Bagian 9

1.4K 157 8
                                    

Jimin nampak bersemangat. Sejak tadi senyuman yang terpatri di mulutnya terlampau enggan untuk luntur.

Pria bermarga Park itu tengah menunggu sang pujaan hati dengan rasa tak sabaran. Beberapa kali menggosok-gosok tangannya guna mengurangi rasa gugup yang mendadak hadir dalam hati. Entah kenapa, padahal mengajak Yuria berjalan-jalan ataupun sekedar makan malam sudah biasa ia lakukan. Namun hari ini rasanya berbeda. Seperti baru pertama kali mengajak seorang wanita berkencan.

Menunggu wanita itu yang masih bersiap-siap membuatnya membayangkan beberapa hal.

Bayangan-bayangan tentang bagaimana nanti dinner nya dengan Yuria akan berjalan manis nan romantis mendadak memenuhi kepalanya. Membayangkan wanita itu terseyum senang menerima hadiah darinya membuat Jimin terkekeh pelan. Ah, ia jadi semakin tak sabaran.

Suara heels yang membentur lantai membuat lamunan Jimin buyar, ia segera membawa atensinya kearah tangga. Senyumnya mengembang sempurna hingga menampilkan sederet giginya kala pandangannya mengangkap sosok wanita cantik yang tengah menuruni anak tangga dengan anggun.

"Apa terlalu lama?" suara wanita itu mengalun indah di telinga Jimin saat dia sudah berdiri dihadapannya.

Jimin menggeleng pelan, "ani" jawabnya singkat.

"Bagaimana penampilanku?" Yuria memutar dirinya dihadapan Jimin, bermaksud menunjukkan  penampilan dirinya secara keseluruhan.

Sebenarnya hal itu tak perlu ditanyakan lagi pada Jimin, pun pria itu pasti akan mengatakan Yuria  cantik dengan balutan gaun berwarna baby pink yang disertai kalung berlian pemberian Jimin yang menghiasi leher wanita itu.

Yah, itu dulu Jimin berikan sebagai hadiah ulang tahun. Hadiah yang terlampau mewah memang. Tapi, apasih yang tidak untuk sang pujaan hati?

"Kau selalu cantik, tuan putri." Jimin beucap seraya membelai lembut kepala Yuria.

Setelahnya mereka membawa tungkai melangkah keluar menuju mobil Jimin. Lalu pria itu melesatkan mobilnya menuju salah satu restauran yang menjadi tujuannya untuk mengajak Yuria makan malam.

Kurang lebih sekita 35 menit kemudian, mobil itu memasuki area parkir salah satu restauran mewah di Seoul. 

Sebagai pria romantis, Jimin tentu turun lebih dulu dari mobil kemudian  membuka pintu untuk Yuria, yang disambut kekehan ringan oleh wanita itu.

Tak lupa, Jimin juga menggandeng mesra tangan Yuria kala memasuki restaurant.

Mereka berdua langsung disambut oleh pelayan, mengantarkan mereka pada salah satu meja yang memang sudah dipesan oleh Jimin sebelumnya. Tak tanggung-tanggung, diatas meja itu juga sudah tersedia hidangan makan malam untuk mereka santap.

"Jim, kau yang mengatur semua ini?" sebetulnya Yuria merasa sedikit kaget kala melihat meja yang Jimin pesan sudah lengkap beris hidangan makan malam, lengkap dengan red wine yang menjadi minuman prneman dinner mereka berdua. Pun semua makanan yang tersaji diatas meja itu adalah makanan kesukaan Yuria. Jimin menghafalnya dengan baik.

Selanjutnya dua pelayan menarik masing-masing kusri untuk Jimin dan Yuria duduki, lantas keduanya mendaratkan bokongnya disana.

Jimin mengulas senyum, "kau suka?"

Yuria nampak mengangguk antusias, "tentu saja."

I Fell On Your Charm [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang