[4] Menolong dapat menambah teman

1.8K 366 427
                                    

-----

Karena akan ada saatnya kau membutuhkan seseorang dan seseorang membutuhkanmu.

-----

Feli memasuki rumah sakit tempat wanita tadi dibawa. Dia melihat sekeliling rumah sakit tersebut, mencari orang yang pantas untuk ditanyainya. Dia melangkah mendekati tempat yang terdapat suster di sana.

"Maaf Sus, mau nanya, tadi pagi ada ibu hamil yang kecelakaan terus dibawa ke sini pakai ambulance, nggak?"

"Oh iya ada, dia sudah dipindahkan ke kamar rawat inap," kata suster itu sambil menatap Feli.

"Kamar berapa, Sus?" tanya Feli.

"Tunggu kami cek dulu," kata suster itu lalu mengambil buku catatannya. "Kamar... 28."

"Berarti di atas yah?" tanya Feli lagi.

Suster itu mengangguk. "Iya."

"Kalau begitu saya ke atas dulu yah Sus, makasih sebelumnya." Feli tersenyum sebelum meninggalkan tempat tadi lalu melangkah mendekati lift untuk ke lantai 3.

Di dalam lift itu, dia hanya menatap nomor lantai demi lantai yang telah dilaluinya. Saat pintu lift terbuka, Feli keluar dari lift itu dan berjalan sambil melihat angka yang terpajang di setiap kamar.

"25...26...27...28... Nah!" hitungnya sambil berjalan melalui kamar.

Feli melihat angka 28 di depan kamar tersebut, dia membuka pintu kamar itu perlahan-lahan. Saat dia mendengar suara dari dalam kamar itu, diapun menahan pintu tersebut sehingga hanya terbuka setengah saja.

"Kamu jangan nangis lagi, ibumu baik-baik saja," kata seorang lelaki yang mungkin suami dari wanita tadi.

"Tapi, bagaimana kalau ibu sampai tau dia keguguran?" tanya seorang gadis seusia Feli yang duduk di samping ranjang.

Lelaki itu tidak menjawab sama sekali, dia hanya menatap wajah istrinya yang terbaring di atas kasur rumah sakit itu.

Feli menghentikan niatnya untuk menemui ibu itu, sekarang dia sudah bisa tenang karena mengetahui kalau ibu itu sudah bertemu dengan keluarganya. Feli menutup kembali pintu kamar itu dengan rapat, tapi tiba-tiba saja pintu itu ditarik masuk sehingga Feli juga ikut tertarik.

"Eh maaf," kata gadis itu ketika melihat Feli terjatuh di atas lantai.

Feli menaikkan kepalanya untuk melihat wajah orang yang berbicara padanya. "Nggak... nggak apa-apa kok."

Gadis itu mengulurkan tangannya untuk membantu Feli berdiri, Feli pun menerima uluran tangan gadis itu.

"Kalau boleh tau, lo ngapain ada di depan kamar ini?"

"Eh? itu... anu... tadi...." Feli gugup, dia merasa canggung karena baru melihat orang itu.

"Kalau lo gak bisa jawab juga gak apa-apa."

"Bukan, bukan itu maksudku."

"Terus?"

"Ceritanya panjang, kita duduk di sana dulu." Feli menunjuk kursi yang terletak di samping kamar itu, mereka duduk bersama di sana.

"Jadi, tadinya gue ke sini untuk mengecek ibu yang terbaring di dalam itu."

"Maksudmu ibuku?" tanya gadis itu.

Feli mengangguk. "Tadi pagi gue lihat dia mau menyebrang dan saat menyebrang... tiba-tiba saja ada motor yang melaju dengan kencang, dan ibumu tersenggol lalu jatuh di atas aspal," jelas Feli.

Still You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang