Brakk!!!
Pintu ruang kelasku terbuka dengan keras.Kami semua sangat terkejut.
Siapa sih yang bertindak kasar seperti itu?
Hello ini bukan adegan film India yang harus hancurin pintu segala demi terlihat keren.
Ini kampus.
Orang macam apa sih yang berbuat ulah gak jelas gitu.
Untung saja,tidak ada dosen.Rio bergegas kearah pintu,bersamaan dengan munculnya si pelaku.
"Ada apa kak?"tanya Rio heran melihat si pelaku yang malah celingak -celinguk.
"Cari siapa?"tanya Rio lagi.
"Yang jelas,gak nyariin kamu lah"jawab si pelaku.
Sial,suara itu lagi.
Mau apa lagi sih?"Nyet,sepupunya Elisa tuh"kataku pada Dion.
Dion menoleh kearah Elisa yang sibuk dengan handphonenya."Bek,sepupu kamu tuh".
"Bang Igar?ah malas ah bukan nyariin aku kok"sahut Elisa cuek.
"kalo bukan nyariin kamu,terus siapa dong?"tanya Dion bingung.
"Noh,si kancil"sahut Elisa.
Apa?!
Aku?apa urusannya sih?"Cil,dia nyari kamu"ucap Dion pelan tapi sukses bikin kuping pedes.
"Aku nyari Havita!"teriak Dhigar.
Rio sampai menutup telinganya,tak habis pikir kenapa cowok pembuat ulah berbicara sekeras itu,seolah Rio tuli.Aku pura-pura tidur dengan bersandar di bahu Bintang yang memang sejak tadi tidur.Bahkan suara sekencang tadi tak mampu untuk membangunkannya.Hebat bukan si bou satu ini?
"Eh Havita tidur"kata Dion sekenanya.
Kayaknya Dhigar mendekat.Aku masa bodoh.
"Kok dia tidur sih?malah nempel-nempel sama cowok ini lagi"komentar Dhigar.Ukh!pengen ketawa rasanya,tapi ditahan aja.
"Lah emang napa?kan Havita pacarnya Bintang"jawab Dion polos.
Bruaak!
"Aduh setan lu bek,pinggangku"jerit Dion.Entah apa yang di lakukan Elisa padanya.
"Makanya kalo ngomong di pikir dulu nyet!Havita bukan pacarnya Bintang tau!ih bacot mu Nyet!"pekik Elisa terdengar gusar.
Plakk!
"Aduh mamaaaaa.....sakit!"teriakku kesakitan.
"Ya ampun Cil,gak sengaja"kata Elisa.
gak sengaja dengkulmu!
Kepalaku sakit bangat kena pukulan nyasar gini.
"Kamu sih nyet kok menghindar sih?tuh kan Havita yang kena.Terima aja kenapa sih?"dumel Elisa.
Demi Tuhan,
Aku kok baru sadar,mereka dua itu emang koplak ya?"Masih waras bek,ya kali aku terima aja kena gampar sadis macam tadi,ogah...."sahut Dion.
Dhigar menarikku pergi meninggalkan Elisa dan Dion yang masih sibuk berdebat.
Terus terang,kepalaku berdenyut dan pipiku terasa panas.Elisa pakai tenaga dalam kali ya makanya sesakit ini.
"Masih sakit?"tanya Dhigar melihatku yang masih kesakitan.
"Hmm"sahutku datar.Ya kali uda tau sakit pake nanya lagi.
"Coba aku lihat"kata Dhigar.
"Gak usah"tolakku memalingkan wajah.
"Ini semua gara-gara kamu!".
Dhigar terkejut aku menyalahkan dia."Kok salahku sih?kan yang mukul bukan aku tapi Elisa"katanya bingung.
Ih pengen ku tampar pake high heels ini orang.Atau kujedotin aja kepalanya di tembok.Ngeselin!
"Kalo bukan karena ulah kamu ngelabrak pintu aku gak bakalan kena gampar nyasar tau!"dengusku kesal.
"Loh,jangan salahin aku dong,pintunya keras susah di buka ya aku tendang aja"ucap Dhigar santai.
Sumpah,dia ini anak semester berapa sih?kok bego yah?
"Kan bisa di ketuk"kataku geregetan.
"Iya juga sih"Dhigar menatapku salah tingkah.
"Sok keren!"umpatku.
"Bagus kan?"tanyanya pede.
Aku mencebik,rasanya benaran pengen ku gilas pake anak cobek.
"Dasar aneh"kataku.
"Gak kok"jawabnya.
"Kan bisa di ketok,gak usah di dobrak.Pasti ada yang dengar"kataku lagi.
Dhigar tersenyum lebar.
"Kalo hati kamu ku ketuk,kamu dengar gak?"tanyanya lembut.
Jadi aneh lihat Dhigar bicara selembut ini.
"Aku gak bakalan mau dengar"kataku mulai gusar.
"Oh ya uda aku bakalan dobrak aja lagi kayak pintu tadi"katanya bersikeras.
Kok Dhigar malah jadi gombal kayak gini sih?
"Pemaksa!"ketusku.
"Biarin".
"Yang di paksa itu gak baik tau!".
Dhigar menatapku cukup lama.
"Selama kamu gak membuka hatimu,aku akan berbuat ulah terus menerus...."ujarnya.
Aku terpana,apa maksudnya coba?
Ah dasar aneh,biar saja dia berbuat sesuka hatinya.Takkan ada hubungannya denganku bukan.Itu kemauannya sendiri untuk berbuat ulah.
Dasar Dhigar jelek!
Ukh masa sih Dhigar jelek?
Oh lupa kasih tau kalian ya?Dhigar itu kayak apa?Sedikit ku beri tahu yah.
Dhigar itu gak putih,dia punya kulit eksotis.Hidung mancung,tinggi pake iya.Alis tebal dan juga sorot matanya yang teduh tuh bikin nyesek.Walau saat ini aku tidak punya rasa istimewa buat dia.
Kalau mau berhayal tentang Dhigar,bayangin aja tuh artis cowok India sana.Hehe walaupun badannya gak kekar-kekar amat sih tapi,tampang dan body model lah,cucok dah!
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet You,Again
RomanceKisah tentang dua insan yang saling mencintai.Tentang rindu yang tak tersampaikan dan di suatu waktu mereka kembali di pertemukan.Bagaimana kisah ini? Ikuti yah