awal

1K 76 3
                                    

Sebelum kelulusan

Hyunjin terpaksa telat gara-gara kakaknya minta dianter ke kampus karena sama-sama telat dan egois juga. Kalo sinbi gak ngancem ini itu mana mau hyunjin nganterin sinbi ke kampusnya yang cukup jauh dari sekolah.

"Jemput gue lagi ya, dek!" teriak sinbi setelah turun dari motor hyunjin.

"OGAH! GUE TELAT GARA GARA LO INI AH!"

Sinbi senyum tanpa dosa menatap kepergian adik semata wayangnya. Sedangkan hyunjin terus mengegas motornya hingga sampai sekolah dalam waktu duapuluh menit saja. Kalo jalan normal sih bisa sampe sejam.

Biarin deh ya, orang tamvan mah bebas.

Saking seriusnya bawa motor, hyunjin hampir menabrak seorang siswi yang tengah bingung mau masuk dari mana soalnya gerbang udah ke tutup sedikit. Satpam yang menjaga gerbang menyuruh mereka pulang tetapi bukan hyunjin kalau tidak bisa merayu.

"Bapak kenal kakak saya kan?"

"Neng sinbi?"

"Iya, barusan saya nganter dia. Saya gak tega biarin dia ke kampus sendirian. Nah, sebelum pergi dia nitip salam ke bapak. Katanya satpam kesayangan."

"Aduh, neng sinbi bisa aja. Perasaan dulu judes banget sama bapak."

"Ah, kak sinbi itu malu malu kucing, pak. Dia kan suka cowok yang lebih tua gitu, hehe."



"Oi, hyunjin!"

"Ntar dulu, yu," bisik hyunjin ke siswi yang ternyata han jiyu.

"Ngegodain godain aja, jin. Kalo kelamaan gini yang ada diusir langsung sama panitia acara."

"Ya makanya ini biar cepet lo sogok duit buat beli rokok gih, gue lupa bawa dompet."

Mau tak mau jiyu mengeluarkan uang jajannya. Padahal uang itu mau dia gunakan untuk makan-makan sama sohibnya. Mana itu uang limited. Ga sempet bawa dompet juga, tiba-tiba ada uang di saku rok.

Setelah bernegosiasi, hyunjin dan jiyu langsung masuk ke aula. Mereka disambut ketua panitia, Huang Renjun. Cowok cina itu ngomel panjang padahal mereka telat cuma semenit doang. Otomatis seisi aula yang sedang bekerja menatap mereka bertiga.

"Lo jiyu, bukannya lo janji gak bakal telat hah?!"

"Ya gue gak tau kalo kesiangan. Cuma semenit doang, njun."

"Alasan, terus lo ngapain ikut telat? Kesiangan?!"

Kalo tubuh renjun sama besarnya dengan hyunjin udah diajak berantem kali.

"Nganter kakak gue, kalo mau dihukum hukum aja gua. Ngoceh mulu lo."

Raut wajah renjun ga semarah tadi, malahan tiba-tiba menghela napas lega.

"Kebetulan di lantai dua ada kursi panjang yang belum dipindahin. Kalian aja yang pindahin ya."

"Kursinya satu doang, kan?" tanya jiyu, dia baru aja pake celana olahraga langsung tanpa ngelepas rok. Itu yang nyuruh pak Yunho (tiba-tiba lewat pas renjun marahin mereka berdua)

"Pindahin aja udah. Banyak nanya!"

Hyunjin mengekor jiyu ke lantai dua. Napasnya terhenti saat menemukan tiga kursi kayu yang terlihat berat. Meskipun hyunjin sering membentuk otot, yang namanya bekerja sama dengan cewek itu bakal susah.

"Kuat gak lo?" tanya hyunjin, ekspresi jiyu juga agak nyesel. Nyesel gara-gara telat.

"Coba aja lah. Mumpung gue lagi mau capek."

Time To Have You | Hwang Hyunjin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang