Claire membuang nafas bosan, ia hanya menatap kosong kearah jendela. Udara diluar semendung hatinya, claire menyukai sangat menyukai musim gugur namun tidak untuk berada disini. Jujur claire merasa bahwa ia sudah cukup sehat sekarang, awalnya ia masih mengalami mimpi buruk dan ketakutan berlebihan namun semua itu perlahan-lahan sudah berkurang, menetap disini dalam waktu satu minggu adalah hal yang paling dibencinya.
Claire baru mau mengambil posisi untuk tidur namun lantuanan melody piano menarik perhatiannya. Claire terhenti dari aktivitasnya dan terdiam, ia semakin mempertajam pendengarannya.
Melody yang indah pujinya permainannya hebat, bukankah ini karya chopin? Tebak claire
Merasa penasaran, claire turun dari ranjangnya. Dituntun oleh suara musik ia berjalan melewati koridor rumah sakit, claire segera berjalan menuju balkon. Ia berada dilantai 2 sekarang, dari tempatnya claire bisa melihat seorang pria sedang memainkan piano dengan lihai ditengah Lobby dilantai satu.
Claire kembali melihat orang-orang yang tengah terhenti menyaksikan permainan hebat itu. Claire juga melihat para pasian yang sedang duduk dan menikmati permainan pria itu.
Mungkin ini adalah kunjungan memghibur tebak claire
Claire akhirnya tergerak untuk bergabung. Ia menuruni lift khusus pasien. Masih tertatih-tatih claire berjalan mendekati mereka, seorang suster yang melohat kedatangan claire segera menuntunnya disalah satu bangku penonton.
"Acara apa ini?" Bisik claire pada sang suster
Suster itu tersenyum "ini kunjungan rutin dari Mr. David"
Claire mengerutkan alisnya tidak mengerti dan kembali menatap pria yang kini memainkan lagu dengan ahli. Tidak berapa lama lagu karya chopin berakhir.
Seolah terhipnotis, claire menepuk tangannya lalu diiringi oleh para pasien lainnya, clair esangat kagum, pasalnya karya chopin dikenal dengan nada-nada yang padat, tidak ada jeda semuanya berdekatan, belum lagi kunci nadanya yang susah, sungguh seoarang amatiran tidak mungkin bisa memainkan karya itu dengan begitu tenang.
Pria itu kini berdiri, ia membungkukkan badannya.
"Thank you" ungkap pria itu dengan senyum manisnya
Claire yang masih terpesona segera tersadar, wajahnya sedikit kaget saat melihat bahwa pria yang berdiri tidak jauh dari tempatnya, pria yang menjadi pusat perhatian itu terlihat sangat muda. Claire berani jamin bahwa umur mereka pasti tidak beda jauh.
"Siapa dia?" Bisik claire
Suster yang sedari tadi berdiri disisi claire tersenyum, ia bisa mendengar pertanyaan claire yang seperti bisikan.
"He is a prince"
Claire membulatkan matanya sempurna, jawaban dari seseorang disampingnya sungguh membuatnya memekik tidak percaya sekarang.
What the ...
Claire kini kembali menatap pria dihadapannya.
"Wah, senang bisa bertemu kalian. Baru saja saya mengunjungi tempat ini bulan lalu dan sekarang saya datang kembali. Sungguh sebuah kehormatan, disisi lain Sepertinya tempat ini selalu menarik saya" ungkapnya dengan intonasi yang sangat gentle tentunya khas keluarga kerajaan
Claire masih terpaku melihat interaksi yang sangat antara pria itu dengan para pasien, anak-anak bahkan para lansia sangat nyaman berbaur dengannya. Ia tidak sungkan untuk memeluk mereka, anak-anak juga betah berada dipelukannya. Itu membuat claire takjub.
Claire memang bersekolah di St. Paullina, walaupun sekolah itu milik kerajaan dan dipegang pangsung oleh bangsawan class tertinggi, tapi claire jarang berurusan dengan keluarga kerajaan. Ia tidak pernah terlibat langsung dengan mereka, claire hanya pernah menjadi penerjemah untuk sang perdana menteri kala kunjungan belanda di negara mereka, itupun ia tidak berdiri disisi sang perdana menteri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SONG IS YOU
Novela JuvenilSEQUEL CERITA -BESIDE YOU- NOW I KNOW I NEVER BE YOUR- Jika MEMPERTAHANKANMU adalah hidupku, maka aku akan melakukannya. Karena bagaimana aku tidak bisa hidup tanpa music, maka musicku tak akan berwarna TANPAmu Luke Cross Claire sama sekali tidak ta...