Hyun Neim akhirnya bisa bernafas lega setelah berhasil mengembalikan dompet pada pria bernama Park Jimin. Rasa tak nyaman karena membawa barang berharga milik orng lain itu akhirnya lenyap juga.
Jadi begini, tadi Hyun Neim bertemu dengan Jimin di taman itu lagi, rupanya pria itu memang suka datang untuk berolahraga di hari minggu. Beruntung Hyun Neim juga membawa dompetnya tadi. Maka tanpa pikir panjang ia segera menghampiri Jimin yang tengah beristirahat, kemudian menjelaskan bagaimana ia bisa menemukan dompet pria itu.
Dan disinilah mereka berakhir, di sebuah kedai yang lokasinya tak terlalu jauh dari taman tempat mereka ber olahraga.
Keberadaan mereka disini dilatar belakangi oleh Jimin yang ingin mentraktir Hyun Neim sebagai bentuk ucapan terimakasih pria itu karena sudah mengembalikan dompetnya.
Sebetulnya Hyun Neim sempat menolak karena merasa tidak enak juga, apalagi belum kenal kan. Namun Jimin sangat memaksa. Yasudah, Hyun Neim tak memiliki alasan lain untuk menolak.
"Seingatku tadi ada orang yang menolak ajakanku datang ke kedai ini dengan alasan sedang tak berselera untuk makan." Jimin berucap kala melihat bagaimana wanita didepannya itu memakan makanannya dengan begitu lahap, bahkan seperti orang yang tak makan dua hari. Pasalnya, tadi Hyun Neim menolak ajakannya dengan alasan katanya wanita itu sedang tidak lapar. Tapi lihatlah sekarang siapa yang terlihat lebih lahap.
Menyadari akan hal itu, Hyun Neim menghentikan pergerakannya, ia menoleh ke arah Jimin yang tengah menatapnya dengan tatapan tidak percaya, kemudian ia menyengir bodoh.
"Hehe, mood perutku memang bisa berubah kapanpun, tadi aku memang masih kenyang tapi entah kenapa sekarang mendadak lapar sekali." ucapnya polos.
Sementara Jimin menggeleng sambil terkekeh mendengar jawaban Hyun Neim.
"Bisa begitu ya?" tanya Jimin.
Pun Hyun Neim hanya mengangguk, tak mampu berucap lantaran mulutnya dipenuhi makanan.
Lagi, Jimin terkekeh melihat hal itu.
Padahal baru kenal beberapa jam yang lalu, namun mereka sudah terlihat sangat akrab. Saat dalam perjalanan kemari juga mereka sempat mengobrol beberapa hal.
Memang sih, Hyun Neim itu juga tipe orang yang pintar bergaul dengan orang lain. Maka tak heran jika mereka sudah bisa mengobrol se santai itu."Yaaa, kau terlampau lapar atau memang doyan?"
Pribadi yang diajak bicara itu segera membawa atensinya pada Jimin, sempat menampilkan sebuah cengiran sebelum akhirnya berucap, "ani, bukan begitu. Aku hanya tak ingin menyia-nyiakan makanan gratis, dan juga ini semua memang enak. Seladanya enak, bulgoginya enak, mie nya enak, sambalnya juga enak." ia beruca sambil mengambil satu persatu makanan yang ia sabutkan kemudian membungkus makanan itu dengan selada lalu dimasukkan kedalam mulutnya hingga penuh.
"Aigo, rasanya lebih enak ketika semua makanan ini gratis." ucap Hyun Neim setelah menelan semuanya.
Wah lihatlah, tadi padahal dia sendiri yang menolak ajakan Jimin karena merasa tidak enak juga, lalu sekarang kenapa ia jadi seperti seenaknya ya?
Ah masa bodoh lah, sudah terlanjur masuk ke perutnya juga, lagipula tadi Jimin juga yang memaksanya kan.
"Bagaimana kalau ternyata setelah ini aku menagih bayaran padamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Fell On Your Charm [REVISI]
RomanceLee Hyun Neim tidak mengerti bagaimana cara kerja hati dalam memilih seseorang untuk dijadikan sebagai objek yang dicintai. Hyun Neim tidak tahu, apakah pada akhirnya hati akan selalu benar meski otak merasa menjatuhkan pilihan pada objek yang salah...