POSSESIVE M A F I A .
Happy Reading
..."Benarkah? Neal memperlakukan mu romatis? Sungguh sulit dipercaya" Ella menatap curiga terhadap gadis didepannya yang menyangdang predikat sebagai sahabatnya itu.
Zita menganggukkan kepalanya dan mengeluarkan bunga mawar putih itu dari tas miliknya. Lalu mencium aroma dari bunga itu dengan tenang.
Ella memandang sahabat nya geli, bagaimana tidak ini adalah kali pertama Zita mendapatkan bunga dari seorang pria yaa meskipun itu dari sahabatnya juga.
"Kau sungguh memprihatin kan Zit ... ku rasa kau harus mencari pria untuk bisa kau kencani" Ella kini meraih cangkir cappucino miliknya.
"Tidak aku tidak ingin. Lagi pula aku bisa berkencan dengan Neal lagi jika aku butuh" Zita melihat sekeliling area cafe yang menjadi tempat pilihan Ella untuk mengobrol sehabis bekerja. 'Eumm cukup ramai' pikir Zita
"Zita look at me ... lihat pasangan disana" ucap Ella sambil menunjuk pasangan yang berada di depan mereka dengan selisih tiga meja dari tempat mereka. Zita melihat arah yang tunjuk Ella.
"Mereka itu saling mencintai dan mengasihi. Mereka berkencan bukan hanya untuk bersenang-senang tapi juga untuk menentukan masa depan hubungan mereka. Suka ataupun duka wajib mereka lewati bersama" jelas Ella namun Zita malah menyedot minuman aloevera miliknya tanpa mau mendengar ucapan Ella.
Ella yang merasa gemas dengan sahabatnya langsung memukul dahi Zita dengan jari tangannya. Zita mengaduh sambil mengusap-usap dahi lebarnya.
"Untuk apa seperti yang kau ucapkan kalau ada Neal?" Kini Zita bertanya dengan mengangkat alisnya menggoda sahabatnya. Ella berdecak sebal mendengar kalimat yang keluar dari mulut Zita.
"Zita ... hidup mu bukan tentang Neal. Listen me ... Neal suatu saat juga akan memiliki kekasih dan juga akan menikah. Begitupun dengan kita jadi stop untuk mengandalkan Neal yang belum tentu bisa berada disisi mu setiap saat"
Zita terdiam cukup lama sambil mencerna apa yang dikatakan oleh Ella. Ia tidak boleh tergantung dengan Neal karna Neal juga punya kehidupan sendiri. Zita mengembuskan nafas beratnya dengan kasar.
"Kau benar. Aku harus berubah" Ella mengangguk setuju dengan jawaban Zita dan akan membantu Zita untuk sedikit terlepas dari ketergantungan kepada Neal.
*
"Malam ini sudah kau persiapkan bukan?" Tanya pria tampan di antara kegelapan.
"Sudah tuan, kami juga sudah mengepung tempat yang menjadi target kita berikutnya" jawab pria di belakangnya dengan tenang.
"Baiklah kau bisa pergi. Dan ingat jika ini tidak berhasil kepala kalian yang kan menjadi taruhan" kemudian pria itu pergi meninggalkan tuannya karena tidak sanggup berlama-lama dengan orang yang selalu mengancam kehidupannya.
Pria tampan dan terlihat baik namun di dalam dirinya terdapat jiwa yang sangat kejam dan menakutkan.
"Kau tidak akan lepas dari ku lagi ... akan ku lubangi kepala mu dengan pisau kesayangan ku" ucap nya di ruangan besar dengan menggema.
**
"Kemarin ku lihat kau terlambat datang bekerja" Mita bertanya kepada Zita yang sedang melihat isi kantung plastik berisi makanan fast food.
"Zit?" Panggil Mita lagi karena merasa di abaikan. Zita mendongak dan menatap Mita yang di depan nya.
"Kenapa?" Mita langsung melototkan bola matanya setelah mendapat respon dari Zita. Zita malah tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Mita.
"Eumm aku sedikit terlambat karena semalaman aku membersihkan apartmen ku yang tidak pantas di sebut tempat tinggal sebab akhir-akhir ini aku sangat lelah" terang Zita sedangkan Mita tampak memicingkan matanya curiga.
"Ku dengar kau tidak mendapat teguran dari Mrs. Harlin benarkah?" Zita hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Sebenarnya kau ini siapa? Ku rasa kau beda dari kami" Zita menggeleng sambil menghembuskan nafas.
"Aku sama seperti kalian. Tapi aku juga merasakan kalau aku mendapat keistimewaan" Mita menatap lurus ke arah bola mata Zita. Sambil mencondongkan badannya ke depan Mita mengatakan.
"Jangan-jangan kau simpanan pemilik swalayan?" Zita yang mendengar itu langsung memukul lengan Mita sedikit keras, alhasil Mita mendesis sakit.
"Kau gila?" Tanya Zita yang di jawab cekikikan oleh Mita.
"Jika aku jadi simpanan nya aku pastikan diri mu tidak akan bernyawa lagi karna terkunci di dalam gudang" Mita semakin tertawa dengan kencang membuat pengunjung restoran melihat kerarah meja mereka. Zita hanya menepuk jidat nya malu dengan tingkah teman barunya.
***
Mobil mewah berwarna silver melaju dengan kecepatan tinggi menembus jalan pegunungan. Pengemudi terlihat sangat ketakutan dan tergesa-gesa ingin sampai tempat tujuan.
Namun saat mobil itu akan berbelok di depan terdapat enam buah mobil sama mewah nya. Lalu keluarlah delapan orang berpakaian jas hitam dengan tubuh kekar di sertai ekspresi datar dari setiap orang.
Tangan pengemudi itu terlihat bergetar di atas stir mobil. Keringat dingin mengucur deras di pelipis kepalanya, badan terasa lemas seperti lumpuh total. 'Sudah tamat riwayat ku' batinnya.
Orang-orang berjas itu melangkah maju mendekati mobil silver itu dengan santai. Sedangkan pengemudi itu memejamkan mata meramalkan doa semoga kematiannya terasa nikmat meski ada orang yang siap menyiksanya.
****
"Uhukkk uhukkk .... oh God Neal kau membuat ku tersedak" Zita menepuk-nepuk dada nya dengan pelan. Neal hanya terkikik melihat sahabatnya itu.
"Neal ... jika aku mati karena tersedak ku pastikan kau akan ku hantui- Ella masih di kamar!!" seakan mengerti Zita langsung menghentikan omelan paginya.
"Benarkah? Oh thanks honey" ucap Neal lalu mengecup dahi Zita dan menuju kamar dimana Ella berada.
"Yakkk!!!! Ku pastikan bibir mesum mu itu terbakar oleh api neraka!!!" Teriak Zita dari ruang makan tetapi masih sempat didengar oleh Neal dan Zita mendengar Neal tertawa.
'Sial' batin Zita.
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE M.A.F.I.A
ActionWARNING !!! PRIVAT ACAK . . " Kau adalah milikku meskipun kau telah menolak, aku tidak perduli. Aku tidak butuh cintamu yang ku butuhkan hanya sosokmu untuk menemani didunia gelapku " Arel Lee Delwyn " Aku tidak mengizinkan diriku menjadi milikmu b...