Page | o9

4 0 0
                                    

"Hana!!"

Gadis itu langsung berbalik melihat kearah seseorang yang memanggilnya. Ia melihat Somi dan Meka berjalan kearahnya. Somi langsung memeluknya sebelum mengomel panjang lebar karena Hana tidak memberitahunya saat gadis itu ingin pulang ke kampung halamannya.

"Iya-iya maaf." Hana langsung membawa mereka masuk ke rumahnya. Ia juga sudah memasak banyak makanan untuk mereka.

"Kemana paman?" Meka bertanya karena ia tidak melihat Ayah Hana di rumah.

"Dia selalu pergi dengan tetangga sebelah, aku sendiri bingung dengannya."

Hana pergi ke dapur diikuti Meka yang langsung duduk di meja makan. Sementara Somi masih ingin melihat-lihat rumah Hana, tidak sengaja ia menemukan sesuatu dari rak buku. Somi mengambilnya untuk ia tunjukan pada Meka.

Saat mereka membuka buku itu, tidak sengaja Somi menemukan selembar foto. Somi memperhatikan foto itu dengan teliti saat ia merasa ada yang aneh dengan foto itu.

"Apa Hana pernah berfoto seperti ini?" Somi bertanya pada Meka, Somi merasa kosep fotonya sangat unik. Somi bilang, ia juga ingin berfoto seperti itu, "Yak Hana, dimana kau mengambil foto ini?"

"Apa?"

"Bukankannya ini dirimu?" Somi menunjukan salah satu wajah di foto tersebut yang menurutnya terlihat mirip seperti Hana.

"Itu bukan aku."

"Huh?" Somi merasa bingung dengan jawaban Hana. Lalu ia menunjukan fotonya pada Meka, meminta jawaban dari pria itu tentang kemiripan Hana dengan salah satu wajah seseorang di foto itu.

"Ogh! Hana ini terlihat sepertimu."

"Tidak mungkin." Hana mengambil foto itu dari tangan Meka untuk ia pastikan sendiri kemiripannya. Anehnya yang Somi katakan benar, gadis itu tidak berbohong padanya.

Hana bilang ia tidak tahu lagi, ia segera menyingkirkan buku sekaligus foto tersebut dari hadapannya. Namun saat ia mulai makan, ia merasa tidak jenak. Ia merasa buku tua itu seperti menariknya untuk membaca.

"Kau menemukan foto itu di buku itu?" Somi bertanya dengan heran.

"Ogh!"

"Kau bahkan tidak suka sejarah, aneh sekali kalau kau memiliki buku itu." sahut Meka. Terlihat jelas kalau Hana sedang bingung saat ini.

"Sudahlah jangan terlalu dipikirkan, mungkin itu hanya kebetulan." Somi bicara untuk mencairkan ketegangan.

"Kuharap itu benar." jawab Hana, tapi Hana masih saja memikirkannya.

Sesaat Meka memalingkan pandangannya ke depan rumah, karena sejak tadi ia merasa ada seorang pria yang berdiri diluar sana.

PRAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang