Give up (Re-publish)

171 18 12
                                    

Berubah.

Semua telah berubah.

Kehangatan yang selalu meliputi keluarga kecil milikku dulu kini sirna digantikan sebuah kedinginan yang membeku.Hilang semua kehangatan, keharmonisan,serta canda tawa didalamnya.Suatu kondisi yang telah ku lewati selama dua tahun penuh.Tentu bukan tanpa sebab perubahan ini, dan aku mengetahui penyebabnya.

Kehadiran 'Jung Soojung' - cinta pertama dan kekasih pertama suamiku.

Gadis dengan wajah menawan itulah penyebab perubahan suamiku -Kim Myungsoo-namja yang sangat kucintai.

Dia telah menduakan diriku.

Kecewa? Marah?

Tentu saja itu yang kurasakan saat pertama kali mengetahuinya bahkan sampai detik ini pun rasa itu masih ada dalam diriku. Namun aku tidak ingin berpisah darinya,aku tidak bisa dan tidak boleh bercerai dari lelaki itu.
Kim Soyeon,gadis manis berusia 4 tahun-buah hatiku-dialah alasan paling utamaku mempertahankan Myungsoo.Aku tidak ingin gadis kecil yang sangat kucintai tidak memiliki appa diusia dini.Dia masih membutuhkan kasih sayang dari seorang appa.

※※※※

Seperti biasa,tiap pagi setelah menyiapkan air hangat dan pakaian kantor Myungsoo,Jiyeom beralih pada ruang dapur untuk menyediakan sarapan pagi buat kami.Tidak spesial menu hari ini, Jiyeon hanya menyiapkan sandwisch,sepiring telur mata sapi dilengkapi segelas susu.

Derap langkah mulai tertangkap oleh indra pendengar Jiyeon,Myungsoo sudah keluar dari kamar dengan pakaian kerja rapi. Segera Jiyeon lepaskan celemek yang melekat pada tubuhnya menghampiri lelaki berstatus suaminya.

"Kau sudah bangun oppa.Kemarilah sarapan sudah siap." Sapa Jiyeon tersenyum mendorong Myungsoo agar duduk dimeja makan.Setelahnya baru dia mengambil posisi untuk duduk tepat dihadapannya.

Myungsoo mengambil sendok dan garpu mulai menyantap sarapan pagi yang telah disiapkan.Begitu juga dengan Jiyeon. Mereka menikmati sarapan pagi dalam diam tidak ada diantara keduanya yang memulai pembicaraan.
Ini sudah terbiasa,namun tetap saja Jiyeon tidak menyukai atmosfer seperti ini.Sesekali dia melirik Myungsoo yang terlihat tidak nyaman dengan keadaan sekarang.

Dan itu benar.

Myungsoo beranjak setelah meneguk habis gelas susu yang Jiyeon siapkan.

"Aku selesai." Ucapnya dingin seraya mengambil tas kantor yang diletakkan pada kursi kosong sampingnya.

"Chakam oppa."

Myungsoo terdiam dan membalikan tubuhnya menatap Jiyeon. Saat didekatnya aroma maskulin tercium oleh Jiyeom. Aroma tubuh suami yang sangat disukainya. Kedua tangan Jiyeon terulur kebagian lehernya untuk merapikan dasi yang dikenakan. "Dasimu berantakan oppa."

"Cha,sudah rapi." Ucapnya tersenyum, mendongak kepalanya menatap sang suami. Berharap akan menerima sebuah ucapan terima kasih yang disertai senyumnya, berharap adanya sebuah kecupan lembut dikening seperti dulu.Namun itu hanya harapan kosong Jiyeon.Jangankan ucapan maupun kecupan hanya sekedar menatap sosok istrinya saja Myungsoo tidak melakukannya.

"Aku berangkat dulu." Ucapnya dingin.

Begitu sosoknya menghilang dari balik pintu tersebut, Jiyeon menghela nafas dan memegang bagian dadanya yang terasa sakit. Kedua matanya terasa panas dan berair.

"Oh, ayolah Jiyeon! Bukankah kau sudah terbiasa dengan semua ini ? Jangan cengeng,ini tidak seperti dirimu." Batin Jiyeon.

※※※※

Jiyeon pov

Soyeon,gadis manis milikku telah terjaga dari tidurnya.Ia sudah rapi dan terlihat cantik.

Park Jiyeon Series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang