"Adek masih kangen sama kakak..."Guanlin jadi gemas sendiri dengan kelakuan Herin yang belum pernah ia lihat selama beberapa tahun kebelakang karena keegoisannya. Ia berjongkok demi menyamakan tinggi badannya dengan Herin yang memeluk kakinya, lalu mengelus surai Herin dan memeluknya erat.
"Kakak juga. Tapi kakak janji, tiap minggu bakalan pulang deh biar main sama adek. Ya?"
Demi Tuhan, Guanlin ingin sekali membawa Herin ke perantauannya kalau ia segemas ini.
"Janji?"
"Janji! Sini peluk dulu."
Dibalik tirai kamarnya, Daniel memperhatikan kedua buah hatinya yang begitu berharga itu sampai hampir meneteskan air mata. Bagaimana tidak? Selama beberapa tahun, Guanlin tidak bisa menerima kehadiran Herin dengan alasan apapun itu. Daniel percaya akan adanya pelangi setelah badai.
"Sayangku, kamu yang tenang di sana. Anak-anak kita udah makin akur..." tuturnya lirih. "Ah, I need to take Guanlin to Jaehwan's home right now."
ㅡㅡ
Herin masih memegangi ujung baju Guanlin dan tidak mau melepaskannya saat mereka sampai di rumah Jaehwan.
"Sayang, kakak bakalan pulang lagi minggu depan. Saㅡ"
"Adek gak mau pulang, adek mau sama kakak Guan..." ucapnya.
"Iiii gemes banget sih Herin, Dan. Yaaa gak apa-apa juga kalo Herin di sini, kan ada aku," kata Chungha.
Daniel tersenyum kikuk, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bukannya tidak diperbolehkan, hanya saja ia tidak mau merepotkan Chungha dan Jaehwan.
"Gue yang kesepian kalo gak ada Herin. Hehehe."
Tiba-tiba Jaehwan menjentikkan jarinya penuh semangat yang membuat Chungha, Daniel dan Guanlin kaget.
"Apaansih kamu? Bikin kaget aja."
Chungha yang tidak terima kelakuan suaminya itu memukul kencang bahu Jaehwan.
"Tandanya lo harus cari mama baru, Dan!"
"Gila ya kamu." Chungha masih emosi.
"Boleh tuh, Pa. Biar gak kesepian amat kan di rumah?" ucap Guanlin mendukung.
"Ih kakak kok malah ngedukung gitu sih?"
"Abisnya papa sekesepian itu sih keliatannya. Mama pasti seneng kalo papa ada yang jagain lagi. Ohya, temen-temennya Tante Chungha banyak yang oke loh, Pa. Guan suka liat kalo lagi main ke sini."
"Tapi bener juga sih. Santai deh nanti gue cariin yang oke buat lo ya, Dan."
Ingin sekali Daniel menutup telinga soal pembicaraan semacam ini. Tapi anak sulungnya malah mendukung penuh usulan dadakan Jaehwan.
ㅡㅡ
"
Adek mau jajan dulu gak?" tanya Daniel yang sedang menyetir selepas mengantar Guanlin.
Tidak ada jawaban.
Ternyata Herin sudah terlelap di sampingnya. Daniel tersenyum penuh arti melihat putri kecilnya akhirnya mendapatkan kebahagiannya kembali yang sempat terkikis oleh Guanlin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Ayah: Days Out ㅡ kang daniel [✅]
Short Story[ Ayah series #2 ] Kang Daniel with his adult children. ©dankewoojin, 2018