Part 25

812 41 0
                                    

"Jeesssiiiieeeeee!" teriak seseorang sambil berlari kearah jessi dengan membawa buku ditangannya "Tungguin gueee"

"Ck." jessi berdecak lalu menengok kebelakang, benar saja. Tisya, lagi-lagi membuat suasana tidak enak karena teriakannya yang amat sangat cempreng itu, selalu saja. Membuat orang-orang terganggu "Lo bukan temen gue!" balas jessi lalu cepat-cepat berlari kelantai atas

"Is, Jahat!" teriak tisya lagi, yang masih terdengar oleh jessi, padahal jessi sudah berada ditangga teratas. Memang benar-benar suaranya tisya ini

Karena takut dikejar-kejar oleh tisya, jessi berlari sekencang mungkin. Sampai-sampai ia menabrak siswa lain yang sedang membawa banyak buku paket dari perpustakaan

"Mampus!" ucap jessi pelan

Jessi berjongkok lalu membantu siswa itu membereskan buku-buku yang berserakan dilantai "Aduh, sorry ya! Gua nggak sengaja. Sumpah deh, lo nggak ada yang lecet, 'kan? Ini Bukunya juga nggak ada yang rusak 'kan?" ucap jessi sambil menyerahkan buku-buku yang tadi ia ambil dari lantai kearah siswa itu "Eh, lo kan Devan! Aduh jangkung, maapin ya"

"Ck." devan berdecak lalu mengambil buku yang jessi ambil barusan "Iya, gua devan. Iya dimaapin,"

"Secepat, itu?"

"Pake syarat, tapi!"

"Ck. Yaudah apaan?"

"Bantuin gua bawa buku-buku ini, kedalam kelas gua! Gampang 'kan?"

Ya, iya memang gampang. Tapi waktunya sudah memepet, sebentar lagi bel masuk berbunyi. Shit~ sial, kenapa harus nabrak cowok cuek nan rempong ini sih?. Jessi menarik napas dalam-dalam lalu ia hembuskan "Oke!" ucap jessi kemudian

"good!"

"Yaudah, sini-sini. Habis ini selesai ya! " ucap jessi lagi, sambil mengambil beberapa buku ditangan devan "Udah ah, gua duluan" jessi sambil berjalan masuk ke kelas devan, yang bersebelahan dengan kelasnya. Hanya longkap satu kelas saja

Jessi membuka pintu kelas devan, dan langsung mendapatkan banyak tatapan heran dari penghuni kelas itu, jessi berdecak dalam hati, lalu ia menaruh buku-buku tadi diatas meja guru "Ini semua, titipan si Devan. Silahkan ambil satu-satu, gua balik." ucap jessi sambil berjalan kearah pintu kelas, langkahnya berhenti, saat ada satu siswi yang berkomentar kepadanya

"Ko, bisa titip ke elo sih? Kan sekretaris kelas ini gue! Harusnya gue dong yang dititipin buku-buku itu sama Devan" ucap siswi itu, yang katanya sekretaris kelas. Sambil berlagak sok judes

"Salah sendiri, lo nggak stand by. Malah nyantai-nyantai disitu sambil gosipin orang" celetuk jessi, yang berhasil mendapatkan gebragan meja dari si sekretaris sok cantik itu

"maksud, lo apa. Hah?"

"haduh-haduh. Gininih kalau micin dikasih nyawa, udah ah. Gua mau balik ke kelas, ngomong sama micin malah kayak orang bego" balas jessi sambil pergi begitu saja dari dalam kelas aneh itu "Ada aja orang kek gitu, biasanya anak-anak kalau disuruh nggak mau. Ini malah ada yang bantu, marah-marah. Gila ya emang" gerutu jessi disepanjang jalannya menuju kelas

***

"Males banget, dah gue kalau disuruh ke kelas sebelah" ucap jessi lagi sambil duduk disebelah aurel, yang sedang menyalin pr, memang. Hobinya

"kenapa sih lo? Dateng-dateng, ngegerutu mulu" tanya aurel heran, karena tidak biasanya sahabat nya itu marah-marah tidak jelas seperti ini

"biasa rel, abis dapet Karma dia. Gara-gara ninggalin gue, nabrak orang kan jadinya" balas tisya sambil tersenyum licik kearah jessi "enak, gak?"

Sahabat Jadi Cinta (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang