seventeen

12.9K 2.3K 783
                                    

Setelah memandikan Paris--yang tentunya dilakukan susah payah dengan mengesampingkan segala gejolak yang timbul--Sehun menghubungi Baekhyun. Ia mengutak-atik ponsel Paris dan mencari kontak pria itu di sana. Tak butuh waktu lama hingga Baekhyun dan Chanyeol sampai di rumah Sehun.

"Aunty Channie...." Paris langsung menghambur ke arah Chanyeol, menghadiahi pria jangkung itu kecupan bertubi-tubi.

Baekhyun tidak bisa menahan tawanya. Pria itu terbahak sambil memegang perutnya.

"Kenapa harus aku yang dia panggil Aunty? Padahal yang cantik kan Baekhyun," gerutu Chanyeol, namun ia tetap memeluk Paris. Ia lumayan rindu dengan Paris versi little Lily.

"Kau pikir dia memanggilku dengan sebutan yang pantas?" Baekhyun mulai merasa tak enak saat Paris mengalihkan pandangan padanya.

"Baekki Unni!! Yaay! Semuanya datang!" seru Paris antusias.

Baekhyun menggendong Paris ke sofa kemudian duduk sambil memangku gadis itu. Ia mengeluarkan sebuah boneka kecil dari dalam saku jasnya kemudian menyodorkan boneka itu pada Paris.

Paris menerima boneka dari Baekhyun dengan senyuman  bahagia. "Thank you, Unni."

Semua itu tak luput dari pengamatan Sehun, pria itu duduk berseberangan dari Baekhyun dan Paris. Chanyeol mengambil tempat di sebelah Sehun.

"Dissociative Identity Disorder?" tanya Sehun tanpa basa-basi.

"Langsung tahu, eh," sahut Chanyeol.

"Aku pernah membaca soal hal itu beberapa kali," kata Sehun masih sambil memperhatikan Paris. "Apa dia sering begitu?"

"Tidak sering. Jarang sekali muncul, itupun terakhir kali yang kuingat sudah lama sekali, sekitar dua tahun yang lalu," jawab Baekhyun. Pria itu kemudian menghela nafas. "Hah... apa yang kutakutkan akhirnya terjadi."

"Ingat, Sehun. Dia memang tak berdaya saat ini, tapi jangan sekali-kali kau berniat menyakitinya," ancam Chanyeol.

"Aku bukan pembunuh macam kalian. Aku manusia yang memiliki hati," ucap Sehun ketus.

"Tidak apa-apa jika kau ingin menagih jatahmu sebagai suami pada Paris dalam keadaan ini, ini adalah kesempatanmu," kata Chanyeol sembari tersenyum jahil. "Kapan lagi kan?"

"Kau sinting," sahut Sehun.

"Apa dia hanya memiliki Lily?" tanya Sehun sambil terus memperhatikan Paris yang sibuk dengan bonekanya. "Biasanya orang memiliki dua atau lebih."

Chanyeol dan Baekhyun saling lirik sebentar kemudian mengangguk. "Ada satu lagi, tapi yang itu setahuku hanya sekali muncul setelah itu tidak lagi," kata Baekhyun.

"Kau berdoa saja jangan sampai yang satunya itu muncul karena akan sangat sulit dikendalikan," timpal Chanyeol.

"Maksudmu?" tanya Sehun tak paham.

"Yang kau hadapi sekarang adalah Lily. Dia adalah kepribadian terkuat Paris karena dia yang paling sering muncul. Yang satunya lagi adalah Minerva," jawab Chanyeol dengan mimik serius. "The most difficult to controll."

"The most passionate one," timpal Baekhyun. "In many aspects. Killing, destroying..."

Melihat air muka Sehun yang berubah, Chanyeol cepat-cepat menambahkan. "Tenang saja. Dia tidak pernah berhasil melakukan semua itu karena kami selalu menanganinya dengan baik. Lagian setahu kami, yang satu itu baru sekali muncul," jelas Chanyeol. "Hanya saja, dia memang jadi lebih agresif dan luar biasa dengan jiwa Minerva."

"Nah, jadi bagaimana? Kami akan membawanya jika kau keberatan dengan Lily," kata Chanyeol.

Sehun berfikir sebentar. Ia memperhatikan Paris dengan seksama. Gadis itu tak terlihat bahaya sama sekali dengan sifatnya yang sekarang. Kapan lagi dia bisa menikmati sifat lain dari seorang Paris?

NUMBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang