~Apa Cinta Segi Empat???

749 18 2
                                    

"OH iya Pak Neo makasih udh mau antar si Riri, memang dia tidak bisa terlalu capek anaknya"
"Iya bu sama-sama saya sebagai guru harus membantu murid juga" jawab Pak Neo dengan lembut
Dengan lemas aku ke kamar dan berbaring di kasur yang nyaman, tak sadar akupun langsung tertidur lelap
"Emmm begini bu saya ke sini juga ingin berbicara langsung dengan ibu, kalau saya tertarik dengan Riri bu" lanjut Pak Neo
"Hahhhhhhh.... " teriak mamaku dengan mulut terbuka lebar
" Bukan untuk melamar ibu, hanya ingin dekat dengan dia dan keluarganya, mungkin saya akan sering datang ke sini boleh kan bu? Saya juga bisa jemput dan antar dia" jelas panjang lebar oleh Pak Neo
"Boleh-boleh pak" jawab mamaku dengan cepat
"Kalu boleh panggil saya Neo aja bu"
"Ohh okok tapi kamu panggil saya mama juga ya seperti Riri biar makin akrab hehehe"
"Iya bu.. Ehh ma sebenarnya saya sudah suka dia sejak ikut olahraga pertama kali, dia gigih dan lumayan bagus di bidang olahraga"
Sepanjang waktu mama dan Pak Neo berbincang tidak hentinya.

Setelah beberapa jam dengan puas bicara Pak Neo pulang, di situ aku baru saja bangun dari tidur tapi Pak Neo sudah pulang sebelum aku bangun. Baru aku ingin naik kembali dikira Pak Neo belum pulang, sudah ada yang mengetuk pintu pagar rumahku. Saat aku membuka hordeng tak ku sangka dia benar-benar ke rumahku. Chio Pajri tepat di depan gerbang dan sudah menunggu untuk di bukakan ke dalam. Dengan cepat aku ke atas dan rapih-rapi karena aku baru saja bangun tidur, apalagi aku belum mengganti pakaian sekolahku. Setelah beberapa menit aku turun, tapi Pajri sudah masuk dan di sambut oleh mama di ruang tamu. Langsung aku duduk di sebelah Pajri dan memulai pembicaraan.

"Ada apa ya? " tanyaku dengan ragu
" Lohhh gimana sih kan aku udh janji bakal ke rumah kamu, gimana sih?? "
Seketika aku menepuk dahiku, aku lupa dia sudah janji ingin ke rumah
"Hemmm trus ke rumah cuma mau ketemu atau gimana?" tanyaku balik
"Enggak lah sekalian mau ketemu keluarga kamu dan ajak kamu jalan, tapi tunggu" dengan tangan kanannya Pajri menempelkan tangannya di pipiku
"Kamu sakit ya?? Muka kamu pucet banget syang"
"Iya tadi aku di UKS seharian karna sakit" jawabku simpel
"Yaudah kalu gitu kita di sini aja deh sambil nemenin kamu yang lagi sakit ok"

Aku hanya mengangguk, tidak beberapa lama mama membawakan makanan dan minuman untuk Pajri. Di situ mama dengan sifatnya yang kepo menanyakan semua hal. Mulai nama, alamat, kelas, asal mana, blaaaaaa.....blaaaaa.....blaaaaa....and blaaaaa panjang kali tinggi kali lebar. Tapi Pajri menjawabnya dengan lancar dan jujur. Di situ mereka berdua jadi lebih akrab, apalagi sifat mama yang senang dengan orang seperti Pajri, yang suka spontan dan sama-sama bawel. Dengan lemas aku menemani Pajri dan mama yang berbincang lama sekali. Setelah beberapa jam dan hari mulai malam Pajri langsung pulang lalu pamit dengan mama.

"Mah Pajri pulang dulu ya assalamualaikum "
"Iya hati-hati ya nak, makasih udah mau main ke rumah Riri"
Pajri pun keluar dan menaiki motornya
Saat ingin naik aku di panggil oleh mama dan di suruh duduk di sebelahnya
"Ri kayanya si Neo sama Pajri bakalan debat deh!! " kata mama yang menaiki satu alisnya
"Hah... Emng kenapa ma?"
Jujur baru kali ini mama selalu mengurusi urusanku, karena dari kecil aku ini anak yang penyendiri dan mama tidak pernah perduli denganku, makanya aku pendiam. Mama memberi tahu kata-kata yang Pak Neo katakan dan mama kaget ada Pajri yang sebagai pacarku. Di situ aku di nasihati oleh mama agar tidak salah memilih. Baru kali ini lagi aku dekat dengan mama, rasanya senang sekali seperti kembali di masa kecil yang di perhatikan. Tapi aku menceritakan soal Ehan dan perasaanku ke padanya. Di situ mama kebingungan dan takut aku bertepuk sebelah tangan dengan Ehan. Tapi mama memberitahu kalau sekarang ada apa-apa, apalagi soal cowok harus konfirmasi kepada mama dahulu, di situ aku tambah senang karna aku bisa lebih dekat lagi dengan mama. Mungkin mama sudah merasa kalu aku ini jarang di perhatikan, makanya di sini mama mendukungku seutuhnya.

💑💑💑

Ya keesokannya sama persis yang di beritahu mama, tepat jam 6 kurang Pak Neo sudah menunggu ku di depan gerbang dan siap menejemputku. Di situ aku bingung dan menepukan dahi ku yang sakit itu karena pusing. Tanpa lama aku menemui Pak Neo.

"Pagi pak, udh di depan gerbang saya aja pak hehehe" tanyaku dengan santai, padahal mah gerogi
"Pagi juga, kita kalo di luar jangan panggil pak tapi Neo aja ga papa kok" sambil tersenyum
"Emm iyaiya tapi pake kak ya Pak, eh Kak Neo"
"Hahaha iyaiya Ri" lagi-lagi dia tersenyum manis kepadaku.

Di situ aku sedikit risih karena di sini aku posisi nya sebagai murid Pak Neo ehh maksudnya kak Neo dan kita jalan bareng??? Ini kacau sih, gila, bisa-bisa aku di gosipin di sekolah, bukan di kalangan murid aja pasti di kalangan guru juga,
Arghhhhhh.... Enggak... Enggak... Enggak....
Dengan pelan aku berjalan melalui lorong. Dan benar sekali baru aku masuk sudah di tarik oleh teman-temanku yang super kepo, aku sadar satu kelas juga melihat ke arahku dan ingin sekali menguping pernyataan dari temen-temanku ini. Ahhhhhh..... Ini sih gila gak bisa begini terus, setiap hari di kepoin, di liatin, pak Neo kan guru paling di gemari, aduh gimana ya.

"Wesss gila sih lo Ri bisa jadian sma pak Neo" tanya Ayya yang tukang kepo dan pertanyaan dia yang tuduh point.
"Aduh gimana ya, jadi bingung jelasinnya, gue gak pacran ya" balum sempat aku menjelaskan tiba-tiba pak Neo masuk ke kelasku dan memanggilku.

"Riri di panggil pak Neo tuhh.. " teriak teman kelasku yang duduk dekat pintu.
Haduh mampus tambah di gosipin nihh, baru 1 hari di jemput apalagi terus-terusan, yang ada jadi bahan santap tiap hari gosipan sekolah. Aku mengikuti langkah pak Neo ehh ini ganti-ganti Mulu deh jadi kak aja deh hehehe sorry labil ya yang buat cerita. Ya di situ aku ikut aja dan g tau kau kemana, sampai di sebuah taman sekolah tepat di sudut sekolah.

"Maaf buat kamu risih Ri, tapi beneran deh gak ada maksud buat malu-maluin kamu, tapi Kakak mau kenal kamu lebih jauh lagi" dari yang awalnya membelakangi aku tiba-tiba Kak Neo menoleh ke aku dan pegang pundakku sambil tersenyum.
Ok ini tandanya apa bakal ada cinta segi empat kah? Hadehhhh gimana dengan perasaan aku ke Ehan? Semakin pusing sampai aku tak sadar darah keluar dari hidungku.

"Riri....Riri.... " teriak Kak Neo sambil mengguncang tubuhku, tapi aku hanya terdiam dari tadi
"Ayo saya bawa kamu ke UKS" dengan sigap Kak Neo langsung menuntunku ke UKS.

Sahabat Jadi Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang