Dan kini aku masih terjaga
Menemani rembulan menggelar temaram
Mendengar sunyi berceloteh riang
Melihat gelap berlarian senang
Masih merebah dalam gundah
Sungguh sangat tenang menerawang
Seperti biasa saat kujelmakan bayangmu
Dan benar saat ini kujelmakanmu lagi
Dengan cara yang sama setiap harinya
Menuliskan semua tentangmu
Dalam lembaran...
Tentangmu adalah melodi-melodi minor
Dengan nada-nada misteriusnya
Dalam pelukan simphoni lembut
Menenangkan...
Adalah aturan-aturan dalam berkasih
Dengan segala cekik yang asik
Dalam jeratan pelik romantika
Mendebarkan...
Adalah Yunan tua yang lekas bersembunyi
Dengan jejak untuk era kebanggaan
Dalam kebohongan yang membahagiakan
Mengesankan...
Adalah sebuah teka-teki serta kuncinya
Dengan kebingungan yang candu
Dalam kesia-siaan yang menyenangkan
Meragukan...
Adalah reruntuhan sebuah istana
Dengan segala kemegahannya
Dalam puing-puing yang indah
Menipu...
Adalah rasa yang nyata
Dengan sebongkah hati
Dalam lilitan kawat berduri
Menyakitkan...
Tentangmu adalah apapun itu akan tetap menjadi sebuah panorama di mataku
Seperti apapun itu rasanya akan tetap hambar sebaik air putih untukku
Diibaratkan bagaimanapun akan tetap sama
Tetap bercerita tentang ketulusan
Aku harap tetap seperti itu hingga sosok yang bernama jenuh itu mati
Tentangmu adalah cetak biru dari sejarah
Yang akan menyempurnakan perjuangan cinta Rahwana pada Shinta
Sebelum tangan ini tak dapat berkisah lagi tentangmu
_DaFamzz
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Kamu
PoesíaBaris-baris huruf tak runtut perkata, susunan kata tak beraturan dalam sajak, larik-larik sajak tak tentu arah pada bait. Semua ku sulam indah, Teruntuk Kamu.
