~Cinta Yang Terpendam

1.2K 24 1
                                    

Semakin lama kami semakin dekat dan menjadi sahabat. Di sini aku mulai takut, takut akan jatuh cinta padanya. Bukan hanya itu aku takut cintaku ini tidak terbalas kan. Di situ aku selalu memikirkannya. Melamun tak seindah ini sebelumnya dan aku ingin hidupku selalu bersamanya. Tapi aku sadar aku bukan tandingan perempuan yang selalu saja berusaha mendekati dia, dan aku sadar aku tidak bisa jatuh cinta pada sahabat sendiri. Sebenarnya aku tidak tahu jatuh cinta pada sahabat sendiri apakah Terlarang??
Apakah bisa kita lebih jauh lagi???
Lebih serius lagi???
Dan lebih dari sahabat???
Semua itu muncul di dalam pikiranku dan lubuk hatiku yang paling dalam. Di sini lah rasa takutku makin mengguncang badan ku dan hatiku yang resah dan menyerah akan jatuh cinta. Rasa ini memang aneh takut tapi aku mau, ingin sekali memiliki dia lebih dari sahabat. Dan aku berpikir apa dia bisa membalas rasa cinta ini, apa mungkin orang lain yang akan bersamanya. Aku tidak tahu sampai kapan kita bisa terus bersama. :) :) :)

Di pagi yang cerah, teringat malam yang indah. Seperti mimpi di malam hari. Tapi ini memang kenyataan dan benar-benar terjadi. Memang kita makan tidak berdua tapi setidaknya lain meja. Di situ aku sangat senang dan mulai dekat dengannya. Kemana-mana selalu berdua dengannya. Dan rasa cinta ini tumbuh seiring kebersamaan kami. Di pagi itu seperti biasa aku masuk sekolah. Di kelas sudah ada semua teman-teman dekatimu. Aku langsung duduk dan guru masuk setelah beberapa menit aku masuk. Pertama mata pelajaran ya itu guru yang menjadi wali kelas kita. Pelajaran di mulai, setelah jam pertama pelajaran, pelajaran kedua wali kelas memindahkan kita semua jadi di situ aku dan temanku pisah tapi aku terkejut saat aku di pindahkan tepat di belakang Ehan. Jantungan terasa mau copot, semenjak di pindahkan kami semakin akrab dia selalu menoleh ke belakang untung berbicara padaku. Hedehhh gimana aku mau menahan rasa ini semakin tumbuh,kalu setiap hari harus berbicara depan belakang seperti ini.

"Ri kok aneh ya hari ini??? Lo knp dari tadi kaya orang mikir??? Ada apa lo ada masalah??? " kebiasaan yang jelek Ehan selalu memberi pertanyaan yang tidak tanggung-tanggung selalu banyak dan aku bingung mau jawab yang mana.
" Hehehe ga papa kok Han" dengan sedikit nyinyir.
"Ya udah gini aja gimana kita makan aja nanti di kantin mau gak?? Biasa gue bayarin tenang aja"
"Boleh tapi.... " tanpa ku lanjutkan Ehan langsung menutup mulutku dengan jari telunjuknya.
" Gak ada yang boleh nolak permintaan gue ngerti" tanpa ada tolakan aku mengangguk.

Satu kelas melihat pembicaraan aku dan Ehan, sontak aku malu dan menyuruh Ehan menghadap ke depan agar tidak ada gosip yang membuat aku kesal. Ehan lalu membisikanku.

Gak usah malu dia sirik g bisa deket ama gue kaya lo.

Dalam hati ku apa nihhh orang geer banget sumpah. Pede gila lagian emang aku dekat sama dia karna emang dia duluan yang mendekatiku. Ya udah lah ya aku menunggu pelajaran selesai. Bel istirahat bunyi dan aku ke kantin bersamanya. Aku mengambil jarak aman agar tidak di gosipin. Apalagi dia osis,pasti bisa-bisa di gosipin satu sekolah. Gak.... Gak.... Gak...  Aku gak mau malu gila anjirrr. Aku membeli 1 piring somay dan satu gelas es teh, lalu aku langsung pergih ke kelas untuk makan bersama teman-teman ku biarin aja aku tinggalin Ehan sendiri takut dia deket-deket untung aja nih makanan sama minuman udh di bayar. Beberapa menit aku menunggu kelas Ehan masuk dengan raut wajah kesal.

"Lo tega banget ninggalin gue, sampe kantin gw kelilingin, di kira gue lo ilang"
"Apaan maksud lo hah?? Gw ilang?? Gue gak seboncel itu ya Han" dengan nada kesal aku bicara.
"Hedehhh lo gak peka banget"
"Maksud??? Gue g peka apaan??? "
" Ehhh ga papa udh makan yukk gue gabung deh ga papa cowok di sini sendiri" nada yang sedikit aneh dan mencurigakan.

Bel masuk bunyi aku duduk dan Ehan sudah ada di tempat duduknya. Pemandangan lama-lama bosan duduk di belakang dia. Sudah tau aku ingin menjauhi dia malah di dekatkan seperti ini hedehhh. Bel pulang bunyi aku buru-buru keluar pintu gerbang. Di depan kelas aku mendengar Ehan teriak dengan kencang namaku, bener-bener tuh anak bikin malu. Aku langsung saja lari dan tak menghiraukan dia. Saat situasi sudah aman aku jalan dengan santai. Sampai rumah aku berbaring. Semua Perasaan ini membuat aku lelah dan detak jantung ini membuat aku lemas. Tidak biasanya aku langsung drop saat pulang sekolah. Sepanjang hari pikiranku campur aduk. Gimana caranya??? Lupain ini semua??? Kenapa aku takut cinta dengannya???,pertanyaan itu selalu melintas di pikiranku.

Sahabat Jadi Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang