POSSESIVE M A F I A .
Happy Reading
..."Aku mati saja"
Plakk ...
"Aduhh ... sakit kenapa kau menamparku?" Zita menggosok-gosok pipinya yang sedikit memerah.
"Itu sangat pantas kau dapatkan" balas Mita dengan bangga, sedangkan Zita melotot dengan tajam kearah makhluk gila didepannya.
"Kenapa? Memang benar bukan? Heh asal kau tahu yaa ... jika kau mati siapa yang bakalan dapat uang duka dari perusahaan ini? Kau kan jomblo" Zita semakin melotot tidak terima bagaimana bisa gadis secantik dan seanggun ini dikata-katain jomblo! Tapi memang benar juga sih ia juga lagi sendiri lo bukan berarti jomblo.
"Mulut yaa ... dijaga! Ntar ada tayo liwat mampus tuh mulut ketabrak" ucap Zita sambil mempraktekkan dengan tangan adegan Mita ditabrak bus tayo langsung lari.
"Yeuww ... mendinglah yaa daripada mati, jenazah tertimbun gas mampus sekalian aja tuh gas elpiji meledak abis itu nih yaa ... apinya membara biar bisa bakar ikan dis-" Mita belum menyelesaikan kalimatnya ia tertegun dengan Zita yang saat ini sedang tertawa terbahak-bahak. Sungguh ini sedikit menggores hati Mita sebagai teman dari orang yang saat ini terlihat baik di fisik, namun hatinya sangat-sangat rapuh.
"Ke loker yuk, ganti baju. Abis itu aku antar kamu pulang ke apartment mu" ajak Mita yang kini memegang pundak Zita dan membuatnya tertegun.
"Eleh ... tai ada maunya nih baik-baik gini yakan? Ngaku kau ferguso!" Tuduh Zita sambil memicingkan matanya.
Plukk ..
"Aneh ya aku baik malah dituduh giliran aku jahat malah semakin dituduh. Huu dasar kingkong pink" dengus Mita membuat Zita terkekeh.
"Yaudah yuk ... nanti aku traktir" ucapan Zita membuat mata Mita berbinar-binar dan langsung memeluk Zita haru.
"Nasi kotak" lanjut Zita yang langsung ditinggal pergi oleh Mita.
"Lahh ... kan enak mumer lagi" Zita masih bicara sendiri sambil garuk-garuk pantatnya yang tidak gatal.
*
Seorang pria lumayan tua memakai jas hitam dengan diikuti oleh dua orang dibelangkan memasuki ruangan yang bertuliskan 'Manager' dengan raut wajah yang tidak bersahabat yaitu datar dan tak ada manis-manisnya. Eh kayak iklan?
Tanpa mengetuk pintu, tanpa permisi dan tanpa tetek bengek ritual lain. Pria itu langsung masuk dan duduk dikursi tamu disana. Pemilik dari ruangan itu gelagapan karna ia ketahuan sedang tidur disaat jam kerja.
"Tu ... tu ... an ada apa? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya manager yang bernama Tommy. Pria yang duduk itu hanya mengelengkan kepalanya melihat penampilan orang yang berdiri sedikit membungkuk itu.
"Kau dipecat" ucap pria itu langsung keintinya. Tommy sangat terkejut mendengar kalimat yang keluar dari mulut pria didepannya itu.
"Tapi apa salah saya tuan? Saya minta maaf kalo saya tertidur saat jam kerja karena say-"
"Bukan karna itu" potong pria itu datar dengan tenang membuat Tommy menyatukan dahinya terbitlah kerutan-kerutan.
"Apa kau lupa tugas apa yang dulu saya sampaikan saat kau menaiki jabatan ini? Apa kau lupa?" Tommy semakin mengerutkan dahinya sambil mulut komat-kamit berpikir keras.
"Razita?" Jawabnya ragu.
"Apa kau tau keadaannya saat ini?" Tommy mengangguk dengan mantap tanpa ragu sedikitpun.
"Gadis itu bekerja dengan semangat dan selalu mendapat perhatian dari kami tuan lalu diman-"
"Lihat ini" potong pria datar dengan menunjukkan smartphone yang menampilkan adegan cctv ketika Zita dibully oleh seniornya.
Melihat itu Tommy merasa sangat sedih dengan keadaan Zita dan juga ia merasa sangat kecewa dengan karyawannya terlebih hidupnya pasti akan game over.
"Ma ... maaf tu ... an saya tidak tahu kalau akan terjadi seperti ini" Tommy menundukkan kepalanya persis saat upacara, ia takut saat ini.
"Pecat mereka detik ini juga atau kau yang akan dimusnahkan sekarang juga!" Dengan cekatan dan gugup yang tiada hentinya Tommy menyuruh Mrs. Harlin hrd untuk memecat karyawan yang telah melukai Zita.
Tak berapa lama Tommy sudah menyelesaikan tugasnya dengan cepat meski sedikit berdebat dengan Mrs. Harlin karna mereka karyawan berprestasi.
Tommy kembali menuju dimana pria datar itu duduk dengan langkah ragu dan pelan sepelan pengantin yang akan dinikahkan.
"Sudah saya lakukan tuan" ucap Tommy membuat pria itu mengalihkan pandangannya menatap Tommy yang berkeringat basah.
Tanpa mengucapkan apapun pria itu pergi dari ruangan itu diikuti oleh dua orang tadi yang sama-sama datarnya.
Lalu pria itu mengambil smartphone miliknya dan menekan beberapa tombol kemudian berdering menandakan terdapat sambungan.
"Sudah saya selesaikan tuan" ucap pria itu dengan nada datar.
"Bagus, lanjutkan tugas lainnya" jawab pria diseberang sana.
"Baik tuan" lalu sambungan itu terputus.
**
"Ddu du ddu du trerettt ... treerettt reretttt blackpink!" Mita langsung menutup telinganya untuk kesekian kalinya.
"Diam ompreng!" Teriak Mita supaya Zita menghentikan nyanyiannya yang sangat cempreng dan merusak pendengarannya.
"Ishh ... kau sangat merusak kebahagiaan ku, kau sangat jahat, kau hancurkan aku dengan sikapmu tak sadarkah kau telah menyakitiku" ucap Zita sambil menepuk-nepuk dadanya membuat Mita menggeleng-geleng ngajak dugem.
"Gila kau! Aku tak kenal dirimu wahai sergio" balas Mita sambil menunjuk arah muka Zita.
"Yakk ... dasar kecoak pasar berani sekali kau dengan gadis lemah sepertiku ini"
"Hey ... " suara itu mengintruksi kedua gadis yang saat ini sedang asyik mendrama.
"Tayo"
Plukkk ...
"Sakit" rintih Albert setelah mendapat tipukan flatshoes milik Zita dan Mita.
"Dasar lelembut cantik" lanjut Albert merintih.
Bersambung ....
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE M.A.F.I.A
ActionWARNING !!! PRIVAT ACAK . . " Kau adalah milikku meskipun kau telah menolak, aku tidak perduli. Aku tidak butuh cintamu yang ku butuhkan hanya sosokmu untuk menemani didunia gelapku " Arel Lee Delwyn " Aku tidak mengizinkan diriku menjadi milikmu b...