nineteen

13.7K 2.3K 623
                                    

Entah sudah berapa lama Sehun tertidur, yang jelas kamarnya sudah lumayan gelap saat ia terbangun. Jendela masih terbuka, sinar matahari senja menyeruak masuk membuat suasana kamar terlihat remang-remang di beberapa bagian.

Seketika Sehun teringat akan aktifitas panasnya dengan Paris tadi siang. Ia segera berbalik untuk menemukan keberadaan wanita itu. Tempat di sampingnya ternyata sudah kosong.

Sehun mengalihkan pandangannya ke segala arah dan mendapati Paris kini tengah berdiri memunggunginya sembari memungut kaus dan celananya. Meski hanya punggung wanita itu yang Sehun lihat, ia langung tahu kalau Lily sudah tidak ada di sini.

Sehun bangun lalu duduk di tempatnya, ia hanya memperhatikan dalam diam saat Paris selesai dengan pakaiannya. Wanita itu menoleh sebentar dengan tatapan dinginnya lalu berjalan ke pintu tanpa kata-kata.

"Paris..."

Gerakan Paris terhenti saat tangannya sudah menyentuh gagang pintu. Ia berbalik sambil menukikkan alisnya.

"Soal yang tadi--"

"Jangan dipikirkan," potong Paris cepat. "Bukan salahmu, aku tahu."

Paris mengurungkan lagi niatnya untuk menarik gagang pintu. Ia kembali memandang Sehun yang masih berbalut selimut. "Lupakan dan anggap saja tidak pernah terjadi."

"Hei, tapi--"

"Atau kuhabisi nyawamu beserta tiga nyawa yang lain."

BLAM

Geraham Sehun bergemeletuk karena kesal. Paris selalu saja bertingkah seenaknya. Dia meninggalkan Sehun layaknya Sehun-lah gadis yang ia perawani tanpa tanggung jawab.

Sehun sudah pasti merasa bersalah karena telah mengambil sesuatu yang berharga dari seorang gadis. Tapi ini semua bukan salahnya sepenuhnya karena yang bekerja adalah obat perangsang milik pria terkutuk itu.

🍁🍁🍁

Paris pergi ke apartemen Baekhyun selepas membersihkan dirinya. Dia harus memberikan perhitungan pada Baekhyun atau mungkin juga Chanyeol yang pasti ikut andil. Paris yakin bahwa Sehun bukan tipe pria yang berbuat macam-macam jika tidak ada yang memancing. Paris curiga ada sebab lain yang membuat dia berakhir di ranjang bersama Sehun.

Paris memasukkan kombinasi angka yang digunakan Baekhyun sebagai sandinya. Tidak rumit, hanya rangkaian hari lahir seseorang yang spesial bagi Baekhyun.

"Oh? Kau sudah sadar?" sambut Baekhyun saat melihat Paris muncul dari pintu. "Padahal Chanyeol dan aku baru saja berniat ke rumah Sehun untuk membawakan mainan dan DVD kesukaan Lily."

Paris memandang kardus berukuran sedang berisikan mainan anak-anak dan beberapa DVD film kartun di dalamnya. Itu milik Lily yang Chanyeol belikan. Baekhyun dan Chanyeol selalu menyembunyikan Lily di ruangan Chanyeol saat masih di Erebos dulu.

"Apa yang kau dan Chanyeol lakukan pada Lily?" tanya Paris kemudian.

Baekhyun mengernyit tak paham. "Aku tidak melakukan apapun. Entah kalau Chanyeol, bisa kau tanyakan langsung. Kebetulan dia datang tadi sore."

Tepat setelah Baekhyun berbicara, pria jangkung itu muncul dari arah dapur. Seperti biasa, ia memamerkan senyuman bodohnya.

"Wah! Sepertinya Paris sudah kembali. Bagaimana? Apa Sehun menikmati hasil obat perangsang yang kuberikan?"

Paris menatap tajam pada Chanyeol. "Apa kau bodoh, Park Chanyeol?" geramnya.

Sejurus kemudian wajah Chanyeol berubah serius. "Kalian... benar-benar melakukannya?"

NUMBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang