POSSESIVE M A F I A .
Happy Reading
..."ZITA!!!" teriak seseorang dengan nyaring membuat pengunjung cafe langsung menatap aneh kepada orang tersebut. Dengan langkah tergopoh-gopoh Mita menghampiri Zita yang tampak mencurigakan.
"Zita jadi gini yaa. Benar-benar jahat!" tuduh Mita tanpa permisi membuat Ramon mengerutkan dahi bingung dengan gadis abstrak didepannya itu.
"Mita ... plis jangan buat malu. Lihatlah otot lehermu akan keluar jika kau berteriak lagi" soroh Zita malas menghadapi teman barunya ini.
Mita mengerucutkan bibirnya kesal, kemudian ia meletakkan tasnya dimeja dan mengambil duduk disamping Zita. Tangan mulusnya melambai kearah seorang waitress laki-laki. Dasar ganjen!
"Eumm ... aku mau machalatte sama croissant. Gak pake lama" kemudian waitress itu pergi setelah menerima pesanan dari Mita.
"Ehemm"
'Krikk krikk'
"EHEMMM" dehem Mita lagi membuat Zita langsung menatap tajam kearah Mita seakan-akan mengajak adu mata. Sedangkan Mita cengengesan tidak jelas.
"Jadi gini ya Zit?"
"Apa Mit apa!?" Jengah Zita karna teman yang satu ini selalu membuat dirinya yang cantik ini harus naik darah.
"Yaa kau berkencan dan tidak berniat mengenalkannya denganku. Kau memang teman yang pelit Zit. Ohh aku tahu apa kau takut kalau kekasih mu itu terpesona olehku?" Bisik Mita kepada Zita tapi masih bisa didengar oleh Ramon.
"Damn, apa mulut licin mu itu perlu disumpal supaya diam? Dia bukan kekasihku dan kita tidak sedang berkencan" jelas Zita membuat Mita menggeleng tidak suka.
"Kau tak bisa berbohong kepadaku Zit. Akui saja keburu dia ngambek terus kau ditinggal eh jadi jomblo lagi" ucap Mita sambil menerima pesanannya tadi.
"Yang dikatakan Zita tadi benar nona" jawab Ramon disertai senyum manis miliknya.
"Ohh benarkah? Bagus deh" girang Mita membuat Zita menggeleng mengamati teman anehnya ini.
"Perkenalkan namaku Ramon Ferdian" ucap Ramon sambil mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh tangan nakal milik Mita.
"Eumm hai Ramon aku Mita Rossy ... dan aku sedang sendiri" balas Mita sambil mengedipkan matanya manja yang membuat Zita ingin muntah.
Ramon mengangguk dan segera melepas tangannya yang masih digenggam manis oleh Mita sedangkan Mita terlihat tidak ikhlas dan Zita tertawa mengejek Mita.
*
"Indonesia?" Ulang Arel memastikan apa yang baru saja ia dengar.
"Ya tuan, orang tuanya pemilik saham terbesar disana. Dan tetapi mereka juga mempunyai saham beberapa di negara lain. Fakta yang mengejutkan tadi kalau clien yang ada temui untuk kontrak kerjasama tadi adalah milik orangtuanya" jelas informan Arel tanpa membaca data apapun.
"Tuan Ferdian datang ke negara ini karena ia ingin tinggal disini ditanah kelahirannya. Selain itu juga ia tidak ingin bertemu dengan kekasihnya sebab kedua kakinya lumpuh membuatnya malu dan merasa tidak sempurna" lanjutnya lagi dengan lancar tanpa terlewatkan sedangkan Arel tersenyum miring.
"Dari hasil percakapan nona dan temannya selepas pergi dari cafe bahwa nona akan berteman dengannya bahkan nona menyukai kepribadian tuan Ferdian secara terang-terangan" kini tangan Arel mengepal dengan kuat mendengar apa yang baru saja ia dengar dari informannya.
"Sial, perintahkan Mark datang ke ruangan ku sekarang juga! Suruh ia menyekap bajingan kecil itu" perintah Arel dengan menggebu.
"Maaf tuan, sepertinya perintah tuan tidak dapat dilaksanakan malam ini. Sebab nona berserta teman-temannya mengajak tuan Ferdian untuk menginap di apartmen nona sendiri setelah mengadakan pesta kecil-kecilan" terlihat Arel menahan emosi sampai raut wajahnya menyeramkan.
"Yang terpenting lagi tuan tidak bisa langsung menyerang perlawanan sebab setiap hari tuan Ferdian selalu diikuti oleh pengawal khusus miliknya" lanjut informan.
"Sialan, rasanya aku ingin segera membunuhnya dengan tanganku sendiri. Kumpulkan semua aku mempunyai sebuah rencana" suruh Arel dan sang informan hanya menganguk kemudian undur diri.
'Lihat saja kau akan mati ditanganku dan untukmu gadis nakal akan kubuat kau bersamaku selamanya bagaimanapun caranya' ucap Arel didalam hati sambil melihat kedua foto Zita dan Ramon yang sedang tertawa bersama.
**
Neal terlihat membolak balikkan daging yang kini entah bisa dimakan ataupun tidak, tetapi yang jelas daging itu sudah berubah warna menjadi coklat tua atau lebih tepatnya gosong.
"Yakk Neal kau bodoh sekali, lihat ini sangat menjijikkan!" Ucap Mita yang berdiri tepat dibelakang Neal.
"Diam kau wanita menor. Kau ini bisanya cuma memerintah saja tidak membantu malah mengoceh" balas Neal sambil mengacung acungkan daging gosong itu.
"Hey ... dasar gila itu menjijikkan buang sana"
"Kau itu yang gila bukan diriku ataupun Zita sayangku" Zita yang merasa namanya disebut sebut segera melirik Neal dengan tajam Neal yang ditatap begitu hanya cengengesan tak jelas.
"Kau sama sekali tak cocok dengan Zita apalagi diriku (sambil mengibaskan rambutnya) Zita itu cocoknya dengan Ramon" ucap Mita membuat pipi Zita sedikit menghangat.
"Ah kau ini bisa saja Mita" jawab Ramon sambil menatap Zita yang terlihat tersipu malu.
"Cihh Ramon, bilang saja kalau kau menyukainya jika tak ingin diambil orang" ucap Ella tambah membuat pipi Zita seakan ingin meledak saking panasnya dan mereka tertawa.
"Ya aku menyukainya"
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE M.A.F.I.A
ActionWARNING !!! PRIVAT ACAK . . " Kau adalah milikku meskipun kau telah menolak, aku tidak perduli. Aku tidak butuh cintamu yang ku butuhkan hanya sosokmu untuk menemani didunia gelapku " Arel Lee Delwyn " Aku tidak mengizinkan diriku menjadi milikmu b...