8

13.7K 551 2
                                    

POSSESIVE M A F I A .

Happy Reading
...

Berjalan bak seorang penguasa dunia Arel laki-laki yang menyandang sebagai bos mafia dan sekaligus pengusaha besar melewati orang-orang yang menatap nya kagum. Entah karna fisik nya yang bagai dewa yunani atau karna pakaian yang ia pakai. Di ikuti oleh beberapa pengawal, Arel memasuki mobil  mewah dan dengan dilengkapi oleh fasilitas yang sangat memuaskan. Arel tidak tanggung-tanggung merogoh kocek untuk keselamatan dan kenyamanan dirinya.

"Tuan mereka sudah ada di markas" ucap salah satu pengawal yang mempunyai luka sayatan di bagin pipinya akibat perbuatan Arel.

Arel hanya mendengarkan tidak berniat untuk menjawab. Pria arogan itu sibuk dengan ipad yang berada di telapak tangannya. Sedangkan pengawalnya sudah mengerti dengan sikap tuannya yang super sibuk dengan pekerjaannya. Tapi kali ini Arel bukan sibuk untuk memeriksa berkas kantor ataupun tentang file-file yang dikirim oleh sekretarisnya.

Tetapi saat ini ia sedang memandangi foto hasil bidikan oleh orang suruhannya untuk memata-matai gadis miliknya. 'Oh miliknya' Arel selalu terasa nyaman jika menyebut gadis itu miliknya.

"Jalan sekarang" ucap Arel kepada supir yang akan membawanya ketempat yang tanpa harus Arel beritahu lagi.

*

"Mit bagaimana cara menghentikan mesin ini?" Tanya Zita ketika mesin sensor barcode tidak berfungsi dengan baik.

Mita segera lari menghampiri tempat dimana Zita berada. Setiap ada yang tidak Zita tahu ia pasti akan meminta Mita untuk membantu. Bagaimana tidak? Hanya Mita yang bersikap baik kepadanya. Sedangkan yang lain akan bersikap sinis, dan tidak akan membantu jika Zita dalam masalah.

Zita sempat berpikir apakah ini akibat karena ia mendapat perlakuan istimewa oleh atasan disini? Tetapi Zita tidak meminta itu semua, ia juga menolak untuk di angkat sebagai spv market ini. Sebab ia juga sadar kalau ia masih karyawan baru dan pengalamannya juga masih sangat minim sekali.

"Ohh Zita ... kau harus mengingatnya. Sudah empat kali kau selalu menanyakan tentang mesin ini zit" ucap Mita sambil mengutakatik mesin barcode. Zita memang gadis pelupa dan ia harus di ingatkan berkali-kali baru ia akan tetap ingat.

"Terima kasih" Zita mengeluarkan senyum manis miliknya kepada Mita, namun Mita hanya mendengus sebal dan pergi menuju tempat asalnya tanpa mau membalas ucapan Zita.

"Sama-sama" jawab Zita sendiri sambil melambaikan tangannya kearah Mita dan Mita juga melakukan hal yang sama.

"Heuhh aku lelah" gumam Zita sendirian setelah kepergian Mita. Saat ini market dalam keadaan low season karena sudah mendekati tanggal tua yang menyatakan kalau mereka harus berhemat sampai bulan depan ketika mereka mempunyai uang kembali.

'Apa aku mengajak Neal untuk pergi menonton air mancur di taman kota' pikir Zita

'Atau aku mengajak Ella mabuk-mabukan di pinggir jalan?' Sungguh ide yang sangat gila bukan? 'Baiklah aku akan tidur saja di kamar sempitku' putus Zita.

Kemudian Zita kembali melanjutkan kegiatannya yaitu menghitung jumlah sedotan susu yang ia hitung ulang karena lupa sampai berapa ia menghitung.

**

"Aakkhhhhh" jerit laki-laki yang sedang duduk di atas kursi yang terbuat dari kain sutra. Laki-laki itu bernafas dengan tersegal-segal sambil terbatuk-batuk akibat sendari tadi ia berteriak kesakitan.

"Menikmatinya eohh?" Tanya pria tampan namun saat berada di ruangan ini ketampanan nya luntur tergantikan oleh kekejaman yang memenuhi dirinya.

Saat ini pria itu sedang memotong satu persatu jari tangan laki-laki yang duduk di kursi yang ia pesan khusus untuk orang-orang yang telah membuatnya murka.

"Kau ingin aku apakan lagi?" Kini pria itu berbicara dengan lembut tetapi tangannya mencengkram rambut laki-laki itu dengan pelan namun seiring waktu cengkraman itu berubah menjadi kasar.

"Bajingan ... kau arghhhhhh" umpat laki-laki itu tepat didepan wajah pria itu. Sedangkan yang mendapat umpatan malah tertawa dengan sangat kencang dan menggema di ruangan minim cahaya itu.

"Aku bajingan? Ku akui memang aku bajingan tapi aku tidak akan pernah sudi mengkhianati tuan ku jika aku menjadi kau" ucapnya sambil menghempaskan cengkraman tadi.

"Cihhh aku sangat senang setidaknya sebelum kematian ku. Kau juga dalam keadaan bahaya" ucapan laki-laki itu semakin membuat pria tampan itu marah semakin menjadi.

"Kau!!!" Tunjuk pria itu tepat didepan mata laki-laki yang saat ini menyunggingkan senyum mengejek.

"Kau tidak akan selalu mendapatkan apa yang kau mau!!! Kau juga akan mendapat balasannya. Kau dengar itu ARELLL!!!" Lalu pria yang bernama Arel itu mencabut pisau lipat kesayangannya yang menancap di dalam jantung laki-laki itu.

Darah mengalir dengan deras membasahi pakaian laki-laki yang kini sudah tidak bernyawa. Kemudian datanglah para pengawal masuk ke dalam ruangan itu.

"Bereskan dia" ucap Arel sambil mengelap pisau kesayangannya dan melangkah untuk pergi.

"Ohh yaa ... jangan lupa kau kuliti tubuhnya dan kau bisa membuatnya untuk kerajinan" lalu Arel menggilang dari tempat terkutuk itu.

Tiba-tiba ponsel Arel berbunyi menandakan ada sebuah pesan masuk. Arel dengan malas membuka pesan itu, ketika ia sudah membuka pesan. Raut muka yang semula dingin sekarang tergantikan dengan raut muka yang sangat menakutkan.

"RAZITA!!!!"








Bersambung ...

POSSESIVE M.A.F.I.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang