Ada Apa Dengan Lalisa?
«※»"Kenapa kau langsung memaafkannya?!" omel Jennie setelah Lisa mematikan panggilan itu dan mengirimkan alamat Jennie pada Jiyong. "Kau bodoh?! Dia sudah menyia-nyiakanmu, kenapa kau terlalu baik begini?!"
"Kopi menjadi sempurna karena rasa pahitnya," jawab Lisa setelah menghela nafasnya.
"Lalu? Cintamu juga akan jadi sempurna karena rasa pahit dari ucapannya? Hell. Lalisa, sebenarnya kau itu terlalu baik atau bodoh sih?!"
"Pernah dengar cerita seorang professor Psikologi di Harvard yang sangat hebat mendeteksi kebohongan orang lain?" tanya Lisa sembari menekan ujung jemarinya sendiri. Sejujurnya, Lisa pun takut keputusannya salah. "Dia sangat ahli dalam deteksi kebohongan, namun ada seseorang yang selalu berhasil membohonginya. Kau tau siapa itu? Putrinya. Professor itu bisa mendeteksi kebohongan semua orang kecuali putrinya, kau tahu kenapa bisa sampai begitu? Karena dia mencintai putrinya, maka tanpa ia sadari, ia menutup mata dan telinganya, ia hanya mempercayai semua yang keluar dari mulut putrinya bahkan ketika itu kebohongan sekalipun,"
"Lalu? Kau juga mencintai pria itu seperti si professor mencintai putrinya? Kau hanya akan terus terluka Lisa, realistislah. Cinta tidak seharusnya membuatmu jadi bodoh,"
"Sudah ku duga kau pintar Jen, hanya saja... dalam kasusku, rasa sakit yang dibuatnya tidak lebih sakit dari kenyataan kalau aku tidak bisa melihatnya lagi. Aku sudah bertahun-tahun melihatnya setiap hari dan tidak melihatnya karena masalah ini membuatku lebih tersiksa lagi,"
"Terserah apa katamu tapi Lisa, apa kau yakin bisa mengatasinya kalau dia melukaimu lagi?"
"Aku tidak tau aku bisa hidup berapa lama lagi, aku tidak sakit tapi ada banyak hal yang bisa merenggut nyawaku seperti appaku yang tiba-tiba meninggal. Bagaimana kalau aku meninggal sebelum memberitaunya kalau aku mencintainya?"
"Kau jadi sangat sentimental setelah menonton film tadi, jangan menemuinya, kau tidak dapat berfikir dengan benar sekarang. Jangan menemuinya, kau bisa salah mengambil keputusan,"
Sayangnya larangan Jennie hanyalah sebuah angin lalu bagi Lisa. Gadis itu tetap bersikeras dan menemui Jiyong. Hingga kini keduanya duduk bersebelahan didalam mobil Jiyong. Sudah lewat tengah malam, Jiyong duduk di balik roda kemudi Roll Royalenya, dan Lisa duduk disebelahnya. Keduanya menatap genangan air yang tenang sungai Han di depan mereka tanpa mengatakan apapun, sudah 30 menit.
"Maafkan aku, aku tahu aku sangat keterlaluan setelah memakimu saat itu, aku tahu aku salah, karena itu aku datang untuk meminta maaf, aku-"
"Yang oppa katakan padaku waktu itu jahat,"
"Maafkan aku,"
"Aku juga minta maaf karena merahasiakan hubungan Jiyeon dan Sangyoon oppa darimu,"
"Itu sudah sangat lama... seharusnya kita tidak perlu bertengkar- anniyo, seharusnya aku tidak perlu marah karena itu... maafkan aku," tutur Jiyong dengan suaranya yang tenang namun tidak baik-baik saja
"Tidak apa apa,"
"Aku bersembunyi setelah melukaimu. Setelah melukaimu, bicara denganmu jadi terasa seperti... kosong, kepalaku berdenyut dan terasa sangat pening, aku seperti kebingungan. Apa kau juga merasakan hal yang sama? Haruskah aku melarikan diri saja? Sejak menyadari kalau aku sudah sangat keterlaluan membuatku ingin melarikan diri saja,"
"Kapan?" tanya si gadis yang kemudian menoleh pada Jiyong. "Kapan oppa menyadarinya?"
"Saat kau mengabaikanku dan melangkah pergi," jawab Jiyong, suaranya terdengar bergetar, ia terlihat tengah berusaha keras menahan dirinya dengan meremas roda kemudi yang sama sekali tidak berubah bentuk. "Boleh aku yang bertanya sekarang? Kapan kau mulai menyukaiku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Meet After Midnight (New)
FanfictionJ : Sudah berapa lama? L : entahlah, maafkan aku J : baiklah, ayo bertemu saja dulu. L : besok pagi? J : setelah tengah malam