Pertanyaan Kak Hana

10 0 0
                                    

Aku mengetuk-ketuk meja dengan gelisah.Entah kenapa aku tak tenang ketika kak Hana meminta untuk bertemu.Kebetulan aku ada di perpustakaan dan kak Hana akan menyusul kesini.

"Sayang,lama nunggunya ya?"sapa kak Hana sembari duduk di kursi depan meja.

"Gak kok sekalian aku lagi baca juga jadi gak terasa"kataku sambil tersenyum.

Kak Hana mangut-mangut.

"Ehm,emang kakak mau bicara soal apa"tanyaku karena kak Hana malah terdiam cukup lama.

"Maaf sayang,jangan marah.Tapi Julian itu siapa?"tanya kak Hana.

Sekarang aku mengerti pasti ada hubungannya dengan Dhigar,memang kepala batu tuh orang.

"Pasti Dhigar kan yang ngomong sama kakak,lagian ngapain sih dia mau tau urusan aku?!"kataku bete.

"Kamu itu gimana sih sayang,Dhigar itu perlu tau.Dia itu kan pacar kamu dek!"kata kak Hana.

Keterlaluan!
Aku tersenyum tipis menatap wajah kak Hana,pertanyaan kak Hana tentang Julian saja sudah bikin pening ditambah lagi pernyataan soal Dhigar pacar aku.

"Nah sekarang jawab pertanyaan kakak,siapa Julian?".

Aku sudah tidak tahu lagi mau menjelaskan bagaimana.Ini semua salah sangat salah.

"Maaf kak,aku gak bisa ngomong apa-apa soal Julian.Aku...."kepalaku terasa semakin berat saja.
Pandanganku memburam dan semuanya menjadi gelap.

                                *****

Samar-samar aku mendengar suara perdebatan,tidak begitu jelas.Mataku terlalu berat untuk terbuka.

Tuhan,aku sedang ada dimana?

Entah berapa lama,aku mulai mengerjabkan mata,mencium bau obat yang menusuk aku tahu aku berada di rumah sakit.

"Eh dia sudah sadar tuh"ucap seseorang.

"Hei Cil,kamu gak apa-apa kan?"tanya Bintang.Aku tersenyum ah ternyata mereka.Aku senang karena mereka bersamaku.

"Tadi kak Hana menelpon katanya kamu pingsan di perpus.Untung aja Bou belum pulang jadi bisa ngantar kamu kesini"ujar Dion.

"Thanks Bou,aku sayang kamu"kataku sambil tertawa ceria.

"Ciih,jadi cuma Bou doang yang di sayang?aku gak?"tanya Elisa manyun.

"Aku padamu bek"sahutku membuat Elisa sumringah.

"Ehm,terus aku di anggap apaan?"rajuk Dion.

"My lovely mood booster"kataku sambil memberi cium jauh.

"Iieeeeuuuh"jerit Elisa dengan wajah pura-pura jijik.

Kami tertawa bersama,ah senangnya punya sahabat sebaik mereka.

Hari itu entah kenapa kak Hana tidak datang.Ya walaupun di hari yang sama aku juga balik kerumah.Daripada di rumah sakit mending aku istirahat di rumah saja.Elisa memutuskan untuk menemaniku karena takut terjadi apa-apa.Padahal aku merasa baik-baik saja.Tapi Elisa terlalu keras kepala dan jadinya dia menginap di tempatku.

Aku tak tahu,kenapa Dhigar bersikap seolah-olah aku pacarnya.Apa sikap ketusku selama ini tidak berpengaruh padanya?
Dhigar kamu itu orang apa alien sih?Harusnya dia sudah sakit hati karena sikapku yang selalu menolaknya.
Tapi bukannya menjauh malah ada saja ulah yang ia lakukan.

Pusing pala Havita Tuhan.

When I Meet You,AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang