pov
Aku sangat membenci suasana canggung. Rasanya seperti sedang tersesat ditengah hutan dan tidak tahu arah untuk keluar, bedanya sekarang aku sedang tersesat dalam sebuah lingkaran rasa canggung yang terasa sedikit menikam, aku tidak tahu bagaimana caranya untuk segera kabur dari sini.
Aku meremas tanganku yang kuletakkan diatas paha, netraku menyorot wanita cantik dengan tampilan elegan yang tengah duduk dihadapanku saat ini, aku juga menyempatkan diri untuk melirik Jimin. Pria itu malah ikutan diam, seperti tidak ada niatan sama sekali untuk bicara atau setidaknya mengenalkanku pada wanita yang ada dihadapanku ini. Ck. Apa dia tiba-tiba bisu?.
"Ah, kenapa suasananya jadi canggung begini?" Akhirnya Jimin bersuara. Dan hei! Dari tadi pria itu kemana saja?!
"Yuria kenalkan ini Hyun Neim, dan Hyun Neim ini Yuria. " ujar Jimin sembari mengarahkan tangannya brgantian kearahku dan wanita yang ada dihadapanku.
Aku mengulurkan tanganku lebih dulu, memilih untuk menarik sisi ramahku. "Lee Hyun Neim." kataku menyebut nama.
"Kim Yuria. " ujarnya tak kalah ramah. Bisa kulihat segaris senyum tecipta pada wajah cantiknya. Akupun ikut memberi senyum ramah.
Ternyata wanita ini jauh lebih cantik jika dilihat wujud aslinya dari pada foto yang kulihat pada wallpeper ponsel milik Jimin. Sekarang aku tidak heran mengapa Jimin bisa begitu menyukai Yuria. Wanita ini hampir menyerupai bidadari.
"Kalian berdua sedang apa disini?" Yuria bertanya padaku dan Jimin.
Entah kenapa aku merasa pertanyaan itu seperti sebuah penghakiman. Kuharap Yuria bukan wanita yang mudah salah paham, apalagi cemburuan, bisa mati aku kalau sampai dia mengira aku dan Jimin ada apa-apa.
"Baru selesai olahraga. " Jimin yang menjawab.
"Berdua?"
Oh oke, pertanyaan itu terasa lebih menyeramkan ditelingaku.
"Iya." Lagi-lagi Jimin yang menjawab, dia terlihat begitu santai.
Kulihat wajah Yuria juga nampak santai, tapi siapa yang bisa menjamin kalau hatinya juga sesantai wajahnya?
Baiklah, aku memang tidak tahu yang sebenarnya, seharusnya aku tidak boleh menilai seseorng dari luarnya saja. Tapi apa boleh buat, spekulasiku datang tanpa permisi.
"Kalian sudah berteman lama? Kau tidak pernah memberitahuku tentang Hyun Neim, Jim." Kata Yuria, intonasinya begitu tenang.
"Belum lama. Aku mengenalnya karena dia pernah menyelamatkan barang berhargaku." Balas Jimin sembari menegakkan punggungnya.
Kulihat kedua alis Yuria terangkat. "Barang berharga?"
Aku menoleh kearah Jimin lagi. "Dompetku pernah hilang di taman tempatku berolahraga, dan kebetulan sekali Hyun Neim yang menemukannya." jelas Jimin.
Aku tidak tahu harus mengatakan apa disini. Jadi aku hanya mendengarkan mereka bercakap.
"Kau kenapa bisa ada disini, Yu?" Jimin bertanya pada Yuria.
Yuria menyelipkan rambutnya kebelakang telinga. "Kebetulan lewat, dan aku tak sengaja melihatmu disini, jadi aku berhenti." Jelasnya.
"Mau kubelikan minum?" Tawar Jimin.
Kulihat Yuria menggeleng.
Dan aku merasa semakin canggung disini. Seperti terkacangi. Ck. Aku tidak suka dengan suasana seperti ini.
Aku beralih menatap Jimin, memberi isyarat bahwa aku ingin pulang sekarang juga.
Seolah mengerti dengan maksudku, Jimin kemudian berujar. "Hyun, kau mau pulang sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Fell On Your Charm [REVISI]
RomanceLee Hyun Neim tidak mengerti bagaimana cara kerja hati dalam memilih seseorang untuk dijadikan sebagai objek yang dicintai. Hyun Neim tidak tahu, apakah pada akhirnya hati akan selalu benar meski otak merasa menjatuhkan pilihan pada objek yang salah...