H

2.7K 386 14
                                    

2.0
«※»

"Sebelum managermu mengundurkan diri, aku dan managermu— Sangyoon oppa— kami berselingkuh dan Lisa memergoki kami," ucap Jiyeon sembari meremas gelas whiskey pendek di tangannya. Jiyong pun melakukan hal yang sama, namun ia sama sekali tidak bisa bicara saat itu. Pengakuan Jiyeon membuat Jiyong membeku, membeku dalam panasnya rasa marah. "Maafkan aku... aku- sudah lama aku ingin mengakuinya. Aku tau, aku tidak pantas untukmu dan aku juga tidak lagi berharap bisa berada di sisimu lagi. Tapi rasanya... aku tidak bisa lagi menahannya, Lisa memintaku dan Sangyoon oppa untuk merahasiakannya. Lisa pasti takut oppa terluka dan membahayakan karirmu, jangan marah padanya oppa... aku yang salah, aku yang berselingkuh dan Lisa hanya mencoba melindungimu," tutur Jiyeon, dengan sangat lembut namun tetap berhasil membakar amarah Jiyong.

"Kenapa kau memberitauku sekarang?"

"Aku... tidak bisa terus merasa bersalah seperti ini," jawab Jiyeon setengah berbisik. "Orang lain mungkin akan menganggap kisah cinta kita sebelumnya sangat romantis sampai oppa tidak bisa melupakanku. Aku tau, oppa beberapa kali berkencan setelah kita putus, tapi aku juga tau kalau oppa mencariku pada gadis-gadis itu. Aku tau oppa masih sangat mencintaiku dan tidak dapat menerima akhir hubungan kita, oppa tidak pernah mengatakannya tapi aku selalu memperhatikanmu, aku selalu mendengar ungkapan dalam lagumu. Sampai saat pertemuan terakhir kita, aku tidak ingin memberitaumu, aku pikir Lisa benar, tidak perlu memberitaumu dan membuatmu terluka-"

"Kalau begitu, seharusnya kau tetap merahasiakannya,"

"Oppa... maafkan aku... ku pikir melihatmu berkencan dengan gadis lain bisa membuatmu melupakanmu, aku selalu berharap kau mencintai seseorang yang lebih baik dariku, seorang yang tidak akan menyelingkuhimu tapi-"

"Boleh aku bertanya?" potong Jiyong membuat Jiyeon menghentikan ucapannya. "Apa kau mencintai Sangyoon hyung?"

"Sangyoon oppa? Aku... setiap kali kesulitan, setiap kali aku merasa di hukum karena melihatmu bermesraan dengan gadis lain, dia selalu menguatkanku,"

"Kalau begitu, tetaplah bersamanya," ucap Jiyong yang kemudian berdiri dari duduknya, hendak meninggalkan bar mahal itu. "Jangan muncul dan mengurusi hidupku lagi, aku akan mengurus hidupku sendiri," tuturnya sebelum benar-benar menjauhi Jiyeon.

"Lalu bagaimana dengan Lisa? Oppa akan tetap bersamanya? Bahkan setelah dia membantuku menusukmu dari belakang?"

Jiyeon sangat tahu kalau ia tidak dapat mendapatkan Jiyong. Jiyeon tahu bahkan walaupun ia tidak berselingkuh, Jiyong tidak akan kembali padanya. Ucapan Seunghyun terakhir kali menyadarkan Jiyeon.

"Jiyong, sudah punya segalanya. Dia punya teman yang akan selalu datang menghiburnya. Dia punya asisten yang sangat kompeten dan selalu bisa menenangkannya. Sahabat dan keluarganya pun tidak akan meninggalkannya. Bahkan tanpamu, Jiyong akan baik-baik saja. Jiyong mencintaimu? Ya, dan mungkin perasaan itu masih tertinggal di dadanya. Tapi apa kau tahu Jiyeon-ah? Jiyong bukan pria bodoh. Jiyong adalah pria yang paling realistis dan dia tidak akan pernah menerima kembali seseorang yang pernah membuangnya. Kalian putus karena kau cemburu pada Lisa, aku sangat menyayangkan itu. Tapi. Kalau di suruh memilih antara dirimu dan asistennya, kau pikir siapa yang akan di pilihnya? Aku yakin Jiyong tidak akan melepaskan asisten yang sudah lama mendampinginya itu," begitu yang Jiyeon dengar dari Seunghyun beberapa hari lalu. Dan ucapan itu, membuatnya menyerah untuk mendapatkan Jiyong. Jiyeon tahu, Jiyeon mengenal Jiyong dan ia tahu sampai matipun, Jiyong tidak akan menerimanya kembali.

Dan kalau Jiyeon tidak dapat memikat Jiyong kembali, maka baginya, Lisa pun tidak boleh mendapatkan pria itu.

«※»

"Lisa mengundurkan diri?!" bentak Seunghyun pada pria bertattoo yang duduk di ruang tengah rumahnya. Jiyong hanya bisa menunduk dan mengangguk kecil mengiyakan pertanyaan Seunghyun itu. "Apa yang kau pikirkan Kwon Jiyong?! Kau menyalahkan Lisa karena Jiyeon berselingkuh?!" marah Seunghyun setelah mendengar cerita Jiyong.

"Aku tidak menyalahkan Lisa atas perselingkuhan itu! Aku marah karena dia- kenapa dia tidak memberitauku sejak awal?! Kalau aku tau aku tidak akan memohon Hyunsuk hyung untuk mempertahankan berengsek itu! Kalau aku tau, aku akan memecatnya bahkan sebelum ia membuat kita semua sedih dengan surat pengunduran dirinya! Dan kalau aku tau mengenai perselingkuhan itu- aku dapat melupakan Jiyeon dengan mudah!"

"Ya! Kwon Jiyong! Sadarlah!" bentak Seunghyun sekali lagi. Jam baru menunjukan pukul 4 pagi ketika Jiyong membangunkan Seunghyun untuk mendengarkan ceritanya. "Saat rumahmu kedatangan pencuri yang mengambil perhiasanmu, apa dengan menyalahakan saksi yang hanya diam maka perhiasanmu akan kembali? Jiyeon yang salah karena dia berselingkuh! Bahkan kalau Lisa memberitaumu sejak awal, apa itu akan merubah kenyataan kalau Jiyeon berselingkuh? Apa kalau Lisa memberitaumu sejak awal, akan ada yang berubah?"

Jiyong hanya diam. Tidak mampu lagi membela dirinya. Menyadari kesalahannya? Bahkan sebelum ia tiba di rumah Seunghyun, Jiyong sudah menyadari kesalahannya. Yang membuat Jiyong sampai di rumah Seunghyun justru harapan dapat menemukan Lisa disana, namun ternyata Lisa tidak disana.

"Kau benar-benar tidak keberatan Lisa mengundurkan dirinya?" tanya Seunghyun yang jadi sedikit tidak tega melihat Jiyong sedih begitu.

"Bagaimana lagi? Kau tahu hyung kalau dia selalu serius dengan ucapannya," jawab Jiyong yang kemudian menghela kasar nafasnya. Pria itu gelisah, memikirkan tempat yang mungkin di datangi Lisa. Jiyong sudah menelpon Lisa namun gadis itu tidak menjawabnya. Jiyong sudah menelpon Seungri, Yongbae bahkan Daesung tapi tidak satupun yang mengetahui keberadaan Lisa.

"Kau sudah bertahun-tahun melihatnya setiap hari. Dia sudah bertahun-tahun mengurusmu, apa bisa kau hidup tanpanya? Kalau Lisa, aku yakin dia akan baik-baik saja," tanya Seunghyun "tapi bagaimana denganmu? Saat kau membuka mata setelah bangun tidur, Lisa tidak disana. Mungkin awalnya terasa seperti Lisa cuti biasa. Tapi besoknya, Lisa tidak datang juga. Ah... mungkin Lisa hanya sakit. Lalu satu minggu berlalu dan Lisa tetap tidak membangunkanmu setiap pagi. Satu bulan, lalu ada yang datang untuk membangunkanmu, tapi saat kau membuka mata ternyata itu bukan Lisa. Ternyata sudah ada orang lain yang mengisi tempatnya. Lalu satu tahun? Bukankah harimu akan terasa kosong? Terasa berbeda karena asisten barumu tidak sehebat Lisa? Sudah lebih dari 8 tahun Lisa jadi rekan kerjamu, siapa lagi bisa mengerti kebiasaanmu?"

"Lalu aku harus bagaimana? Dia tidak menjawab panggilanku dan tadi... aku sudah sangat keterlaluan,"

"Tentu saja kau harus mencarinya dan menjelaskan padanya! Kenapa kau jadi bodoh begini? Harusnya kau tidak terbawa emosimu tadi," omel Seunghyun, yang sudah cukup kesal karena tidurnya di ganggu Jiyong. "Lagi pula siapa yang lebih salah? Jiyeon atau Lisa? Kenapa kau tidak memarahi Jiyeon dan justru memarahi Lisa? Hhhh..."

«※»

Let's Meet After Midnight (New)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang