4

164 31 0
                                    

Di sinilah Siheon sekarang..

Dua jam yang lalu dirinya masih berkutat dengan imajinasi. Baginya imajinasi itu harus dituntaskan daripada berhenti lebih baik tidak usah berimajinasi. Dan sekarang posisinya berada di gudang kecil di belakang rumahnya. Meskipun ada satu satpam yang berjaga di luar namun teriakan satpam tersebut membuat Siheon takut. Pasalnya, penjahat kelamin- begitu Siheon menyebutnya, sedang melarikan diri dari satpam yang berjaga.

Hanya ada ponsel di tangannya. Ia tidak tahu harus menghubungi siapa. Kondisi di luar sana sepi tanpa satpam khusus. Isi kontaknya hanya ada nomor papa, mama, tuan Byun, Baekhyun, Chenle, Guanlin, dan Hyunjin. Opsi pertama yang dipilihnya adalah mamanya. Namun, wanita paruh baya itu cukup sibuk untuk menjawab panggilan putrinya sendiri. Papanya pun begitu, mungkin sedang dalam tahap mencari istri baru. Bagaimana kalau tuan Byun?

Tidak. Siheon hanya memajang nama kontak tuan Byun dan Baekhyun di ponselnya.

Terlalu jauh bagi dua putra konglomerat untuk datang ke perumahannya. Lagian ini sudah hampir jam sembilan malam. Siapa kira-kira yang mau menemaninya?

Hyunjin.

Dia harus menjaga kakaknya, bukan?

Siheon membuka knop pintu gudang perlahan. Ia meragukan rumahnya yang sudah terkunci rapat. Takut penjahat kelamin itu malah menyusup lewat jendela atau bahkan memecahkan kaca jendelanya dengan batu. Keringatnya sudah jatuh ke lantai, rasa takutnya pada orang yang akan menyakitinya kian membesar.

Apa Hyunjin bisa diandalkan? Menemani malam ini saja.

Rumah Hyunjin berjarak lima rumah dari rumahnya. Ia bisa saja melesat lari ke rumah Hyunjin, urusan kenal tidak kenal bisa nanti dibicarakan. Tapi nyalinya ciut saat kepalan tangannya menggenggam erat knop pintu.

"Masa bodo! Gue harus hubungi Chenle atau Guanlin."

"Ah sial!"

Nada dering kedua, panggilan dari Siheon ke Chenle sengaja laki-laki itu putuskan. Sedangkan Guanlin, nomornya di luar jangkauan.

"Baiklah! Ini yang terakhir."

Siheon menghubungi Hyunjin. Pada nada dering ketiga, Hyunjin mengangkat panggilan Siheon.

"Lo sendirian di rumah?" basa-basi Siheon.

"Nggak. Ada bokap nyokap, kak sinbi di rumah. Napa?"

"Lo bisa keluar bentar gak? Keluar depan gerbang rumah lo aja, ntar gue samperin."

"Maksud lo apaan ngajak gue keluar malem-malem hah?!"

"Ya ampun, Jangan banyak tanya deh. Gue udah panik setengah mati."

"Gue udah keluar nih sekarang."

Siheon membuka knop pintu perlahan. Matanya was-was menatap jalanan lalu menutup pintu pelan-pelan. Lampu jalan menyinari rumah Hyunjin yang letaknya tepat berhadapan dengan pos satpam. Siheon berharap cepat sampai ke sana karena langkahnya yang bergetar. Sebab, ia merasa ada seseorang di belakangnya.

Siheon melihat kaki Hyunjin dibalik tembok pembatas pagar rumah laki-laki itu. Gadis itu sudah berjalan cepat namun rumah Hyunjin terasa jauh baginya. Akhirnya, Siheon bisa melihat Hyunjin sedang memainkan ponsel berkat cahaya lampu jalan.

Tap

Siheon terlonjat ke depan setelah seseorang menepuk pundaknya disusul dengan teriakan satpam dari lorong lain. Gadis itu terjongkok menutup wajahnya.

"Byun Siheon," panggil Hyunjin.

Teriakan satpam tadi benar-benar mengundang rasa penasaran hingga semua pemilik rumah keluar ikut mengejar penjahat kelamin tersebut. Rahang Hyunjin mengeras, kakinya berancang-ancang ingin mengejar pejahat itu namun Siheon menahan tangannya.

Time To Have You | Hwang Hyunjin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang