9

163 70 1
                                    

Hold me tight

...


Hari beranjak sore, kami berdua sampai dirumah sebelum hujan turun. Langit yang tadinya cerah berubah menjadi mendung, awan hitam banyak menggelantung disana.

Aku bergegas turun dari  motor, berdiri disamping Naufal yang sudah melepas helm fullfacenya.

"Udah sana pulang. Makasih."

"Loh, kok ngusir sih?"

"Terus lo mau diem disini gitu?"

"Ya, enggak gitu juga kali."

"Yaudah. Pulang sana!"

"Iya Astrid. Gue pulang nih. Hati-hati ya."

"Iya. Lo juga hati-hati."

"Acie, mulai perhatian sama gue."

"Dicemasin malah banyak bacot gini!"

"Nah, gitu ngegas. Ini baru Astrid. Gue pulang."

Naufal kembali memakai helm, motornya perlahan melaju meninggalkan kawasan rumahku. Setelah tidak terlihat, aku masuk kedalam rumah untuk beristirahat.

...

"Astrid udah pulang kok."

"Sama Raden?"

"Bukan. Sama si Naufal."

"Syukur kalau sudah pulang, Papa tutup dulu ya. Masih banyak kerjaan soalnya."

"Iya."

Aku Kembali menyimpan ponsel keatas nakas samping tempat tidur. Setelah mandi dan berganti pakaian tadi, aku merebahkan tubuh diatas kasur dan menonton drama yang baru saja aku download siang tadi. Ceritanya lumanyan seram, tapi juga banyak kelucuannya yang membuatku tertawa menyaksikannya.

Ponsel berbunyi lagi, aku mengambilnya kembali. Sebelah alisku terangkat saat melihat nomor tidak dikenal yang menghubungiku ini, ragu-ragu aku mengangkat telepon tersebut.

"Hallo. Selamat malam. ini dengan saya Naufal Dirgantara, bisa bicara dengan Astrid?"

"Eh elu. Gue kira siapa."

"Lu kira siapa hayo? Hyunjin StrayKids atau Junho X1?"

"Ngelantur aja kalo ngomong. Apaan pake nelpon gue segala?"

"Line lo gak aktif, jadi gue telepon. Ohya, lo udah makan belum?"

"Belum. Bentar lagi mau masak mie."

"Gue ke rumah lo ya! Disuruh Bunda nganterin makanan ke elu. Ribet banget nih nyokap gue."

"Yaudah, gue tunggu."

Aku mematikan telepon secera sepihak dan kembali sibuk menonton  drama yang masih ditampilkan di layar laptopku.

Sedang asik-asiknya menonton, perutku tiba-tiba berbunyi meronta minta segera diisi. Memang perutku ini tidak dapat diajak kerjasama.

Dengan malas setengah jiwa, aku turun dari atas kasur dan keluar kamar berjalan menuju dapur untuk memasak mie.

Setelah mie matang, aku kembali berjalan menuju ruang makan. Aku baru saja duduk, tapi bel rumah berbunyi beberapa kali membuatku dongkol mendengarnya.

"Siapa sih!"

Aku mendatangi pintu utama, melihat dari jendela siapa yang datang malam-malam seperti ini. Mataku sedikit melebar saat melihat Naufal sudah berdiri disana.

LOVE : MYSELF [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang