Barsha, Aeera, dan Rencana Ke Puncak

1 0 0
                                    

Calon istri baik banget.

•••

"Sekarang jam berapa ya woii," protes Dodit ketika Barsha membuka pintu private room tempat dimana mereka biasa berkumpul di kafe itu.

"Ini nungguin Aeera bangun, lama banget dia, emang kebo," jawab Barsha sambil bertos-ria dengan teman-temannya.

"Ih Barsha bohong. Aku dikerjain tadi sama dia," protes Aeera.

"Dikerjain gimana Ra?" tanya Reina.

"Dia bilang hari ini sekolah, aku udah buru-buru mandi, ganti seragam, masukin semua buku pelajaran ke tas, pake sepatu, eh taunya dikerjain. Jahat banget kan dia," curhat Aeera yang membuat semua orang yang ada di private room kafe itu tertawa.

"Ra, Ra lagian polos banget jadi orang hahahaha .."

"Gila Sha, anak orang lo gituin jahat banget hahahaha .."

"Aduh kasian banget kamu Ra hahaha .."

Dan masih banyak lagi respon-respon yang lainnya.

"Maaf kali Ai, lagian kamu terlalu lucu buat gak dijailin iih gemes," ucap Barsha diakhiri dengan cubitan di pipi Aeera.

"Karena semua udah kumpul sekarang hp semua kumpulin, yang ambil duluan bayar sewa private room sama semua yang kita pesen disini ya," celetuk Reina, sang ketua osis yang tegas, mantan lebih tepatnya.

Mereka semua mengangguk setuju dan melakukan perintah Reina.

"Huh pengen nafas rasanya," ucap Zefa yang membuat semua temannya kecuali Reina dan Daniel melotot ke arahnya.

"Lah nafas mah nafas aja kali," ucap Reno.

"Tau. Lo daritadi emangnya gak nafas apa," kata Dodit.

Sebelum lebih banyak lagi komentar-komentar dari teman-temannya apalagi Aeera yang super lola alias loading lama, Zefa pun berkata dengan nada yang sedikit tinggi, "BUKAN GITU MAKSUD GUEEEE ADUHHH."

Reina menghela nafas dan mengelus-elus pundak Zefa yang kebetulan berada di sebelahnya, "guys, maksudnya Zefa itu semacam refreshing gitu loh, karena kan habis ujian juga jadi butuh banget yang namanya refreshing."

Semua yang berada disana, kecuali Reina, Zefa, dan Daniel mengangguk-anggukkan kepala mereka dengan mulut membulat membentuk huruf 'O'.

"Eh tapi boleh juga tuh. Butuh nafas berarti udara yang seger. Udara yang seger itu .. PUNCAK!" seru Dodit menjentikkan jarinya di udara.

"SETUJU!" seru mereka bersamaan dengan penuh semangat.

"Tumben pinter," celetuk Daniel.

"Gue dari dulu pinter kali," balas Dodit.

"Pinter modus," ucap Zefa.

"Ciee yang sering dimodusin Dodit." Sontak ucapan Karin itu membuat semua orang kecuali Daniel dan Reina yang agak lebih pendiam dari yang lain bersorak "ciee" kepada Zefa.

"Apaansih," ucap Zefa yang berusaha menutupi gerak gerik salah tingkahnya.

"Udah udah mendingan kita bahas rencana ke puncak aja biar gak buang banyak waktu," saran Reina.

"Nah betul tuh," dukung Zefa.

"Oh iya bokap gue punya villa di puncak, nanti gue hubungin dia deh lagi ada yang kosong apa enggak. Disana enak banget, gak jauh dari kebun teh sama ada kebun strawberry juga! Ah pasti sekarang lagi panen deh, pasti seru! Kita nginep disana aja!" saran Zefa.

Barsha dan AeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang