girl on the train

402 57 15
                                    

Seperti biasa,setiap harinya aku harus bangun pagi agar tidak ketinggalan kereta.Semenit saja kesiangan,dipastikan aku akan telat kesekolah.Aku harus menghadapi hal yang menyebalkan ini setiap pagi  karena jarak rumahku kesekolah sangat jauh dan butuh transportasi kereta.Meski sudah hampir dua tahun, tetap saja belum terbiasa. Aku selalu menguap ketika didalam kereta.Akh,seharusnya aku menyuruh eomma pindah dekat sekolahku saja.Dengan begitu aku tidak perlu bangun awal setiap pagi dan tak perlu menahan rasa kantuk sialan ini.
Namun tiba-tiba rasa kantuk ini hilang dalam sekejap setelah aku menangkap sosok seorang yeoja berambut pendek sebahu yang berhasil mencuri perhatianku.Dia terlihat sangat cantik dengan sebuah pita besar dirambutnya.Tanpa sadar,bibirku tertarik menjadi sebuah senyuman tipis.Namun senyuman ini memudar setelah ku lihat ada seorang namja yang berdiri tepat disampingnya apalagi yeoja itu terlihat bergelayut manja dilengan namja tersebut.Siapa dia? Itulah yang dibenak ku sekarang.

.

.

.

Semenjak hari itu,aku jadi sering melihat yeoja dan namja itu setiap pagi dikereta.Dan seperti biasa pemandangan yang kudapat selalu saja yeoja pujaanku menempel erat dan sesekali berusaha bergelayut manja pada namja tersebut padahal perlakuannya selalu ditolak oleh sang namja.Aku jadi heran dibuatnya dan jujur ada sedikit rasa kesal serta cemburu pada diriku.Kurasa aku sudah gila,bisa-bisanya aku menyukai seseorang pada pandangan pertama.Menggelikan memang,namun inilah kenyataan.Aku menyukai seorang yeoja yang bahkan tak kuketahui namanya.Kukembali lemparkan pandangan kearah mereka,meski kesal namun ini kesempatanku untuk melihat wajah pujaanku.

.

.

.

Pagi ini penumpang dikereta sangat ramai sehingga sangat padat dan sempit.Terpaksa kami yang tak mendapat tempat duduk harus berdiri dan berdempetan dengan orang-orang.Huh! Kulirik sekitar dan mendapati yeoja yang kusuka sedang kesusahan.Sepertinya ia juga merasakan kesal kayak aku karena sesekali ia mempoutkan bibirnya serta mendengus.Semua yang ia lakukan membuatnya terlihat imut.

Didetik berikutnya ia terlihat mengejar namja yang selalu dikejarnya seraya berkata,"Myungsoo-a,eodiga??"
Ia terlihat sulit untuk menjangkau langkah namja yang bernama Myungsoo dikarenakan ramainya orang dikereta ini.Tepat didekatku ia tak seimbang sehingga membuatnya hampir terjatuh.

HAP!

untungnya aku dengan sigap menahan lengannya.

"Gwenchana?" Tanyaku khawatir.

"Eoh gwenchana.Ghamsahamida" sahutnya tersenyum manis kemudian kembali mengejar namja yang bernama Myungsoo itu. "Myungsoo-a,tunggu aku!" Pekiknya

Kutatap punggungnya yang semakin lama menghilang dikerumunan orang-orang.Perlahan kuhembuskan nafas.
"Apakah ia hanya menatap namja itu?"

"Apakah ia tak melihat diriku?"

"Tentu saja ia tak melihat kamu,kalian saja tidak saling mengenal.Babbo."

.

.

.

Hari ini kereta tidak terlalu ramai penumpang sehingga membuatku lebih nyaman karena tidak perlu lagi berdempetan-dempetan seperti tempo hari.

Eoh,yeoja itu!

Ah,dia tetap saja manis seperti biasa.Dan lagi-lagi selalu saja ada namja berparas dingin itu.Apakah mereka berpacaran? Tapi sejauh ini kupantau sikap namja itu terlalu cuek terhadap yeojachingu nya sendiri.Ah,semoga saja tidak!

"Yak,Myungsoo-a!!" Tiba-tiba saja pekikan suara yeoja itu membuyarkan pikiranku.Kulirik yeoja itu nampak berkali-kali mengetuk pintu kereta api dengan sebal.Detik berikutnya aku mengerti situasi ini.Yeoja itu ditinggalkan oleh namja dingin tersebut.
Ia mulai berhenti mengetuk,perlahan kakinya melangkah menuju ke tempat duduk yang kosong seraya mengerucutkan bibirnya.Karena jarak kami tidak berpaut jauh,dapat kudengar gerutuannya "Huh,Myungsoo nappeun! Argh,,menyebalkan!!"

Perlahan dirinya yang mengerutu kesal mendadak berubah menjadi ekspresi ketakutan setelah adanya seorang ajushi duduk disampingnya.Ku tajamkan penglihatanku berusaha mencari tahu apa sebab perubahan mimik wajah yeoja tersebut.

Sial!!
ajushi itu melecehkan yeoja yang kusuka.

Dengan kesal dan emosi ku dekati mereka dan "HAP" Kutarik tangan ajushi tersebut.

"Ajushi,apakah tangan anda kegatalan?" Sengaja kukeraskan sedikit volume suaraku agar penumpang yang ada bisa tahu maksudku.Dan benar,kini hampir semua mata melirik ajushi ini sesekali berbisik.

"Aishh" umpat ajushi tersebut lalu dengan segera ia beranjak dari tempat tersebut.

"Gwenchana?" Tanyaku pada gadis tersebut.

"Eoh gwenchana,Ghamsahamida"

"Baekhyun."

"Ne?"

"Nae irieumi Baekhyun - Byun Baekhyun." Kuulurkan tanganku bermaksud mengajaknya berkenalan.

"Ahhh,," ia menjabat tanganku." Nan–"

"Park Jiyeon." Selaku cepat

"Eoh?Nan irieumi ottokhe ara?"

"Geuge." Kutunjuk dengan daguku serta lirikanku pada arahan nametag nya.

"Aahhh,,georokuna" jawabnya sambil tersenyum."

Setelah berkenalan ku mulai berbasa basi dengannya.Kuharap ini bisa jadi permulaan bagi kami.

.

.

.

Well,hubungan ku dengan Jiyeon semakin maju.Setidaknya satu minggu ini kami sudah mulai dekat bahkan kami sering bertukar pesan dimalam hari.
Seperti hari ini,kami lagi-lagi berbagi cerita didalam kereta.Tapi aku heran kenapa satu minggu ini namja yang selalu diikuti tidak terlihat.Apakah mereka bertengkar?

"Geuge Jiyeon-a.."

"Eum?"

"Nam..namja yang biasa selalu bersamamu kenapa tidak kelihatan lagi?"

"Namja?" Ia sedikit mengernyitkan keningnya berpikir apa yang kumaksud."Myungsoo maksudmu?"

"Ntahlah,aku tidak tahu namanya" bohongku

"Dia menyebalkan.Setiap hari  selalu saja beralasan agar aku tidak lagi menempelnya."

"Tapi kau tetap menyukainya bukan?" Lirihku pelan

"Nde?Kau bicara apa?"

"Aniyaaa..tidak ada apa-apa."

"Eoh,Myungsoo!!" Pekiknya tiba-tiba.Detik berikutnya ia segera beranjak menuju ke tempat namja bernama Myungsoo itu.

Kuhembuskan nafasku panjang melihat kepergian Jiyeon.

Tak lama kemudian Jiyeon menarik Myungsoo ketempatku.

"Myungsoo-a,ini teman baruku Byun Baekhyun."

"Byun Baekhyun imnida." Sahutku sambil mengulurkan tanganku.Tapi apa?Ia malah mengabaikan uluran tanganku.Sombong sekali !!

"Baekhyun-a,ini Myungsoo.Kim Myungsoo.Dia—"

"Namjachingunya." Sela namja tersebut.

Mata Jiyeon membulat,terlihat jelas dia kaget akan jawaban dari Myungsoo

Belum sempat ku tanya mengenai hal itu Myungsoo menarik Jiyeon agak kasar agar menjauh daei tempatku berada
"Kajja!"

Ige mwoya?Bukankah selama ini ia selalu mengabaikan Jiyeon tapi kenapa sekarang ia mengaku sebagai namjachingu Jiyeon??
Hhhhhhhhhh..lagi-lagi kuhembuskan nafas panjang.
Jiyeon-nae chok sarang-haruskah aku melupakannya?

Park Jiyeon Series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang