Page | 11

2 0 0
                                    

Malam saat pesta, Malik dan Dirman datang. Alan memuji mereka dan memuji pakaian Dirman, "terima kasih, karena sudah mengundang kami."

Alan menatap Malik sambil berkata, "kalian memang seharusnya diundang, mari bersenang-senang."

Mereka duduk dengan para gadis-gadis, lalu Alan mengatakan ia harus pergi sebentar. Dari kejauhan Alan memperhatikan keduanya, lalu seseorang menghampirinya dan membisikan sesuatu kepadanya. Alan mengangguk mengerti dan menyuruh orang itu pergi.

Sementara itu Fatma sudah pergi dari rumah tanpa membeitahu Dirman. Alasan kenapa Fatma pergi, agar ia tidak mengganggu Dirman mewujudkan cita-citanya memerdekakan bangsa ini.

Sudah banyak hal yang Dirman lakukan untuk Fatma, tapi gadis itu merasa, ia hanya mengacaukan semuanya. Ia akan berdoa untuk keselamatan Dirman dan jika Tuhan masih mengijinkan mereka bersama, Fatma yakin mereka akan bertemu kembali.

Dan untuk Utari ia merasa sangat bersalah pada gadis itu untuk apa yang sudah dilakukannya, ia berharap agar Utari selalu diberi kebahagiaan. Jika memang suatu hari Dirman akan menyukai Utari maka Fatma dengan senang hati akan membiarkan mereka bersama.

"Fatma?"

Fatma menoleh kerah seseorang yang memanggilnya dan ia melihat seorang pria paruh baya berjalan kearahnya. Fatma tidak perlu takut pada pria itu, karena yang Fatma tahu orang tua itu merupakan salah satu anggota dari aliansi.

orang tua itu bilang kalau sejak tadi ia mencari Fatma atas perintah Dirman, "dia sedang terluka parah, apa kau akan tetap meninggalkannya?"

"Bagaimana bisa...."

"Orang-orang Jepang itu sangat licik, mereka akan melakukan apa saja untuk menghabisi semua orang di aliansi. Apalagi mereka juga sedang mengincar ketua kami, yang bahkan aku sendiri tidak tahu siapa."

"Lalu dimana Dirman sekarang."

"Ikutlah denganku, aku akan membawamu kesana."

Fatma berjalan mengikuti pria tua itu menuju ke tempat Dirman, tapi entah kenapa hati Fatma merasa tidak tenang. Ia merasa curiga  pada orang tua itu.

Tempat yang mereka datangi semakin tidak jelas dan juga semakin jauh, bahkan Fatma sendiri tidak yakin ada dimana ia sekarang. Fatma merasa semakin curiga pada orang itu, diam-diam ia mengambil jalan yang berbeda tanpa sepengetahuan orang itu.

Sebelum ketahuan ia langsung melarikan diri. Namun seseorang menghadang jalannya, perlahan-lahan seseorang muncul dari balik kegelapan, langkahnya mendekati kearah Fatma.

lalu orang yang mengantarnya tadi juga ada di belakang pria yang saat ini berjalan mendekatinya, "maafkan aku Fatma, aku terpaksa melakukannya."

Seharusnya Fatma sudah menduga hal ini. Orang-orang ini adalah penghianat negara yang berpihak pada Jepang.

Gadis itu tidak nampak gentar sedikitpun. Semakin dekat wajah orang itu terlihat semakin jelas siapa dia. Fatma sedikit terkejut karena ia mengenal siapa orang itu.

"Alan..."

‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎

PRAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang