20; gifts

1.2K 183 4
                                    


Belum ada pembicaraan resmi setelah pertemuan-pertemuan selanjutnya menyangkut Daniel yang ingin segera memperistri Sejeong yang terus-terusan membuatnya selalu memikirkannya. Bahkan wallapaper ponselnyapun foto Sejeong dengan dirinya sewaktu menghadiri pernikahan teman Sejeong saking sayangnya Daniel.

 Bahkan wallapaper ponselnyapun foto Sejeong dengan dirinya sewaktu menghadiri pernikahan teman Sejeong saking sayangnya Daniel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan dipandangin mulu dong, Dan. Gak bakalan gue ambil juga."

Daniel cepat-cepat memasukkan ponselnya ke dalam kantung celananya. Ia kemudian tersenyum kikuk tertangkap basah oleh Hyunbin, rekan kerjanya.

Setelah selesai mengajar anak kelas 3 SMA yang akan menghadapi ujian-ujian itu, memang Daniel tidak langsung pulang. Pasalnya di rumahnya juga bakal sendirian karena tidak ada siapa-siapa di rumahnya.

"Itu ada yang nyariin lo. Pak Daniel mana katanya," lanjut Hyunbin yang duduk di sebelah Daniel sambil mengunyah keripik singkongnya.

Daniel mengangguk lalu pergi menghampiri murid yang mencarinya.

"Pak Daniel!" serunya sambil melambaikan tangannya.

"Ada apa? Kok belum pulang?" tanya Daniel.

Murid perempuannya itu memberikan cokelat batang dan secarik kertas berwarna biru muda yang membuat dahi Daniel mengernyit. Pikiran liar mulai menerobos masuk pada prasangka-prasangka Daniel. Ia dengan cepat menggeleng. Tidak sepatutnya ia berpikiran seperti itu kan.

"Dari Tante Sejeong," jelasnya singkat.

Apa Daniel tidak salah dengar? Tante Sejeong? Sejeong? Kim Sejeong yang sering ia pikirkan untuk menjadi pendampingnya kelak?

Daniel terdiam cukup lama sampai Nakyungㅡmuridnyaㅡmemanggilnya beberapa kali. Nakyung kemudian menjelaskan pada Daniel tentang semuanya soal Sejeong dan hubungannya dengan Sejeong.

"Nanti kita sodaraan dong, Pak kalo jadi," tutur Nakyung yang dibalas senyuman dari Daniel.

Tadinya mereka saling mengobrol di bangku teras bimbelan sebelum Daniel mengajak Nakyung ke warung makan terdekat walau hanya sekedar memesan es teh manis.

"Doain aja, Kyung. Emangnya Sejeong lagi di sini?"

"Iya, Pak. Lagi nginep di rumah mama."

Jadi, ibu Nakyung adalah kakak Sejeong dan kebetulan mereka cukup dekat walau jarak usia yang jauh tapi itu tidak mengurangi keakraban keduanya.

"Ohiya, salamin buat Sejeong ya."

Nakyung memberi senyuman intimidasi pada Daniel setelah menitipkan salamnya. Ia merasa gaya pendekatan mereka berdua itu unik. Kata Sejeong pada Nakyung, mereka bukanlah sepasang kekasih, hanya ingin saling menjaga.

"Yaudah, Pak, Nakyung pulang dulu ya udah sore nih."

"Oke, Kyung. Hati-hati ya. saya juga mau pulang."

[2] Ayah: Days Out ㅡ kang daniel [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang