Bab 9 (YOU)

144 13 3
                                        

Luke membuang nafasnya dan menaruh beberapa kertas note pada meja dihadapannya. Hari sudah gelap namun mereka masih disini, ya mereka tepatnya luke dan claire.

Luke berdiri dari meja besar yang ada diruangannya. Di perusahaan raksasa ini, luke mempunyai ruangan sendiri yang besar. Karena ia bukan hanya bintang, bisa dikatakan ia ada pekerja disini. Ingat, luke adalah penulis lagu. Selain itu ada hal lain lagi yang membuatnya mempunyai ruangan tak kalah besar dengan punya nathan.

Luke masih menatap pemandangan kota London yang berbeda dari malam biasanya. Kepadatan diluar kota dan riuhnya kota itu sedikit berbeda, entahlah apa penyebabnya luke tidak memusingkannya.

Luke kembali memutar badannya, kini matanya jatuh pada seorang gadis berambut pirang itu. Gadis itu masih dengan posisi duduknya di lantai sementara kepalanya tengah terbaring diatas tumpukan kertas dimeja besar depan sofa.

Senyuman tipis memenuhi wajah dingin itu. Luke masih sedikit risih dengan tingkah gadis yang baru saja ditemuinya beberapa minggu ini.

Claire. Bagi luke, claire adalah wanita yang unik. Luke sangat tidak suka di goda, tapi claire, gadis itu selalu menggodanya dengan ribuan kata manisnya. Awalnya luke jengkel tapi lama-kelamaan, ia jadi terbiasa dengannya dan malah menunggu waktu-waktu itu... luke mengerutkan alisnya sedikit

Menunggu batinnya dengan nada protes ya... Mungkin memang benar lanjutnya sambil membuang nafas

Banyak hal yang membuat claire unik bagi luke salah satunya

"Tyler"

Tangan claire terhenti diudara saat mendengar luke mengucapkan nama itu

"Do you like him?" Tanya luke. Entahlah kenapa dia bisa bertanya seperti itu, hanya saja ia selalu penasaran dengan tingkah claire disekitar tyler

Claire menatap kelangit-langit ruangan sementara jari telunjuknya mengetu-ngetuk dagunya seolah menimang-nimang sesuatu

"Apakah aku terlihat seperti membencinya?"

Luke yang sedari tadi menatap claire, kini memejamkan matanya. Ia butuh jawaban, bukan pertanyaan balik seperti ini.

Claire mengembangkan senyuman diwajahnya dan kini segera merujuk duduk disisi luke, membuat pemuda tampan itu kaget.

"Siapa sih yang tidak menyukai tyler?" Ucap claire bersemangat "dia pemuda sukses di umur mudanya, ia bukan hanya penyanyi dan pemusik, ia bahkan menjadi producer untuk beberapa penyanyi baru. Orang tua mana coba yang tidak mau punya anak seperti itu"

"Lalu?"

Claire yang masih berbinar-binar kini menatap kesal kearah luke. Mereka tidak menyadari dengan posisi mereka, luke yang duduk santai bersandar di sofa dan menatap kearah luar, sementara claire duduk disisi luke sambil menghadap kearahnya. Entah mengapa ini menjadi posisi ini sudah menjadi kebiasaan mereka.

"Nilai plus lain dari seorang tyler adalah, dia pacar yang romantisss..." pekik claire kegirangan "perlakuannya pada pacarnya benar-benar membuatnya menjadi pacar impian... apalagi alasan dia tidak memberikan fan service, karena dia menjaga perasaan pacarnya, calon suami yang patut dimiliki"

"Kamu mau?" Tanya luke

Entah mengapa kini luke marasa sangat bersalah sudah menanyakan hal itu pada gadis yang ada disisinya. Senyuman alarm yang ditujukan claire benar-benar membuat luke menyesali pertanyaannya

"Memangnya, kamu bersedia?" Claire langsung berdiri dan kembali ketempatnya menggambar. Ia tersenyum sangat puas sekarang, mempermainkan luke adalah kesenangan barunya. Pasalnya ekspresi wajah laki-laki itu sangat lucu sewaktu salah tingkah seperti itu. Claire duduk dengan manis dan kembali menggambar beberapa design baru yang muncul diotaknya, ia harus selesai menggambarnya sebelum waktu istirahat mereka selesai dan ia harus kembali berkutat dengan music.

MY SONG IS YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang