Guanlin sudah tidak lagi satu kelas dengan Han juga Hyunjin. Mereka sudah benar-benar berpisah. Tapi hal itu tidak membuat ketiganya tidak lagi bersahabat.Han atau Hyunjin sesekali mengajak Guanlin untuk bermain di luar atau nongkrong di basecamp mereka dengan beberapa teman lainnya hanya jika Guanlin pulang.
Setelah kepindahannya, Guanlin berhasil menemukan teman baru yang tidak lain adalah seorang perempuan. Bukan teman sekelasnya, melainkan kakak kelasnya.
Jeon Soyeon.
Dengan penampilan yang terbilang swag ala anak SMA, membuat Guanlin takut pada awalnya. Tapi lama kelamaan mereka saling mengenal, Guanlin sudah terbiasa. Apalagi Soyeon sama halnya dengan kedua temannya--Han dan Hyunjin--yang suka mabal ataupun merokok.
Guanlin tidak mempermasalahkan hal itu. Ia merasa menemukan kembali teman lamanya.
"Lin, ntar temenin gue dulu bisa kali."
"Kemana, Kak?"
"Ngevape. Deket kok. Dari rumah gue hehe."
Guanlin tertawa kecil. Rumah Soyeon? Ia saja tidak tahu seberapa dekat dengan sekolah.
Guanlin tidak pikir panjang soal menemani Soyeon. Papanya memercayai teman SMP-nya dulu untuk menjaga Guanlin di rumahnya, membuat Guanlin bisa sedikit bebas untuk berkelana.
Guanlin juga tidak mau berjanji pada diri sendiri untuk melakukan aktifitas yang lumayan bar-bar. Ia mau kebebasan asal papanya tidak tahu.
Pukul 5 sore seharusnya Guanlin sudah ada di rumah, membuat Jaehwan--teman SMP Daniel-- merasa cemas. Jaehwan menelepon Guanlin berkali-kali tapi tidak ada jawaban.
"Guanlin kemana nih? Haduh, bisa-bisa diomelin Daniel aku."
Jaehwan memang setakut itu dengan Daniel. Awalnya juga Jaehwan menolak kedatangan Guanlin karena ia tahu harus bersikap seperti apa dengan Guanlin yang notabene memiliki watak yang hampir sama dengan Daniel.
"Gak bisa dibiarin ini mah."
Akhirnya Jaehwan mendatangi sekolah Guanlin tergesa-gesa sampai ia lupa pamit dengan istrinya.
Jaehwan sudah bertanya pada penjaga sekolah maupun anak-anak yang masih ada kegiatan di sekolah soal Guanlin, dan mereka semua kompak menjawab tidak tahu.
"Huh, nyusahin banget sih anak kamu, Niel. Kaya bapaknya aja," gumam Jaehwan kesal.
Jarinya sibuk mengetikkan nama Daniel di kontaknya sebelum ada seorang murid perempuan menghampiri Jaehwan.
"Maaf, Pak. Nyariin Guanlin ya?" tanyanya.
Jaehwan mengangguk pasti. Ia berharap perempuan ini bisa membantunya.
"Tadi kalo gak salah saya liat dia pergi bareng Kak Soyeon kemana gitu. Saya juga kurang tau. Tapi biasanya sih yang kami-kami tau, Soyeon suka ngevape deket rumahnya, Pak," jelasnya.
Jaehwan betul-betul pening. Suara perempuan itu bagai kereta yang melaju. Cepat sekali.
"Bisa jelasin sekali lagi, dek mereka kemana?"
Perempuan itu menghela napas panjang. Terlihat peluhnya masih membasahi wajahnya yang membuat poninya lepek.
"Mending bapak anterin saya ke sana aja. Saya juga kurang suka sejak Guanlin ke sini si Kak Soyeon jadi demen deketin dia. Trus takutnya ngebawa dampak buruk ke Guanlin."
"Emang kenapa gitu?"
"Kak Soyeon tuh sering banget keluar-masuk BK, Pak. Udah, cepet sekarang kita pergi nyamperin mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Ayah: Days Out ㅡ kang daniel [✅]
Historia Corta[ Ayah series #2 ] Kang Daniel with his adult children. ©dankewoojin, 2018