Prolog

17.9K 398 10
                                    


Tugas malam Zelda membuatnya lelah. Beberapa kali ia musti melap peluh yang mengalir di pelipisnya. Sejak ia kabur dari rumah, belum ada kebahagiaan yang menyambutnya selalu saja ia mendapat hari buruk. Zelda menoleh pada jam dinding yang sejak tadi menertawakan dia, pukul 11.52. Hanya tinggal menunggu beberapa menit dan mencapai tengah malam. Ia menghela nafas panjang saat sebuah pesan masuk menmpakkan nama 'Belov Daddy'.

Belov Daddy

Grasel dimana kau sayang. Pulanglah, Dad mohon. Daddy janji akan melakukan apapun asal kau kembali.

Hari ke 28 ia minggat dari rumah. Ini adalah rekor, karena sebelumnya ia hanya mampu meninggalkan rumah selama 13 hari. Setelah itu ia akan pulang dan merengek bahwa dunia sangat kejam padanya. Yah, kejadian yang datang bertubi tubi adalah buruk adanya. Setelah berkonsultasi dengan pastor ia berjalan menuju taman dan segerombol manusia menabraknya hingga ia terpaksa menjatuhkan tas genggamnya yang berisi dompet dan satu satunya harapan hidupnya saat kabur.

Tidak berhenti sampai disitu. Kesialannya dilanjutkan ketika sepatu kesayangannya menginjak genangan air kotor, uh menjijikkan.

Ah pernah juga saat menjalankan aksi kabur kaburannya ia diteriaki pencuri karena ada seorang anak berandal sialan memasukkan tiga bungkus pembalut di dalam tas kolongnya. Yah, dia jera menggunakan tas selempangan karena kejadian yang menimpanya saat kabur sebelumnya, dan sekarang lihat, tas punggung juga membawa masalah. Karena kejadian itu ia ditertawakan oleh semua pegawai mini market itu. Bukan karena ia tidak sanggup untuk membayar, tidak ia tidak malu karena itu. Tentu saja ia sanggup membayarnya hanya saja mereka menertawakan dirinya yang mencuri tiga bungkus PEMBALUT! Catat PEMBALUT.

Ah setelah mengalami semua kejadian buruknya ia akan kembali pada Daddynya dan merengek seperti bayi.

Sejujurnya masalah yang membuatnya harus meninggalkan rumah patut di pertegas. Bukan karena ia tidak mendapat jatah makan atau tidak diberikan apa yang ia mau, hanya saja saudara tirinya yang bernama Amara selalu memfitnahnya sehingga Daddy harus memarahinya. Selama Mom masih hidup ia tidak pernah melihat Daddy-nya marah. Bagaimana bisa setelah kedatangan wanita jalang itu Daddy jadi mencampakkan ikrarnya pada Mom dan menikahi wanita itu. Tidak sampai disitu, wanita janda dan anak menyebalkannya itu diajak tinggal bersama mereka. Oh menyebalkan sialan.

Dan alasan kaburnya kali ini adalah karena Daddy-nya menamparnya. Jahat, bukan? Zelda di tampar saat Daddy-nya tau bahwa ia ke club bersama teman temannya dan yang mengadukannya adalah saudari tirinya. Nice. Bahkan sebelum dirinya ingin mengungkapkan alasannya ke club malam itu.

Dan kali ini ia tidak akan pulang, sesusah apapun keadaan sial yang menghampirinya, ia takan menyerah dan takan pulang untuk merengek pada Daddy-nya. Itu ikrarnya.

Lamunannya di buramkan oleh suara gesekan pintu kaca itu menampakkan seorang pria berbaju hitam dengan postur tubuh tinggi, kakinya jenjang dan ia mengenakan jeans ketat. Meski pria tidak mengenal pria itu, Zelda bisa menghapal wajahnya karena ia sering melihat pria itu membeli bir, setiap malam.

Zelda tersenyum menyambut pelanggan meski sebenarnya ia sangat lelah hari ini. "Selamat datang"

Pria itu berlalu melewatinya dan menuju lemari pendingin lalu mengambil dua botol bir. Ah Zelda sudah biasa menyaksikan orang orang membeli bir. Biasanya mereka membeli bir saat sedang mengalami masalah dan akan meminumnya di luar mini market ini sambil menangis. Apalagi melihat seorang pria membeli bir, itu lebih biasa lagi.

Setelah mengambil barang yang ia butuhkan pria itu berjalan santai namun tetap menampakkan sisi maskulinnya, menuju kasir. Yah menuju tempatnya. Sebenarnya hari ini ia tidak bertugas sendiri, ada Jennie yang menemaninya, tapi gadis itu tertidur dan Zelda tidak tega membangunkannya. Jennie lebih menderita dari dirinya.

MAFIA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang