Part 4 - How's Bram?

3.6K 100 1
                                    

Hidup tidak butuh pilihan. Kau yang membuat pilihan itu ada.

-ikeyungi

Happy Reading 🍁

•••••••••••••••••••••••••••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••••••••••••••••••••••••••••••


Bram tahu segalanya. Sejak ikut bersama Alpha dirinya merasa sial sekaligus beruntung. Dulunya ia diberi pelatihan layaknya militer untuk menjadi The Next Alphabet bersama banyak rekan termasuk Dexter. Dipukuli dan disiksa sudah menjadi makanan sehari-hari sewaktu itu.

Bahkan memorinya menolak menghapus kejadian mengenaskan yang nyaris merenggut nyawanya. Dimana mereka dibagi menjadi 5 tim dan semua tim mendapat misi untuk saling membunuh demi secarik kertas. Waktu itu Bram sekelompok dengan Dexter dan Jennie.

Jennie yang saat itu masih kecil, harus mengharap perlindungan dari mereka berdua, mau tidak mau Bram mengikuti perintah Dexter yang kebetulan terpilih sebagai ketua tim. Buruknya adalah Dexter sibuk dengan wajah datarnya duduk bersantai-santai sambil menggenggam Jennie, dia tidak bergairah untuk mencari kertas itu. Padahal jelas-jelas Alpha mengecam akan membunuh tim yang tidak membawa kertas.

Enak menjadi Dexter dia anak kesayangan Alpha, bahkan hidup Dexter sangat-sangat jauh dari budak. Namun, Bram tidak bisa iri. Jika saja kemampuannya sebagus Dexter mungkin ia yang akan bersantai-santai saat itu. Posisi Dexter sangat bagus.

Alpha menembak pas di dadanya saat tim mereka tiba terakhir dan tanpa kertas. Andaikan saat itu Dexter tidak bertindak, ia akan mati. Setidaknya kebaikan itu yang harus diabadikan.

Kemampuan Dexter memang luar biasa. Bram seketika merinding setiap mengingat betapa ahlinya pria itu menggunakan pisau bedah, c'mon, Dexter tidak ada riwayat belajar kedokteran atau ilmu bedah lainnya. Bagaimana bisa saat itu ia dengan tangan telaten mengeluarkan peluru dari dadanya yang nyaris menyentuh jantung.

Bram percaya bahwa saat ini ia masih sehat jelita berkat Dexter. Yah Dexter.

Setelah lama mengikuti Alpha ia mengenal dunia hitam dengan sangat baik. Ia menyaksikan bagaimana psikopat-psikopat dunia hitam itu bertindak dengan bersih. Sejujurnya Bram belajar banyak. Keuntungan dari pekerjaan itu adalah mereka tidak takut pada pemerintah yang berdaulat ataupun pada keamanan nasional yang diagung-agungkan.

Daripada menjadi pejabat yang musti bertitel dan membutuhkan banyak pelatihan akademik, lebih baik menjadi penghuni dunia hitam.

Keuntungan Bram dari menjual drugs lebih banyak dibanding seorang petinggi negara saat itu. Perdagangan manusia juga menjadi profesi utamanya saat ini. Tidak pernah ada yang bisa mengalahkan kekuasaan uang. Bram bekerjasama dengan banyak pria berdasi diluar sana, pengacara, polisi, para dokter, bahkan hakim sekalipun tak luput dari cinta akan uang. It's all about money.

MAFIA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang