Part 7 - Julian and Bram

2.3K 78 1
                                    

[Selamat Membaca]



============


.

Matahari mulai meninggalkan langit menyiratkan bahwa malam kan segera datang. Sepoi-sepoi angin pantai pun membawa sensasi tenang pada hati insan manapun yang menyaksikan keindahan sunset. Ribuan manusia tadinya berjemur kini berbaring dan sebagian terduduk sekiranya menyaksikan momen langka seperti ini. Dimana biasanya sore hari mereka gunakan untuk bekerja dan mendekam di ruangan atau kegiatan lain. Termasuk Bram.

Jarang-jarang ia menemukan waktu setenang sekarang ini, dimana ia santai dan berlaku seolah warga biasa. Tangis, marah, siksa, dan gusar yang dirasakannya sekarang seperti sedang tenggelam bersama sang mentari. Ia merasa damai.

Pria itu berbaring di pasir pantai yang kering dengan kedua tangan terbentang untuk dijadikan bantal. Kacamata kecoklatannya sangat membantu menikmati suasana sakral itu.

Mulutnya bersiul melantunkan lagu David Guetta diikuti sentakan kaki.

Perempuan berkerudung di sampingnya berkedip-kedip menyaksikan pemandangan aneh didepannya. Pria yang sudah lama dikenalnya, katanya. Meski ia sendiri tidak yakin siapa pria itu tapi entah mengapa hatinya merasa dekat dengan pria yang tengah menikmati sunset tersebut. Dia tidak tahu apa-apa, untuk mengenal dirinya sendiri saja sangat sulit. Sekarang dirinya harus hidup berlandaskan feeling saja.

Banyak hal yang ingin dia tnyakan pada pria disampingnya namun melihat pria itu begitu tenang, ia menjadi tidak tega menganggu. 

Kenapa ia selalu bisa mengerti perasaan orang-orang sekitarnya. Ingin sangat ia sekali saja mengabaikan rasa orang-orang dan berlaku sesukanya. Namun, feelingnya selalu bekerja tanpa diperintah.

Dia tidak terlalu tertarik menyaksikan sunset, karena pada dasarnya ia lebih suka terang. Dimana bila terang itu pergi maka tidak ada alasan melakukan apa-apa lagi selain melantunkan doa dan ucapan syukur pada Sang Kuasa.

Dirobeknya secarik kertas bindernya lalu menulis pesan singkat di kertas itu. Ia tidak ingin menganggu kenyamanan orang itu. Setelah selesai menulis pesan singkat, ia meletakkan kertas itu di atas pasir lalu menimbun sedikit ujungnya agar tidak dibawa angin kemudian ia beranjak pergi dan mencari seseorang.

••

Julian akhirnya menemukan pria yang sedari tadi dicari tengah berbaring dengan nyaman dan menikmati warna kekuningan mentari. Segera ia hampiri, sudah tidak sabar Julian ingin menendang bokong Bram. Susah payah dirinya mencari kesana kemari ternyata lelaki itu tengah bersantai ria. Dengan wajah tenang dan datar Julian berjalan santai hendak menginjak perut Bram namun sebelum kaki kanannya berhasil menyentuh perut Bram, kaki kirinya merasakan ada sesuatu yang mengganjal di pasir. Diliriknya, dan ternyata itu secarik kertas.

Bram mengeliat saat menyadari bayangan seseorang di hadapannya. Tadi ia benar-benar terhipnotis oleh keindahan matahari tenggelam. Menyadari bahwa sang empunya bayangan tidak lain adalah sahbatnya, Bram tidak sadar mencak-mencak mencari perempuan yang tadi duduk di dekatnya.

Julian sadar pergerakan Bram yang tengah mencari sesuatu. "Dia sudah kembali." 

Bram malah melotot tak percaya. Bukan karena wanita itu sudah kembali hanya saja- "Kau bertemu dengannya?"

MAFIA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang