11

154 67 2
                                    

Downpour


...

Bel pertanda berakhirnya pelajaran sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu, keadaan kelas juga sudah sangat sepi tinggal aku sendiri yang masih berada disini.

Agnes berpamitan untuk pulang cepat karena harus menemani kakaknya belanja keperluan rumah dan Naufal, si kecebong besar itu belum juga menunjukan batang hidungnya semenjak tadi pagi. Bahkan waktu istirahat kami tidak bertemu.

"Makan cimol enak kali ya?" Monologku sambil memasukan buku-buku kedalam tas punggung.

Aku segera bangkit dari duduk lalu menggendong tas di punggung, berjalan keluar kelas menuju gerbang depan untuk membeli cimol yang tiba-tiba aku inginkan.

Tepat sesudah melewati gerbang, tanpa bisa diprediksi rintik hujan perlahan turun silih berkejaran tertiup oleh angin membuatnya menjadi hujan yang cukup lebat. Aku berlari secepat yang aku bisa, berusaha mencari tempat teduh dan pilihanku jatuh pada halte yang masih berada didekat gerbang.

Aku memeluk tubuh sendiri, udara semakin terasa dingin menusuk kulit. Bibirku bergetar berubah pucat, gigi mulai bergemeletuk menahan hawa dingin yang menyelimutiku. Sekarang aku meruntuki keinginan untuk memakan cimol tadi.

Ditengah hawa dingin, aku merasakan sesuatu menempel di punggungku membuatnya terasa hangat. Aku menoleh dan mendapati Naufal tiba-tiba saja sudah berada dibelakangku dengan keadaan seragamnya yang sudah basah kuyup.

"Naufal." Ucapku sendu.

"Ngapain lo ujan-ujanan disini?"

Lah, dikira lagi syuting film india apa pake hujan-hujanan segala? Kurang kerjaan banget sumpah.

"Siapa yang ujan-ujanan? Gue cuma kejebak tadi mau beli cimol, lapar." Ucapku membela.

Naufal menghembuskan nafas lelah, dia duduk disampingku dengan gelisah.

"Tadi pas istirahat minum vitamin? Udah makan siang?" Tanya Naufal.

Aku mengangguk sebagai jawaban. Aku memperhatikan keadaan Naufal dari samping, wajahnya dipenuhi air hujan yang berjatuhan dari atas rambutnya membuat wajahnya terlihat lebih berkarisma dan keren dari biasanya.

Aku merasa kasihan melihat Naufal yang basah kedinginan, aku hendak melepaskan jaket yang sudah melekat dipunggungku, namun segera dihentikan oleh Naufal.

"Udah, diem. Pake aja." Kata Naufal.

"Terus lo gimana? Mau mati kedinginan iya?! Jangan so kuat deh." Ucapku sedikit membentak.

"Enggaklah, gue masih pengen hidup ya." Kata Naufal ketus.

"Yaudah pake jaketnya." Kataku.

"Bentar, lo tunggu dulu. Jangan kemana-mana. Awas aja kalo kabur!" Kata Naufal galak membuatku ciut seketika.

Naufal berlari entah kemana, tubuhnya tersamarkan oleh rintik hujan yang semakin lebat. Kadang aku suka memaki kebodohan Naufal yang sering muncul kepermukaan seperti saat ini, sudah tahu sedang hujan tapi dia masih saja menerobosnya.

LOVE : MYSELF [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang