Ribut lagi

15 0 0
                                    

Daffa dan Mikayla terlihat mendekatiku.Upsss,aku sedang berada di salah satu tempat favoritku,Perpustakaan fakultas.

"Hei mungil apa kabar?"sapa Mikayla penuh semangat.

"Eh,kak Mika....kak Daffa ayo sini"kataku menepuk bangku kosong disampingku.

"Bang Igar oneng!"pekik Mikayla bete.Aku bahkan hampir terjungkal ketika menyadari jika bangku kosong yang tadi harusnya untuk Mikayla sudah ditempati oleh si pemarah.

"Apa?"tanya Igar cuek,tanpa merasa bersalah sama sekali.

"Itu buat aku tahu!"sungut Mikayla jengkel.

"Siapa peduli,aku duluan"katanya acuh.

Sinting!
Dasar si pemarah sinting.Bikin jengkel aja

Aku berdiri,ogah rasanya duduk berdampingan dengan manusia beretika absurd seperti si pemarah.

Dia Menoleh kearahku.Ih ingin rasanya ku colok matanya,sebal!

"Kenapa berdiri?"tanyanya.

"Bukan urusan kamu"kataku acuh.Pergi meninggalkan si pemarah di ikuti oleh Mikayla dan juga Daffa.
Kami berpindah ke meja lain

"Kak Daffa,ini aku kurang ngerti.Caranya gimana sih?"tanyaku ketika merasa sulit menyelesaikan tugas yang sedang ku kerjakan.

"Oh ini,mudah aja kok.Sini aku kasih contoh"Daffa menulis jawaban dari beberapa pertanyaan yang ada.

"Lemot!"ejek suara itu.
Gak usah di lihat juga aku tahu siapa.

"Ngapain sih kamu disini?!"gerutu Mikayla tak suka.

Aku cuek saja,memilih melihat cara Daffa menyelesaikan soal yang tak ku pahami.

Kalian bisa lihat.
Bedanya Daffa dan si pemarah?
Bedaaaaaa jaaauuuuh bangat kan.

"Daff,sejak kapan kamu jadi dosen dadakan gini?di bayar berapa sih sama dia?kamu kan berduit,pasti gak butuh bayaran dari dia kan?"kata Igar tajam.

Emang benar ya dia itu gak waras!

Aku menatapnya,tanpa rasa takut sama sekali.

"Aku gak tahu otak kamu terbuat dari apa?mulut kamu pedas bangat kayak cabe mercon.Kamu itu cowok apa bukan sih?nyinyir gak jelas!"kataku tajam.

"Aku gak tahu urusan aku sama kamu itu apa?tapi kenapa kamu sewot bangat sama urusan aku?kamu bukan kak Hana,bukan siapa-siapanya aku jadi berhenti untuk usil.Aku gak suka!".

Menarik buku catatanku kasar dari atas meja,memasukannya kedalam tas  lalu beranjak,melangkah melewati si pemarah sialan.
Aku dengan sengaja menyenggolnya dengan tasku dengan kasar.

"Bang,kamu ini kenapa sih?apa masalah kamu sama Havita sih sampe kamu bersikap kayak gini?!"tanya Daffa yang masih sempat aku dengar.Sebelum aku benar-benar menjauhi perpustakaan.Bete!
Kenapa dia selalu saja bersikap seperti itu padaku.Aku tak punya urusan lagi dengannya setelah kejadian dulu,dan aku merasa itu tidak penting untuk di ingat.

Apa selain pemarah dia juga pendendam?
Kalau benar,komplit sudah
Dasar pemarah,pendendam dan penganggu sinting!!!

When I Meet You,AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang