"Kak, papa pergi dulu. Kamu jagain adek ya. Awas kamu bikin adek nangis lagi."Guanlin yang sedang bermain PS itupun hanya menggumam tanda mengiyakan tanpa melihat ke papanya.
"Kak, denger papa ngga?"
"Iya, pa denger. Udah sana katanya mau pergi."
Daniel terkekeh. "Iya ini juga mau kok. Gak liat papa lagi pake sepatu?"
Guanlin melirik sebentar ke papanya lalu membuang muka sinis.
Entahlah, semenjak mama Guanlin meninggal karena melahirkan adiknya, sifat Guanlin yang talkactive dan terbuka jadi tidak terlihat lagi.
Daniel tahu itu semua dan berusaha membuat Guanlin kembali seperti sedia kala walau tidak ada lagi sosok mama di rumah mereka.
Setelah Daniel pergi, Guanlin mematikan playstation-nya lalu menuju kamar adik kecilnya yang ia lihat ternyata masih tidur.
Guanlin tersenyum kecut seraya menutup lagi pintu kamar adiknya. Masih ada rasa kesal, benci, dan marah ketika melihat adiknya tersebut tapi Guanlin meyakinkan dirinya untuk tidak membenci adiknya. Ia tahu, Tuhan punya rencana lebih terhadap keluarga kecilnya ini.
"Masak mie aja deh. Laper banget."
Tidak ada pembantu rumah tangga di rumahnya. Semua pekerjaan dikerjaan sebagian oleh Daniel, dan sebagian lagi oleh Guanlin.
Awalnya Guanlin menolak, tapi karena keterpaksaan ia tetap mengerjakan juga.
"Biasanya sebelum pergi juga papa masak dulu."
Tangannya lihai membuka bungkus mie instan lalu merebusnya hingga matang.
"Kak."
Guanlin menoleh ke bawah, mendapati adiknya memeluk kakinya erat sambil mengucek mata.
"Udah bangun? Mau makan apa? Kakak masakin."
"Mau sandwich, kak."
Guanlin mengangguk patuh, lalu mendudukkan adiknya pada kursi tinggi bar dapur.
"Kakak bikinin susu dulu ya."
Adiknya mengangguk. Tidak butuh waktu lama, susu rasa cokelat itupun tersaji di depan adik Guanlin.
"Papa kemana?" tanya adiknya setelah menyeruput susu.
"Papa kerja. Kamu jangan nakal ya?" seru Guanlin sambil membikin sandwich sosis untuk adiknya.
"Kapan aku nakal? Kakak aja yang jahat."
Tipikal balita yang tidak mau kalah dengan orang dewasa. Begitupula adik Guanlin.
"Terserah. Dihabisin tuh sandwich nya."
Guanlin meninggalkan adik kecilnya yang sedang menikmati sandwich bikinannya.
"Kak."
"Apalagi, Rin?" Guanlin menoleh malas. "Udah kaka bikinin itu sa--"
"Mama kapan pulang?"
"Mama udah mati, Herin."
Guanlin berlari ke kamarnya, tak lupa ia mengunci pintunya. Tidak mau tahu apa yang akan adik kecilnya--Herin, itu lakukan.
Rasa benci dalam diri Guanlin itu muncul lagi.
ㅡㅡ
jadi, bagaimana??? hehehehejangan siders yuk! thank you for reading!!
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Ayah: Days Out ㅡ kang daniel [✅]
Short Story[ Ayah series #2 ] Kang Daniel with his adult children. ©dankewoojin, 2018