T

3.8K 463 3
                                    

0.3
«※»

Masih di hari yang sama, Jiyong dan Lisa melangkah memasuki sebuah gudang— lokasi syuting iklan mobil yang harus Jiyong hadiri. Keduanya berjalan beriringan dengan Taehee yang mengekori di belakang mereka.

"Nanti malam kau benar benar tidak bisa ikut?" tanya Jiyong, mencoba sekali lagi agar rencananya merayakan ulangtahun Lisa tidak berantakan seperti tahun-tahun sebelumnya. "Bermain di club?"

"Maaf, tapi tidak, aku sudah punya janji-"

"Dengan siapa? Kekasih barumu?"

"Rose, dengan Rose di rumah abu,"

Jiyong benar-benar gagal. Ia selalu lupa kalau Lisa selalu pergi mengunjungi ayahnya untuk merayakan ulangtahunnya disana. Jiyong selalu lupa, seakan tidak pernah memperhatikan Lisa. Atau mungkin tanpa sadar ia terus mengusahakan sesuatu yang tidak pernah akan terjadi?

Kakinya terus melangkah hingga sepasang high heels merah berdiri tepat di hadapan sepatu Jiyong.

Bukan sepatunya yang mengejutkan Jiyong. Melainkan gadis yang berdiri diatas sepatu itu, berdiri dengan anggun dengan senyum penuh rasa percaya diri di hadapan Jiyong dan Lisa.

Lisa tidak berkomentar, sementara Jiyong menutup rapat mulutnya, menelan kembali kata-kata yang hendak di ucapkannya tadi.

"Halo, lama tidak bertemu, oppa, Lisa," sapa gadis itu dengan bibir yang terus melengkung— Park Jiyeon.

"Ya, Halo, bagaimana kabarmu?" jawab Lisa berusaha menutupi rasa terkejut pria di sebelahnya. Berusaha menyadarkan Jiyong dengan suaranya.

"Seperti yang kau lihat, aku baik," jawab gadis itu, berpaling dari wajah Jiyong dan menatap Lisa. "Selamat ulangtahun Lisa... Sudah lama kita tidak mengobrol, bagaimana kalau kita pergi minum kopi bersama? Tentunya saat kau tidak sibuk bekerja," lanjutnya yang kemudian menerima sebuah paper bag dari pria berjas di sebelahnya— bawahannya— dan memberikan paper bag itu pada Lisa. "Ini hadiahmu,"

"Tidak perlu repot-"

"Hei hei... kau tidak boleh menolak hadiah dari sahabatmu, kita masih bersahabat kan?" potong Jiyeon yang kemudian memaksa Lisa untuk menerima hadiah darinya. "Omong-omong, apa hadiah yang diberikan Jiyong oppa dan yang lainnya? Aku benar-benar iri karena kalian berenam masih sangat dekat bahkan tanpaku,"

"Aku belum membukanya, terimakasih tapi kau selalu bisa bergabung bersama kami-"

"Kenapa kau ada disini?" potong Jiyong, yang akhirnya bicara dan membuat Jiyeon kembali menatapnya. Gadis itu masih terus tersenyum.

"Ingin menemui model untuk iklanku?" jawab Jiyeon dengan sangat tenang tanpa mengurangi suasana mencekam disana. "Apa itu tidak boleh oppa? Sekarang aku mencoba bekerja di perusahaan otomotif ini,"

Jiyong melirik Lisa, seakan bertanya kenapa Lisa tidak memberitaunya kalau Jiyeon yang jadi kepala marketing di perusahaan otomotif itu. Seakan bertanya kenapa Lisa menerima kontrak iklan itu.

"Aku baru satu minggu bekerja disini, dan saat pagi tadi aku tau kalau modelnya G Dragon, aku memutuskan untuk mampir," tutur Jiyeon, seakan mengerti arti tatapan Jiyong pada Lisa. "Sepertinya syuting sudah harus dimulai, kalau begitu aku mohon bantuanmu oppa," lanjutnya sebelum ia melangkah menjauhi Jiyong dan Lisa.

Seharusnya Jiyong melangkah masuk keruang ganti, dimana Taehee sudah menunggu mereka. Namun pria itu justru berbalik untuk kembali ke mobil.

"Aku tidak mau syuting," ucap Jiyong setelah Lisa yang mengekorinya menutup pintu mobil Jiyong.

"Ayolah oppa, jangan begini, aku juga tidak tau kalau Jiyeon ternyata bekerja diperusahaan otomotif itu,"

"Aku tidak mau! Batalkan saja kontraknya, aku akan membayar uang pinaltinya!"

"Oppa... kau tidak bisa membatalkan kontraknya sekarang, kau hanya perlu syuting sebentar dan-"

"Bagaimana aku bisa syuting dengan keadaan seperti ini?! Kau gila?! Aku tidak mau! Pokoknya tidak!"

"Bukankah oppa harus profesional? Lagi pula bukan Jiyeon produsernya, dia hanya seorang dari kantor perusahaan otomotifnya, bukan produser iklannya," bujuk Lisa sekali lagi.

Jiyeon dan Jiyong pernah berkencan. Saat Jiyeon masih bekerja sebagai produser, keduanya bertemu saat Jiyeon bekerja untuk beberapa MV Big Bang. Sudah empat tahun sejak keduanya berhenti berhubungan, sudah empat tahun Jiyeon dan Jiyong tidak lagi bertemu. Keduanya sudah berkencan selama tiga tahun dan empat tahun lalu hubungan mereka berakhir, entah karena masalah apa tapi Jiyong tidak pernah lagi ingin menemui Jiyeon setelahnya.

Jiyong pernah sangat mencintai Jiyeon. Jiyeon pernah sangat mencintai Jiyong. Namun setelah tiga tahun berkencan, hubungan mereka yang selalu terlihat bahagia akhirnya hancur begitu saja.

"Baiklah, aku akan mengurus pembatalan kontraknya tapi oppa benar benar tidak profesional sekarang," ujar Lisa yang hendak keluar dari mobil mereka. Gadis itu menghela nafasnya kasar, melirik Jiyong sekali lagi sebelum benar benar keluar dari mobil, berharap pria itu akan menarik kembali permintaannya.

"Hhh... baiklah baiklah! Jangan menatapku begitu, aku akan melanjutkan syutingnya tapi dengan catatan, ini terakhir kalinya aku bekerja bersama Jiyeon!"

"Ne, aku akan lebih memperhatikan lagi siapa yang terlibat dalam kontrakmu setelah ini," jawab Lisa yang merasa lebih tenang karena tidak perlu takut di caci karena membatalkan kontrak di hari pertama syuting.

Jiyong butuh waktu lebih lama untuk bersiap. Untuk menangkan dirinya sendiri. Untuk menurunkan kecepatan deru jantungnya. Untuk menghilangkan bayangan Jiyeon dan masa lalu mereka agar bisa berkonsentrasi.

Sementara Lisa terus-terusan menghela nafasnya— kecewa karena hadiah ulangtahunnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada Jiyong?" tanya Taehee yang belum pernah melihat tingkah Jiyong seperti sekarang. "Kenapa dia memarahi semua orang? Dan apa yang terjadi sampai dia tidak bisa menyembunyikan mood buruknya seperti ini?"

Jiyong bahkan tidak bisa tersenyum di depan kamera karena kehadiran Jiyeon tadi. Gadis tadi benar-benar tau bagaimana caranya merusak Jiyong dan perasaannya.

"Moodnya sedang jelek," jawab Lisa sembari terus menatap Jiyong yang harus berkali-kali mengulang pengambilan gambarnya.

"Aku tau soal itu, tapi kenapa? Tidak biasanya dia marah sampai hilang fokus saat syuting seperti sekarang," komentar Taehee yang baru tiga tahun terakhir bekerja sebagai manager Jiyong. "Seperti pria yang baru di campakan saja,"

Dan entah kenapa, ucapan Taehee justru membuat mood Lisa ikut terjun bebas bersama mood Jiyong yang sudah sejak tadi berada di dasar jurang perasaan.

«※»

Let's Meet After Midnight (New)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang