Page | 13

1 0 0
                                    

Utari merasa ragu-ragu untuk melangkah kearah Malik yang sedang mendekap dibalik penjara. Bukan ini yang Utari inginkan, ia setuju bekerja sama dengan Alan agar ia bisa membuat Fatma ditangkap oleh pihak Jepang dan Alan sendiri meminta Utari untuk memata-matai Dirman.

‎Sejak awal semuanya berjalan baik-baik saja sampai akhirnya Malik datang mengacaukan semuanya. Sekilas Utari terpikirkan kembali tentang ucapan Alan padanya.

"Aku sudah dekat dengan apa yang kuinginkan, untuk apa lagi aku mengikuti permainanmu. Aku tidak membutuhkan Fatma lagi, yang kuinginkan hanya Dirman. Aku yakin dia adalah ketua dari aliansi bodoh itu dan aku masih membutuhkanmu untuk mencari tahu semuanya."‎‎

Gadis itu sudah berdiri di depan Malik, pria itu sedang memejamkan matanya. Utari merasa tidak tega meihatnya. Ia ingin berada lebih dekat dengan Malik, jika saja pintu besi itu bisa dibuka.

‎"Utari..."

‎Utari mengangkat kepalanya menatap Malik yang memanggil namanya, "syukurlah, kau baik-baik saja." kembali Malik berucap.

Utari hanya menatapnya, ia merasa bersalah pada Malik untuk apa yang terjadi. Namun, ia berharap Malik tidak akan mengetahuinya, ia tidak mau Malik membencinya. Karena hanya pria itu saja yang selama ini peduli padanya, saat Dirman tidak pernah menganggapnya.

"Bagaimana dengan Fatma? apa dia-"

"Kenapa?" Utari merasa tidak senang mendengar nama Fatma di sebut oleh Malik, apalagi saat ia mengingat Malik melakukan semua ini,rela di penjara seperti ini hanya untuk menyelamatkan Fatma, "kenapa?"

"Aku tahu semuanya, kau tidak perlu berbohong lagi Utari." Utari sangat terkejut dengan penuturan Malik, "kau melakukan semua ini hanya untuk membuat hatimu senang, tapi apa kau tahu akibat dari apa yang kau lakukan ini."

Utari tidak bisa berkata-kata dengan apa yang baru ia dengar dari Malik, hancur sudah hatinya saat ini. Pria itu sudah tidak lagi ada untuknya, Malik pasti tidak akan peduli lagi padanya, "kenapa kau membenci seseorang, sampai membutmu mengkhianati bangsamu sendiri."

Malik kembali berucap dan perkataanya itu membuat Utari merasa marah. Bagaimana bisa pria itu menyebutnya sebagai pengkhianat, sementara Utari adalah korban dari semua itu. Dirmanlah yang membuatnya menjadi seperti itu, "Pengkhianat katamu?"

Utari merasa sangat benci pada Malik untuk apa yang sudah pria itu katakan, "kau sendiri malah menyebut dirimu pejuang, kalau begitu membusuk saja kau di penjara." ucapnya dengan tatapan tajam dan itu adalah tatapan paling mengerikan yang pernah Utari perlihatkan pada Malik.

Utari sudah tidak peduli lagi, meski Malik harus mati di penjara itu. ia berjalan pergi dengan rasa marah. Namun, langkahnya tiba-tiba berhenti saat ia mendengar Malik kembali memanggilnya, "kau sebenarnya gadis yang baik, tapi kau terlalu di butakan oleh cintamu pada Dirman. sampai-sampai kau tidak sadar kalau ada orang lain yang akan mencintaimu."

Utari tidak berbalik tapi ia masih setia mendengarkan ucapan Malik dari balik tempatnya sekarang, "Ada orang yang tidak peduli siapa kau dan semuda apapun umurmu, dia akan tetap mencintaimu dan ia berharap kau mengetahuinya sebelum ia mati."

Gadis itu menangis, ia menangis tanpa sadar karena ucapan Malik. Utari tidak sanggup lagi mendengarnya, jadi ia pun memilih pergi.

"Ya...orang itu adalah aku, aku mencintaimu Utari." Ucap Malik. Namun kali ini ia mengucakannya untuk didengar oleh dirinya sendiri.

│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang