14

123 18 0
                                    


"Tante.. ayo istirahat dulu," ucap Sinbi pada ibu Siheon.

Mata kiri Siheon bengkak karena hantaman kayu yang dilayangkan oleh anak buah musuh tuan Byun. Hyunjin luka di bagian sikunya karena menyingkirkan Siheon dari bahaya penyerangan. Tepat sesudah Hyunjin memeluk erat Siheon di depan pagar. Anak buah musuh tersebut datang dari jalan belakang menarik Siheon langsung dan terjadi perkelahian yang akhirnya dibubarkan oleh polisi setempat.

"Mata lo gapapa?" tanya Hyunjin.

"Kepala gue pusing."

"Tidur aja."

"Saat ini gue bingung mau tidur apa nggak."

Hyunjin menepuk bahunya agar Siheon bisa mengistirahatkan kepalanya. Emang dasar Siheon kurang peka, gadis itu mengelus bahu Hyunjin.

"Yang ini kena hantam juga?"

Pertanyaan Siheon sukses membuat Hyunjin tersipu. Ia tahu Siheon khawatir dengan dikondisi mereka sama sama masih menggantungkan hubungan saat ini membuat Hyunjin cukup takjub dan menaruh harapan besar pada Siheon.

"Apa mau gue temenin tidur?"

"Dasar mesum."

"Orang gue cuma nganter ke kamar doang, di mana mesumnya coba."

Siheon menutup mulutnya, enggan bicara, ia membaringkan tubuhnya di sofa panjang yang bisa dikatakan serupa kasur tapi Hyunjin bilangnya itu sofa antik turun temurun. Hyunjin duduk mendekat memperhatikan sisi samping Siheon.

"Lo belum mandi ya?"

"Jadi gue gak boleh tidur di sini sebelum mandi?"

"Jutek banget lo sumpah."

Siheon menutup mata kirinya yang terasa berat, mata kanannya dibiarkan terbuka. Mata kanan itu terfokus pada wajah Hyunjin, ia baru sadar pipi Hyunjin sedikit koyak karena melawan dua anak buah musuh sekaligus.

"Obatin sana pipi lo, ntar codetan nggak ada cewek yang mau."

"Lo yang obatin lah, tangan gue semuanya sakit."

Siheon bangun dengan cepat mengambil obat merah dan plester. Ia heran kenapa ada plester keroppi di kotak p3k Hyunjin. Siheon langsung menduduki sofa dengan posisi duduk senyaman mungkin, lalu menepuk tempat kosong di sebelahnya.

"Karena mata gue yang sehat cuma satu jadi lo mukanya majuin. Tapi jangan kesempatan. Gue tambah tonjokan nanti."

Hyunjin menurut dan memalingkan wajahnya. Di awal bertemu mereka bisa tidak berdebar menatap satu sama lain karena belum ada rasa dan sekarang Hyunjin tidak bisa menatap wajah lelah gadis itu lama-lama karena sudah ada rasa.

Siheon tak sengaja menekan bibir Hyunjin dan laki-laki itu meringis. Ada yang salah?

"Buka mulut lo," suruh Siheon.

Ada koyakan sepanjang dua sentimeter di dalam sudut kanan bibir Hyunjin. Siheon memejamkan matanya, pusing makin menjadi dan Siheon tidak tahu cara mengobati luka di dalam mulut.

"Gapapa.." tenang Hyunjin. Ia rasa lukanya tidak perlu diobati.

Mereka larut dalam diam, mata Siheon terus mengatup agar dirinya tetap sadar dan berharap Baekhyun selamat supaya mereka bisa mencari rumah untuk ibu mereka.

Bahu keduanya bersentuhan, masih berpikir kalimat apa yang seharusnya diucapkan. Apakah harus menanyakan bagaimana kabar hubungan Hyunjin dan Hyeyeon? Apa mereka sudah pacaran? Dan kenapa Hyunjin berterima kasih kepada Siheon karena gadis itu telah kembali ke pelukannya?

Time To Have You | Hwang Hyunjin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang