.
Sekelibat bayangan bagaimana dulu aku berteriak namun tak ada satupun orang yang mendengar, aku hanya bisa melihat Ayah dari kejauhan dan mencoba berteriak meminta pertolongannya, aku berontak dan menangis kencang ketika pelampung bebekku terbalik kemudian membuat ku tenggelam dikolam, pengalaman yang sangat buruk sehingga berdampak lemah jantung yang kuderita sekarang ini. Sungguh menyedihkan ketika ingin melakukan sesuatu tapi keadaan memaksamu untuk tetap diam untuk merasakan sakitnya.
Rasa itu kembali kurasakan hari ini, hatiku tergelitik tak tertahankan untuk sekedar membalik keadaan yang semakin membuatku bergumul di kubangan lumpur kotor bernama dosa, atau sebut saja ini terasa seperti sulit membuka mata saat mendapati mimpi buruk yang mengganggu tidurmu sepanjang malam. Duduk disini sejak empat jam yang lalu tanpa suara bersama dua orang yang sepertinya sudah sangat muak melihatku terus diam dan mengarahkan pandangan hanya pada satu arah yang sama. Bukan waktu ini yang membuatku terasa tanpa daya. Karena..
Hanya melihatnya dari sini,
Tanpa bisa mengambil tubuhnya yang semakin membulat untukku rengkuh sepanjang malam, seperti dulu.
Aku takut akan benda-benda yang ia bawa ditangannya, takut jika akan melukai mereka berdua dan membuat penyesalan yang akan kubawa sampai mati.
'jangan angkat itu, Kyungsoo-ya.. Mintalah Yifan untuk membawanya untukmu'
"Yeol kita harus pulang"
Akhirnya kata-kata yang aku takutkan keluar dadi mulut Lay setelah sekian lama ia pasti sudah menahannya. Aku tak menjawabnya, fokusku kini hanyalah pada Kyungsoo yang asik berteduh dibawah pohon besar bersama seseorang yang begitu kukenal. Aku ikut tersenyum melihatnya tertawa lebar bersama Chen disana. Mereka menikmati salad bersama-sama dengan begitu bahagia.
Andai aku yang ada diposisi Chen, aku tidak akan menemaninya makan dengan duduk dibawah pohon seperti itu. Bisa saja ada serangga yang mungkin saja menggigit kulit lembutnya.
Andai aku tau bagaimana cara membuka hati untuk seseorang, andai aku tau cara bisa menerima orang yang bergantung kepadaku. Andai aku tau apa aku mencintaimu, Kyungsoo..
"Sajangnim?"
Aku bagaikan kapal dan pesawat yang melintas di atas sebuah samudra mematikan bernama segitiga bermuda, aku lemah dan tak melawan ketika tubuhku terus tertarik kedalamnya.
"Sajangnim?"
Lay memanggilku lagi untuk mengajakku pergi dari segitiga bermudaku, biarkan aku disini. Biarkan aku hanyut tenggelam terbawa hingga ke dasarnya. Biarkan dia melenyapkanku, aku menikmati tarikannya..
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night One Million🔞 [END]
FanfictionWARNINGS : BXB, MPREG, HURT/COMFORT, ANGST, and THIS FANFICT IS NOT FOR CHILD! "Ternyata berakhir seperti ini" -Do Kyungsoo