POSSESIVE M A F I A .
Happy Reading
..."Sayang kenapa kau juga mengataiku?" Tanya Loren dengan wajah kecewanya.
Usi segera menghampiri kedua pria yang sama-sama tampannya itu dengan membawa nampan yang berisi secangkir kopi. Ia meletakkan kopi tersebut didepan Arel yang hanya terdiam.
"Ini untuk mu Lee" ucap Usi kemudia duduk disamping Arel sedangkan yang diberi hanya mengangguk disisi pojok terdapat Loren yang memandang dengan cengo dengan tingkah wanita yang dicintainya.
"Sayang kau salah, itu buat ku" Loren memajukan tubuhnya untuk mengambil cangkir itu. Namun segera ditepis oleh Usi dengan kasar.
"Aku hanya membuatkan untuk cucu ku jika kau ingin kau bisa menyuruh pelayan untuk membuatkan" ucap Usi dengan menatap tajam Loren.
Arel hanya terdiam melihat tingkah pasangan yang sudah mulai renta itu. Ia cukup salut untuk kepada mereka karena mereka bisa melewati semua masalah dengan bersama-sama.
"Kau sungguh memanjakan pria tolol itu, jika ia kau bertemu dengannya kau akan tidak pernah menganggap ku. Kau tidak mencintaiku lagi?" Tanya Loren dengan bibir yang dimajukan sedangkan Arel menatap jijik dengan tingkah kakeknya yang sudah berumur itu.
Usi menghela nafas dengan kelakuan pria tua itu. Ia bukan dengan sengaja mengistimewakan cucunya, karna ia jarang bahkan bisa dikatakan tidak pernah bertemu dengan Arel. Dan saat seperti ini ia sangat senang bisa melihat kembali cucu tampannya.
"Dengar aku tidak menghina mu namun itu fakta, coba kau lihat sol sepatumu yang terdapat kotoran anjing dan itu sangat busuk lalu untuk kopi ini aku memang membuatnya khusus untuk cucu ku yang hampir tidak pernah mengunjungi neneknya" kata Usi dengan memandang Arel disitu pula terdapat selipan sindiran untuk Arel. Sedangkan Arel hanya mendengus sebal karna ia terus-terusan disindir oleh kedua orang itu.
Loren yang mendengar kalimat terakhir itu terseyum sinis. Ia tahu istrinya akan terus menyindir Arel yang sudah mengabaikan dirinya 8 bulan terakhir ini. Arel yang melihat senyum kakeknya hanya membuang muka malas.
"Kau ingin berbicara apa kakek tua?" Tanya Arel yang masih menjengkelkan bagi Loren.
"Cihh tidak bisakah kau bersikap sopan kepada orang yang lebih tua?" Usi mengatakanya sambil mengambil kue yang telah diantar oleh pelayan.
"Aku tidak punya banyak waktu" Ucap Arel mengabaikan pertanyaan Usi. Usi yang merasa diabaikan mendengus kesal dengan tingkah cucunya.
"Baiklah, apa yang akan kau lakukan padanya?" Kini Loren bertanya langsung pada inti pembicaraan.
Arel yang menyeruput kopi buatan neneknya menoleh setelah mendengar pertanyaan dari pria tua itu. Ia mengangkat alisnya sebelah dan meletakkan kembali cangkir kopi itu.
"Kau tahu apa yang akan terjadi kenapa kau bertanya hal yang sudah kau ketahui?" Tanya Arel dengan menatap Loren tajam. Ini adalah salah satu kelemahannya pria tua itu akan selalu tahu semua tentangnya. Hal itu membuatnya membenci pria tua yang ia sebut kakek itu.
Loren terseyum sinis dan menatap cucunya itu dengan tatapan tidak suka. Tubuh mereka memang mengalir darah yang sama namun mereka orang yang berbeda bukan. Jadi tidak masalah baginya untuk saling bermusuhan.
"Ya kau benar namun aku hanya menyarankan kau segera bergerak cepat jika tidak ingin ia terlepas" jawab Loren sambil membuang sepatu kotornya kesegala arah. Usi yang melihat itu segera berdiri dan memukul kepala suami gilanya.
"Auww shhh sayang kau menyiksaku lagi" ucap Loren sambil mengusap-usap kepalanya yang telah mendapat golang galing hangat dari istrinya.
"Kenapa kau membuangnya? Kau bisa menaruhnya atau menyuruh seseorang untuk membersihkan kotoran itu. Bukan malah membuangnya bego" kata Usi dengan berkacak pinggang dan menatap tajam Loren sedangkan yang ditatap hanya meringis.
Arel yang merasa tidak ada yang dibicarakan lagi dan ia juga merasa hal itu sangat membuang-buang waktunya. Ia segera melangkah keluar mansion tanpa mengucapkan apapun, dengan memakai kacamata hitamnya menambah kesan misterius.
.
"Zitaaaa" teriak Mita sambil berlari mengejar langkah Zita.
Zita yang merasa temannya itu mengejarnya menghentikan langkahnya. Ia tidak habis pikir dengan tingkah teman barunya yang membawa banyak kantong belanjaan.
"Huh huhh hosssh ... zit .. a langkah mu sangat cepat sekali kau ingin lomba jalan cepat ha?" Ucap Mita yang masih terengah-engah setelah sampai ditempat Zita berdiri.
"Kau ini lagipula kenapa kau mengejarku? Apa ada sesuatu yang penting?" Tanya Zita yang hampir panik. Ia sangat takut jika ia melakukan kesalahan saat bekerja tadi, ia juga tidak sanggup jika dipecat saat masih trainee bahkan ia baru masuk hari pertama.
Mita menggeleng kan kepala dengan kuat seolah-olah itu pertanyaan yang sangat bersalah. Melihat itu Zita menghela nafas lega sambil memegang dadanya.
"Ini" ucap Mita sambil menyerahkan kantong belanjaan kepada Zita. Namun Zita tidak menyambut uluran tangan Mita. Mita berdecak kesal, karna kantong itu berat karna terdapat bahan-bahan masakan.
"Ini untuk mu jadi ambil lah, kau membuat ku pegal Zit!" Ucap Mita sedikit berteriak. Zita yang mendengarnya langsung mengambil alih katong-kantong itu.
"Tapi ini dari siapa Mit?" Tanya Zita sambil melihat isi dalam kantong itu. Mita menggeleng acuh dan mengeluarkan permen lolipop dari saku jins nya.
"Tadiw ... adah seseorang yangs .... mcekkkk menitipkauwn inih" ucap Mita tidak jelas karena ia masih menikmati manisnya makanan bergula itu. Zita mengeleng melihat temannya itu.
"Kau ingin tidak? Ini cukup banyak aku akan membagi ini menjadi dua jika kau ingin" ucap Zita sambil melihat lagi kedalam kantong berisi sayur, buah dan daging yang masih mentah.
"Tidak aku cukup banyak dirumah. Ayo kita cepat pulang sebelum hujan mengguyur badan seksi kita" Mita meraih tangan Zita menariknya menuju halte didepan supermarket.
Setelah menunggu 10 menit akhirnya bis yang hampir penuh orang itu datang. Zita dan Mita segera masuk kedalam bis mengikuti yang lain.
.
Tanpa mereka sadari terdapat seorang pria tampan didalam mobil mewahnya. Ia mentapa datar kearah bis yang saat ini sudah bergerak meninggalkan halte yang sudah sepi itu.
"Ku pastikan kau terurus dengan baik, karna ditubuh mu terdapat rahim yang nantinya akan terisi oleh benihku" ucap Arel dengan sorot mata tajamnya.
Bersambung ...
Kira-kira Zita mau gak ya diisi sama kuaci? Hehehe .. gimana part kali ini? Inces tunggu saran dan kritikan yaa. Terimakasih
Love,
IncesCantika
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE M.A.F.I.A
ActionWARNING !!! PRIVAT ACAK . . " Kau adalah milikku meskipun kau telah menolak, aku tidak perduli. Aku tidak butuh cintamu yang ku butuhkan hanya sosokmu untuk menemani didunia gelapku " Arel Lee Delwyn " Aku tidak mengizinkan diriku menjadi milikmu b...