Setelah Jepang datang pada tahun 1942, mereka berjanji akan memerdekakan bangsa ini. Namun, keadaanya malah jauh dari apa yang di harapkan, bangsa ini menjadi semakin sengsara. Jepang melupakan janji mereka, Para golongan muda mulai geram dan terjadi perselisihan pendapat dengan para golongan tua, mereka para golongan muda membentuk sebuah aliansi untuk membalas dendam kepada Jepang. Penyerangan pertama mereka, dilakukan di sebuah kediaman jenderal Jepang, yang pada malam itu sedang diadakan pesta besar-besaran.
"Kau yakin dengan ini?" seorang rekannya bertanya pada pemuda yang memimpin pergerakan itu yang yakin benar bahwa rencananya kali ini akan berhasil.
Diam-diam mereka mengintai dari belakang, menyuruh mereka untuk berpencar. Satu persatu penjaga Jepang mereka lumpuhkan, sehingga mereka bisa lebih mudah untuk masuk dan mencuri senjata yang dibutuhkan.Salah seorang dari mereka memberikan kode untuk menyerang. Namun semua itu hanyalah jebakan. Dari arah belakang muncul tentara Jepang dengan jumlah yang lebih banyak. Satu persatu anggota aliansi tewas dan hanya tersisa pemuda itu dan seorang kawannya.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
"Tidak ada cara lain selain menyerang." ucap pemuda itu tak gentar sedikitpun, meski rekannya sedikit ragu dengan keputusan pemuda itu, tapi melihat keyakinannya untuk membela bangsa ini. Maka ia juga tidak akan ragu meski harus mati malam ini.
"Hanya itu satu-satunya cara, lebih baik mati sebagai pejuang dari pada lari seperti pecundang. Kita berjuang untuk Negara, mati dan hidup kita untuk tanah air kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAY
Historical FictionUPDATE : SETIAP JUM'AT dan SABTU Tiba-tiba malam menjadi semakin gelap dari sebelumnya. Hati Hana ikut menjadi tidak tenang, bayang seorang pria yang tak ia kenal selalu muncul dalam benaknya, Hana mulai mengingat-ingat siapa, tapi selalu tidak mend...