seven

13.6K 2.6K 358
                                    

Orang-orang yang berjalan keluar dari kelab pasti akan menatap aneh pada dua manusia yang duduk di dekat parkiran beralaskan sebuah jas sambil menikmati susu kotak rasa stroberi. Mereka adalah Paris dan Baekhyun. Dua manusia tak begitu cerdas yang menjadikan pelataran parkir sebagai tempat piknik. Untung saja tidak ada sekuriti yang melihat mereka.

"Jasku kotor," gumam Baekhyun sambil menatap iba jasnya yang sedang mereka duduki. Atau lebih tepatnya, Paris yang menguasai jas itu karena sebagian bokong Baekhyun menyentuh lantai beton parkiran.

"Kan bisa dicuci," sahut Paris cuek sambil mengunyah stick cokelatnya.

"Ongkos laundry mahal."

"Ck, nanti aku yang cucikan."

Baekhyun mengangguk puas. Seharusnya memang begitu karena Paris yang meminta jas Baekhyun untuk diduduki.

"Mereka keluar." Paris refleks berdiri saat melihat Sehun dan Seunghyun keluar dari pintu kelab. Keduanya saling berangkulan sambil memperbincangkan sesuatu entah apa.

"Ikuti mereka," ujar Baekhyun sembari menarik jasnya. Pria itu berlari-lari kecil diikuti Paris menuju sebuah motor Ducati yang terparkir tak jauh dari mereka.

"Aku yang bawa, Baek. Siapkan saja pistolmu dan awasi pergerakan mereka."

Baekhyun mengangguk lalu duduk di belakang Paris. Gadis itu bisa lebih dipercaya untuk mengendarai motor dalam keadaan darurat.

"Lebih cepat, Minerva." Baekhyun berteriak melawan suara deru kendaraan lain. Sepertinya Sehun dan Seunghyun sadar tengah diikuti karena mobil itu semakin melaju.

Paris tidak bodoh. Tepat saat mobil Seunghyun memasuki kawasan sepi, ia mempercepat laju motornya kemudian berhenti tepat di depan mobil itu. Tidak memikirkan jika dirinya dan Baekhyun bisa saja tertabrak jika Seunghyun tak mengerem mendadak hingga bunyi decitan ban terdengar.

Baekhyun mendengus geli. "Bodoh, harusnya dia tabrak saja kita."

Paris tersenyum kecil. "Mungkin dia pikir kita hanya akan bermain-main."

Pintu kemudi mobil yang pertama terbuka. Sehun keluar dengan wajah garangnya.

"Mau apa lagi kau?" marahnya.

"Minggir. Urusanku adalah Lee Seunghyun."

Pintu bagian kemudia terbuka. Seunghyun muncul dengan raut bingung. "Ada apa kalian mengikuti kami?"

"Hanya kau yang kami ikuti. Kebetulan saja Boo ikut bersamamu," sahut Baekhyun.

Seunghyun mengernyit tak paham. "Boo?" Ia lalu melirik Sehun. Pria itu tampak tak memedulikan omongan Baekhyun, malah menatap tajam pada Paris.

"Baek," panggil Paris.

Baekhyun mengeluarkan pistol dari saku celananya lalu mengarahkannya pada Seunghyun. Sontak saja Seunghyun kelabakan.

"Apa-apaan kalian?"

"Bidik langsung ke jantungnya," titah Paris. Baekhyun mengikuti instruksinya.

"HEI APA-APAAN KALIAN BANGSAT!!" teriak Sehun. Urat-urat dahinya menyembul karena emosi.

"Diam," ujar Paris tenang. Ia menatap Seunghyun. "Tidak ingin melakukan perlawanan, huh?"

Rahang Seunghyun menegang. Dengan segera ia merogoh saku jasnya kemudian menodongkan pistol yang ia ambil dari sana. Paris dan Baekhyun tersenyum melihatnya.

Sehun memandang aneh pada pistol di tangan Seunghyun. "Ada apa ini? Kau ada masalah dengan mereka?" tanyanya.

Seunghyun menggeleng. "Tidak. Hanya saja, sepertinya mereka yang ingin membuat masalah denganku."

NUMBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang