nine

12.1K 2.3K 171
                                    

Seandainya saja rasa benci tidak membutakan matanya, maka Sehun tak akan bisa menampik jika gadis bergaun putih yang baru saja mengucapkan janji pernikahan sakral bersamanya ini terlihat begitu luar biasa hari ini.

Bayang-bayang wajah cantik Nam Jira berkelebat dalam benaknya saat Pendeta telah mengumumkan mereka sebagai suami istri yang sah di mata hukum dan agama.

Tidak ada orang yang berduka di hari pernikahannya, seharusnya begitu. Tetapi beda cerita jika pernikahan itu dilandasi benci dan dendam layaknya sepasang sejoli baru ini.

Baik Sehun maupun Paris, keduanya memiliki rasa sesak masing-masing. Mungkin yang dirasakan Paris tak seberapa dibandingkan dengan Sehun. Pria itu sudah memiliki kekasih sementara Paris tidak.

Ironisnya, dia menikahi gadis lain demi menyelamatkan kekasih yang ia cintai. Sehun harus mengikuti alur permainan yang dibuat oleh perempuan kejam bernama Han Paris bersama orang-orangnya.

Saat mereka dipersilahkan untuk menunjukkan simbol cinta yang tak lain adalah ciuman di hadapan para tamu, keduanya malah bereaksi lain. Tidak seperti Sehun yang tegang, Paris malah mencuri-curi pandang ke arah deretan para tamu yang datang. Tidak banyak, cuma beberapa kolega dekat saja. Itupun yang Paris kenal di sana hanyalah Baekhyun dan Chanyeol.

Wajah Sehun mulai mendekat pada Paris. Refleks, Paris sedikit memundurkan tubuhnya. Hal ini membuat para tamu saling lirik kaku, pun Sehun menatap tajam pada Paris. Gadis itu baru saja melakukan hal memalukan.

"Jangan sentuh aku," desis Paris.

Mata Sehun berkedip-kedip menahan emosi. Yang mengajak nikah siapa, yang sok-sok menolak siapa?

"Kening saja kalau begitu. Jangan buat malu."

Untungnya Paris menurut. Gadis itu kembali mendekatkan dirinya pada Sehun, memejamkan matanya dan merasakan bibir lembut dan dingin milik Sehun mendarat di keningnya beberapa saat.

Tidak ada perasaan berdebar-debar atau wajah bersemu yang dirasakan keduanya. Jika Paris malah memasang raut datar, Sehun sedang menyimpan amarah dan rasa sedih di dalam hatinya.

🍁🍁🍁

Sehun mengurut pelipisnya sepanjang perjalanan pulang. Kepalanya pusing dibombardir oleh banyak pertanyaan dari para koleganya. Semuanya mempertanyakan mengapa ia menikahi gadis lain alih-alih Jira yang sudah ia kencani setahun belakangan ini.

Tak tahu harus menjawab apa, akhirnya Sehun hanya tersenyum tipis sambil berpura-pura tak mendengar. Padahal dalam hati rasanya ia ingin berteriak marah. Marah pada dirinya sendiri yang tak bisa berbuat apa-apa.

Paris duduk di sebelah Sehun. Gadis itu tahu betul soal kegundahan dalam hati pria itu, namun ia memilih tidak peduli. Ini adalah misinya.

Ingat, hutang masa lalu yang dibayar pada masa kini.

Tubuh Paris terhempas ke depan saat Sehun tiba-tiba mengerem mendadak mobilnya. Di depan sana, ada sebuah mobil yang berhenti secara tiba-tiba.

Mata Paris menyipit untuk melihat lambang kecil di plat mobil tersebut. Itu lambang Erebos. Yang tahu tentu saja hanya orang-orang Erebos.

Sebelum pemilik mobil itu keluar, Paris dengan sigap menarik paper bag yang ia letakkan di kursi penumpang. Isinya adalah baju kasual yang tadi ia kenakan sebelum memakai gaun pengantinnya.

"Kau mau apa?" Sehun kaget saat Paris menarik-narik paksa gaunnya dengan susah payah.

"Jangan banyak tanya." Ia berbalik memunggungi Sehun. "Cepat, buka ritsleting gaun sialan ini."

NUMBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang