Just Friend

386 60 6
                                    

All is Jiyeon pov

Setelah selesai merekam the show bersama Hyeri dan Zhoumi oppa,aku mengecek smartphoneku.Terdapat sebanyak 10 kali panggilan tak terjawab serta 3 buah pesan masuk.Kucoba buka salah satu dari ketiga pesan tersebut.

"Datang keapartementmu setelah selesai kerja. Aku sudah disana,kutunggu.”

L

Mwoya? Apartementku? Kenapa dia bisa berada disana? Bagaimana cara dia masuk?Aku berkutat dengan pikiranku mencoba memikirkan bagaimana namja itu bisa masuk dalam apartementku. Ah, aku baru ingat, pernah memberitahukan password kepadanya.
Yah,itu menjadi tempat pertemuan kami agar tidak dikepergok oleh netizen.Tapi jangan salah paham. Kami sama sekali tidak pacaran! Aku dan dia hanya sekedar teman.

Well teman dekat.

"Oppa,tidak perlu antar kedorm. Aku ingin singgah bentar ke apartementku." Ucapku pada manager oppa yang kini tengah mengendarai van menuju ke dorm T-ara.

"Araso. Perlu kujemput?”

"Aniyo oppa,aku bisa naik taxi pulang.”

Dan disinilah aku,depan apartement. Tapi apakah dia masih didalam? Mengingat isi pesannya sudah berlalu 2 jam.
Kutekan beberapa digit nomor pada ganggang pintu yang terdapat tombol nomor.Setelah bunyi bip,kuinjakkan kakiku kedalam.
Uhm.. sebuah sepatu milik namja masih terpajang indah didepan pintu. Itu artinya dia masih ada didalam.

"Hei L,kenapa tiba-tiba da-” ucapanku berhenti saat menangkap keadaan apartement terlihat berantakan.Beberapa kaleng bir berserakan dilantai dekat sofa dimana namja itu tengah duduk sambil meneguk bir kalengnya.Perlahan kuhampiri dia dengan tanda tanya besar dalam benak.

"L,apa yang terjadi padamu?” Setelah meletakkan tas slempang keatas sofa,aku ikut duduk dilantai tepat pada sampingnya.

"Waseo?"

Aku melirik pada kaleng-kaleng bir yang ada sekaligus menghitungnya.Yang berserakan ada 6 kaleng,sementara diatas meja masih ada satu yang belum dibuka dan satu tengah dinikmati oleh L.Total semua ada delapan kaleng.

"Kau menghabiskan itu semua?” Tanyaku pada L

"Eoh." Aku menatapnya takjub. Sebanyak itu telah dihabiskan,dia kelihatan masih sadar. Tidak mabuk sama sekali.

"Daebak~aku baru tahu kau sangat kuat dalam minum” cibirku yang ditanggapi senyuman kecut darinya.Detik berikutnya aku mengambil bir yang masih belum tersentuh,kubuka lalu meneguknya.Ah,sudah lama tidak menikmati bir.

"Jadi apa masalahmu?"

Ia meletakan bir yang diminum tadi keatas meja dengan satu tangannya masih menggenggam pada sisi kaleng tersebut.

"Aku ditolak."

"Mwo? Sama siapa?"

"Krystal."

"Kau sudah menyatakan perasaanmu padanya? Onje?” Tanyaku antusias. Dia memang pernah bercerita bahwa ia tertarik pada Krystal dan akan mengungkapkan perasaannya. Tapi tak kusangka akan secepat ini.

"Tadi."

"Dan hasilnya ditolak?”

Ia menggangguk, "Heol~bahkan kehidupan nyata kau tetap saja ditolak olehnya." Ejekku yang langsung mendapatkan death glare darinya.

Park Jiyeon Series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang